Pelajar Tawuran Diproses Hukum

Pelajar Tawuran Diproses Hukum

TIGARAKSA – Tawuran antar pelajar di Kabupaten Tangerang masih menjadi “pekerjaan rumah” semua pihak. Tawuran terjadi disebabkan tumbuhnya jiwa premanisme di kalangan pelajar. Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Ferdy Irawan, mengimbau kepada para pelajar agar fokus belajar dan jangan lagi terlibat tawuran. Apalagi tawuran dengan menggunakan senjata tajam dan menimbulkan korban jiwa. “Pelajar yang masih terlibat tawuran, kita akan proses hingga persidangan dan hakim yang memutuskan,” tegasnya, saat Konferensi Pers di Polsek Curug, Selasa (23/10). Dikatakan Kapolres Tangsel, pihaknya telah memberikan imbauan ke masing-masing sekolah untuk menghindarkan terjadinya tawuran. Maksudnya, pihak sekolah harus memiliki langkah-langkah agar pelajar tidak lagi melakukan tawuran. Ferdy juga meminta kepada pihak sekolah, agar melakukan patrol di jam-jam rawan seperti saat berangkat sekolah dan saat pulang sekolah. “Tapi ketika tawuran terjadi lagi dan memang disengaja seperti ini, dengan menggunakan senjata tajam, kita akan proses hukum,” papar Kapolres Tangsel. Sementara itu, anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Tangerang Tetep Bimbing Gunadi memaparkan, peristiwa brutal tawuran pelajar yang melibatkan siswa SMK Yuppentek Curug dan SMK Mandiri Panongan ini jelas tak dapat ditoleri. Pihak sekolah harus bertanggungjawab atas anak didik yang terlibat insiden tak terpuji ini. Meski kejadian tersebut terjadi di luar sekolah. “Seharusnya para pelajar ini lebih banyak mengadakan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler, dan lomba-lomba antar sekolah yang fair and square. Dengan begitu akan lebih terpacu bersaing dengan cara-cara yang sehat dan tidak merugikan siapapun. Namun Tetep menambahkan, bagi para siswa yang sudah tertanam sifat kekerasan dan anarkisme, maka sekolah patut memberikan training motivasi-motivasi dan meningkatkan pengajaran budi pekerti, serta penanaman karakter agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Karena dengan kejadian ini bukan tidak mungkin akan membuka celah jurang perpecahan. “Masa muda yang seharusnya dinikmati dengan pendidikan dan persahabatan, kini akan menjadi hari-hari kelam dengan dinginnya jeruji besi yang mengurung tersangka tawuran pelajar,” tegas Tetep. Diberitakan sebelumnya, Pelajar dari SMK Mandiri Panongan dan SMK Yuppentek 2 Curug, terlibat tawuran. Satu orang kritis pada tawuran di Jalan Raya STPI, Kampung Candu, Kelurahan Curug Kulon, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, Kamis (18/10) malam. Kejadian bermula saat pelajar di kedua sekolah tersebut melakukan latih tanding (sparing) futsal, di daerah Padat Karya, Kecamatan Curug. Namun sparing itu berujung pada keributan di tempat pertandingan. Beberapa saat kemudian, oknum siswa SMK Yuppentek Curug menyampaikan tantangan kepada salah satu siswa SMK Mandiri Panongan. Tantangan tawuran itu disampaikan melalui sambungan seluler. Ajakan tawuran itu pun diterima. Aksi tidak terpuji tersebut telah direncanakan, karena kedua kelompok dibekali senjata tajam. Akibat peristiwa itu, Muhammad Aditya (18) mengalami luka di bagian tangan dan bahu. Mantan siswa SMK Mandiri Panongan terpaksa dilarikan ke RS Hermina Bitung, lantaran dalam keadaan kritis. Polisi yang mendengar informasi tawuran itu, langsung menuju lokasi kejadian. Namun para pelajar sudah membubarkan diri. Hanya Aditya yang masih tergeletak. (mas)

Sumber: