Kalender Caleg Tersebar di Maulid Nabi, Panwascam Kaji Pelanggaran Pemilu

Kalender Caleg Tersebar di Maulid Nabi, Panwascam Kaji Pelanggaran Pemilu

BALARAJA – Tersebarnya kalender calon legislatif (caleg) dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menuai protes. Entah siapa yang membawa dan membagikan, panitia kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Jamiatur Rohmat, Desa Cangkudu, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang dibuat repot akibat adanya penyebaran kalender caleg dalam acara Maulidan yang diselenggarakan Jumat (7/12) malam. Kalender bergambar caleg DPRD Provinsi Banten Miptahudin dan caleg DPRD Kabupaten Tangerang Wisnu Yudha Mukti itu, dibagikan tanpa sepengetahuan panitia. Romdoni salah seorang panitia, mengaku mengetahui pembagian itu saat salah satu jamaah mengeluh. Menurutnya, salah satu jamaah karena dimintai iuran Maulid tapi malah ada pembagian kalender caleg. "Awalnya kami tidak ngeuh karena masing-masing sibuk acara. Saat ada ibu-ibu mengeluh, disitulah kami tahu," ujarnya. Romdoni melanjutkan, saat mengetahui kejadian itu, ia langsung berkomunikasi dengan panitia lain. Kemudian tidak ada panitia yang tahu pembagian itu. "Salah satu panitia yang tahu siapa yang menelusuri seorang perempuan," tambahnya. Pembagian kalender itu pun langsung dihentikan. Menurut Romdoni, pembagian kalender itu merupakan cara tidak elegan dalam berkampanye. Acara maulid itu, kata Romdoni, terselenggara karena iuran warga dan donatur. Tidak ada sedikit pun dana dari caleg. Ketua Panwascam Kecamatan Balaraja Muhamad Supni, mengaku mengetahui adanya pembagian kalender tersebut dari panitia Maulid. "Iya, jadi semalam saya dikonfirmasi panitia jam 10 malam, ada pembagian kalender di acara muludan, di Cangkudu, kami langsung meluncur ke lokasi, dan melakukan tindakan pencegahan berupa penghentian pembagian," kata Supni. Sejauh ini Supni mengaku, tengah melakukan pendalaman dan kajian dalam kegiatan tersebut. Namun, dirinya mengaku belum bisa menjelaskan sanksi apa terhadap caleg tersebut. "Untuk sanksi saya belum bisa konfirmasi, karena harus dilakukan pendalaman dan kajian terlebih dahulu. Kami masih mengkaji apakah ini benar disengaja oleh tim kampanye atau tidak, kami menyayangkan bahan kampanye tersebut yang seyogyanya tidak dilakukan bukan pada acara kegiatan keagamaan dan di lingkungan tempat ibadah," akunya. Namun Supni mengaku, telah memasukkan peristiwa tersebut untuk di register. Untuk tahap selanjutnya dilakukan klarifikasi dan kajian. Sementara itu, Wisnu Yudha Mukti mengaku dirinya tidak mengetahui adanya pembagian kalender tersebut. Namun dirinya memastikan tidak ada ada pembagian kalender, sepertinya apa informasi yang tersebar tersebut. "Acara muludan diselengarakan di jalan gang mesjid dengan panggung utama ada di halaman mesjid. Di jalan itu ada warung, kalender tersebut di simpan di warung. Jadi ketika ada yang beli di kasihlah itu kalender. Karena antusiasme warga yang ingin juga kalender, akhirnya warga pada ambil itu kalender di warung. Warga yang mengambil kalender itu juga memberikan kepada warga lainnya (sistem over). Jadi tidak ada pembagian kalender di dalam mesjid atau majlis" ujar Yudha, menirukan laporan dari simpatisan yang melaporkan kepadanya. Yudha yang juga Ketua DPD PKS Kabupaten Tangerang itu juga meminta maaf kepada panitia atas peristiwa tersebut, dan ia pastikan bahwa dirinya tidak mengetahui pasti adanya pembagian kalender yang kemudian menjadi masalah. "Mohon maaf kepada panitia atas kejadian ini, karena ini terjadi memang benar-benar tanpa sepengetahuan saya," aku Yudha.(din/mas)

Sumber: