Belum Sebulan Digelar Deklarasi Anti-Kekerasan, Tawuran Siswa Telan Nyawa

Belum Sebulan Digelar  Deklarasi Anti-Kekerasan, Tawuran Siswa Telan Nyawa

CIPUTAT-Tawuran antar-siswa kembali menelan nyawa. Tawuran yang pecah di wilayah Jakarta Selatan ini, korbannya salah satu siswa SMK di Kota Tangsel. Kejadian ini, disesalkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangsel. Maklum saja, beberapa waktu lalu Dindikbud getol mendatangi sekolah dan melakukan deklarasi anti-narkoba, tawauran dan kekerasan. Diketahui, korban tewas dalam tawuran itu adalah Muhamad Hindy Fadilah (17), siswa kelas 12 SMK Sasmita Jaya 2 Pamulang. Ia menjadi korban pengeroyokan siswa di kolong Tol Deplu Raya, Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Rabu (31/11) malam hingga membuatnya meninggal. Kepala Dindkbud Kota Tangsel Taryono mengatakan, kaget dan menyesalkan kejadian tersebut terlebih saat mendengar ada siswa yang meninggal. "Untuk mencegah hal tersebut tidak terjadi, sebenarnya kita sudah melakukan berbagai upaya," ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Jumat (2/11). Taryono menambahkan, Dindikbud bersama kepolisian, TNI dan Kejaksaan telah melakukan kegiatan masuk ke sekolah-sekolah. Terutama ke SMK Sasmita Jaya Pamulang yang belum lama ini juga ada siswa yang menjadi korban tawuran sampai meninggal. "Kita masuk sekolah untuk sosialisasi dan deklarasi anti kekerasan," tambahnya. Masih menurutnya, Dindikbud Tangsel mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korban dan juga mengimbau kepada pihak sekolah dan para guru untuk membangun sekolah yang menyenangkan. Serta melakukan komunikasi humanis dan hangat kepada seluruh peserta didik. "Kepada semua siswa agar mengambil pelajaran dari kejadian ini, jangan ada korban lagi yang membuat rugi diri sendiri, orang lain dan keluarga. Siswa lebih baik fokus belajar untuk bekal masa depan," jelasnya. Sebelumnya, Muhamad Hindy Fadilah (17) tewas dengan luka bacok di bagian leher akibat menjadi korban pengeroyokan di kolong Tol Deplu Raya, Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Rabu (31/11) malam. Korban adalah warga Jalan Bhakti Ciputat No.27, Kelurahan Ciputat, Kecamatan Ciputat. Orangtua korban, Kahyani mengatakan, keluarga mengaku iklas akan kejadian yang menimpa anak pertama dari dua bersaudara tersebut dan biarkan Allah yang balas. "Kita sudah iklas dan pasrah namun, soal hukum biarkan tetap berjalan," katanya. Kapolsek Pesanggrahan Kompol Maulana mengatakan, tawuran melibatkan antara STM Sasmita Pamulang dengan SMK 12 Tangerang. Korban tewas dengan luka di bagian leher kiri, lengan bahu kiri, dan pinggang kiri serta luka di jempol dan telunjuk. "Jadi STM Sasmita Jaya serta SMK Sasmita Pamulang Tangsel diundang melalui media sosial (medsos) Instagram oleh anak sekolah Averus Pondok Pidang Pinang, Kebayoran Lama untuk tawuran," ujarnya. Maulana menambahkan, tawuran terjadi selama 10 menit. Saat tawuran terjadi, korban jatuh dan dibacok oleh pelajar SMK 12 Tangerang. Korban tewas ketika dibawa ke rumah sakit. "Usai peristiwa ini, korban langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Suyoto Bintaro, Pesanggrahan," tambahnya. Maulana menegaskan, pihaknya tengah menyelidiki kasus ini guna menangkap pembunuh MK. "Dari kejadian itu ada beberapa barang bukti yang disita, yaitu tiga unit handphone milik korban dan temannya," tuturnya. Pada bagian lain, Pembina OSIS SMK Sasmita Jaya 2 Pamulang, Kisnandar mengatakan saat kejadian korban dalam kondisi libur sekolah. Karena para guru dan siswa Kelas 2 sedang kunjungan industri, di Bandung, Cikarang dan Bekasi. “Lalu ada telepon dari Polsek Pesanggrahan ke sekolah. Dia menginformasikan ada anak Sasmita meninggal. Saat ditanya penyebabnya apa? Katanya tawuran,” kata Kisnandar kepada wartawan yang dikutip sindonews.com, Kamis (1/11). Kisnandar pun mengaku pihaknya tidak bisa mengontrol kegiatan siswa di luar jam sekolah. Apalagi, kegiatan tawuran siswa yang memang sering terjadi itu, selalu dilakukan di luar kegiatan belajar mengajar. (bud/bn/esa)

Sumber: