Mahasiswa UNIBA Diduga Dilecehkan Oknum Dosen

Mahasiswa UNIBA Diduga Dilecehkan Oknum Dosen

Mahasiswa UNIBA Banten menggelar aksi demonstrasi di depan kampus, Senin (25/8/). Mereka membawa spanduk bertuliskan kritik terhadap kampus yang dinilai gagal menjamin ruang aman bagi perempuan. (ALDI ALPIAN INDRA/TANGERANG EKSPRES)--

TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG — Seorang mahasiswa Universitas Bina Bangsa (UNIBA) Banten diduga menjadi korban pelecehan yang dilakukan oleh oknum dosen. Kasus ini terungkap setelah salah seorang korban angkat bicara, meski enggan disebutkan identitasnya.

Menurut penga­kuan­­nya, pelecehan yang di­lakukan berbentuk verbal dan sudah terjadi berulang kali. “Pelecehan verbal, sudah se­ring seperti itu,” ungkap korban.

Ia juga menyebutkan bahwa bukan hanya dirinya yang me­ngalami hal tersebut. Se­jumlah mahasiswa lain pun menjadi korban, namun me­milih bung­kam. “Banyak kor­ban­nya, bu­kan cuma saya. Mereka se­­mua pilih diam,” tambahnya.

Korban bahkan mengaku mendapat intimidasi dari pihak lain yang diduga rekan pelaku. “Saya dapat intimidasi dari dosen lain soal kasus ini,” katanya.

Menyusul kasus dugaan pe­lecehan tersebut, puluhan ma­hasiswa UNIBA menggelar aksi demonstrasi di lingkungan kampus pada Senin (25/8). Dalam seruan aksi yang ber­edar, mahasiswa menilai UNI­BA gagal menjadi ruang aman bagi mahasiswa, khususnya perempuan.

Koordinator aksi, Adam Arjun Maulana, menyampaikan bah­wa mahasiswa telah mela­kukan audiensi dengan Wakil Rektor III yang sekaligus men­­jabat Ketua Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) yang kini akan diganti menjadi Satgas PPKPT.

“Hasil audiensi tadi, pihak kampus berjanji akan menye­lesaikan kasus ini selama tiga hari dan memenuhi tuntutan mahasiswa dalam waktu yang sama. Termasuk memberikan penyelesaian dari segi psiko­logis bagi korban, sesuai pro­sedur yang berlaku,” kata Adam.

Adam menjelaskan, sejauh ini hanya ada satu korban yang berani bersuara, meski diyakini masih ada korban lain.

“Kita belum tahu ada berapa, tapi memang banyak yang tidak berani menyuara­kan di depan publik. Aksi ini juga untuk memicu keberanian mahasiswa, khususnya maha­siswi, agar berani melawan ketika ada tindakan pelecehan seksual baik verbal maupun non-verbal,” jelasnya.

Ia menambahkan, jenis pele­cehan yang saat ini terung­kap adalah verbal. “Kalau visual sejauh ini belum ada, masih sebatas verbal,” ucapnya.

Mahasiswa dalam aksi terse­but juga menuntut agar dosen terduga pelaku dipecat dari jabatannya. Jika dalam tiga hari tuntutan tidak dipenuhi, mahasiswa mengancam akan kembali menggelar aksi lanjutan.

“Kami akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas, agar tidak ada lagi kasus-kasus pelecehan di UNIBA,” tegas Adam.

Mendengar aksi tersebut, pihak kampus merespons dengan serius aspirasi yang disampaikan mahasiswa. Wakil Rektor III Bidang Kema­hasiswaan, Budi Ilham mene­gaskan bahwa UNIBA memiliki komitmen kuat dalam men­ciptakan ruang akademik yang aman, sehat, dan berkeadaban.

“UNIBA tidak pernah meno­leransi bentuk pelecehan, baik verbal, non-verbal, mau­pun fisik. Kami memahami keresahan mahasiswa. UNIBA sangat terbuka terhadap kritik dan aspirasi, dan kami pas­tikan setiap laporan akan ditangani sesuai aturan yang berlaku,” ujarnya.

Sumber: