Adik Airin Diculik Tuan Tanah

Adik Airin Diculik Tuan Tanah

TANGERANG-Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany bermain lenong. Dia beradu akting dengan pelawak senior Bolot dan Narji di atas panggung. Pejabat daerah seperti Dandim 0506/Tangerang Letkol Inf Faisol Izuddin Karimi, Kajari Tangsel Bima Suprayoga dan Kapolres Tangsel AKBP Ferdy Irawan juga ikut berakting. Para pejabat daerah itu melakonkan cerita Jawara di Tanah Tersingkir. Dalam lakon itu, Airin berperan sebagai Farida, istri Gubernur Banten. Sedang Gubernur Banten diperankan tokoh H. Sukur, seorang tuan tanah. Farida memiliki adik bernama Fatimah. Kemudian, H. Bolot dan Hj. Tonah memerankan kedua orangtua Farida. Sedangkan Kajari Tangsel Bima Suprayoga berperan sebagai Rozak kakak kandung Farida. Dalam kisah yang berlatar Tangsel zaman dulu itu, diceritakan Fatimah diculik oleh tuan tanah yang picik (diperankan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangsel Toto Sudarto). Penculikan itu dilakukan dua jawara bayaran utusan sang tuan tanah, lantaran H. Sukur tak mau menjual tanahnya. Dua penculik diperankan oleh Kapolres Tangsel AKBP Ferdy Irawan dan Dandim 0506 Tangerang Letkol Inf. Faisol Izuddin. Pada akhir cerita, sang adik berhasil diselamatkan oleh kelompok jawara yang dikomandoi oleh Sekda Kota Tangsel Muhamad. Dalam lenong tersebut, para pemain mengenakan pakaian khas Betawi dan sarung yang dikalungkan untuk pemain pria. Sedangkan Airin mengenakan baju biru bermotif batik dan kerudung warna kuning. Selama jalannya pertunjukan, sesekali Airin melemparkan guyonan dengan membawa-bawa jabatan mereka masing-masing ketika berakting. Ceritanya, Farida (Airin) harus memarahi kakaknya, Rozak (Kajari), karena tak kunjung menemukan Fatimah yang telah diculik. “Kapan lagi saya bisa marah-marahin kepala kejari,” ujarnya selepas memarahi Rozak yang saat pentas diperankan Kajari Tangsel Bima Suprayoga. Para penonton pun tertawa. Airin pun ikut tertawa. Bima juga tak bisa menahan tawanya. Lenong Jawara di Tanah Tersingkir ini merupakan rangkaian Festival Lenong Betawi 2018 yang digelar Lembaga Budaya Betawi (LBB) bersama Dinas Pariwisata Kota Tangsel pada Minggu (18/11) lalu. Airin mengaku akting lenong ini bukan pertama kali dilakukannya. Sebelumnya, pada festival serupa tahun lalu, dia juga pernah memerankan pemain lenong. “Ini pengalaman yang kedua kalinya, pengalaman berharga dan mendapat sesuatu yang baru bagaimana kita berimprovisasi yang benar. Bagaimana kita bercerita dan bagaimana memberikan edukasi kepada masyarakat dalam sebuah cerita yang dikemas dalam sebuah drama yang menarik. Susah-susah gampang main lenong," akunya. Airin berharap naskah lenong yang membicarakan masalah persoalan tanah bisa memberikan pelajaran kepada masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungannya masing-masing. Lenong ini juga sebagai bagian dari strategi komunikasi pemerintah dalam menjalin komunikasi budaya, karena lebih lentur. “Tentu kita berharap, peduli terhadap lingkungan. Dari kegiatan ini, siapa lagi yang mencintai budaya kita sendiri kalau bukan kita sendiri,” ujar Airin yang saat itu tampil anggun dengan baju adat khas Betawi. Selama berjalannya pertunjukan, warga terlihat antusias menyaksikan hiburan langka di tengah-tengah mereka. Aksi kocak para pejabat di atas panggung terbukti mampu membuat gelak tawa para penonton. (mg-01/bha)

Sumber: