Bandar Tembakau Gorila Buronan BNN

Bandar Tembakau Gorila Buronan BNN

TANGERANG – Bandar tembakau gorila yang memasok ke sejumlah pelajar di Kota Tangerang kini jadi buronan Badan Narkotika Nasional (BNN). Hingga kini BNN masih terus menelusuri asal muasal barang haram tersebut bisa sampai ke tangan para pelajar Kota Tangerang. Karena ini penting agar tidak ada lagi korban yang terjerumus narkoba jenis ganja sintetis. Hasil pemeriksaan dari dua pelajar D dan R yang tertangkap tengah mabuk di Gor Dimyati, BNN memeriksa pemiliknya yakni F. Ia tak lain merupakan teman keduanya yang bersama-sama menikmati tembakau gorila. Namun, berhasil melarikan diri saat digerebek Satpol PP. “Dari 4 pelajar 2 pelajar diamankan, dua lagi kabur. Nah, F ini pelajar yang kabur,” kata Kepala BNN Kota Tangerang, AKBP Akhmad F Hidayanto. Akhmad mengatakan, F mengajak dua rekannya yakni D dan R menghisap tembakau sintetis miliknya yang didapat dari bandar yang saat ini sedang diburu petugas. Ia mengaku saat ini tengah mencari pengedar yang memasok tembakau gorila di kalangan pelajar di Kota Tangerang. Pihaknya juga tengah melakukan pemeriksaan terhadap F yang diduga terlibat dalam peredaran ganja sintetis di kalangan temannya sesama pelajar. Berdasarkan keterangan D dan R yang diamankan petugas, keduanya hanya mengetahui barang haram tersebut sebagai rokok. Menurut Akhmad, para pelajar tersebut dicekoki oleh bandar agar terbiasa menghisap ganja sintetis. "Mereka dicekoki agar terbiasa merokok dengan ganja sintetis itu, sebutan kerennya shinte alias jenis tembakau gorilla," ungkapnya. Sementara itu, Kepala SMKN 2 Kota Tangerang, Dedi Kurniawan tengah mencarikan solusi untuk 3 siswanya yang sedang terjerat kasus narkoba golongan G. "Kami sudah berdiskusi terkait penyelesaian dari masalah ini, karena biar bagaimanapun masa depan anak-anak yang kemarin tersandung masalah hukum itu menjadi pertimbangan utama kami,"kata Dedi, kemarin (23/10). Menurut Dedi, pihaknya masih menunggu masukan dari BNN karena proses pengembangan masih dalam penyelidikan. "Untuk saat ini kami masih menunggu, namun kami mengajak orangtua untuk memberikan perhatian yang lebih intens kepada anak-anak, kami tidak bisa mengawasi saat mereka ada di rumah dan kami juga tidak mengetahui permasalahan apa yang sedang mereka hadapi di rumah,"tuturnya. Dedi memaparkan, kedua siswanya korban dari penyalahgunaan dan peredaran narkoba. Menurut Dedi, ini merupakan sebuah fenomena global yang sangat menakutkan dan sangat membahayakan. "Dari pengakuan yang kita dapat dari anak-anak awalnya mereka mencoba karena pengaruh teman,” papar Dedi. Untuk menghindari jeratan narkoba dikalangan pelajar, lanjut Dedi, secara pribadi dan kelembagaan pihaknya meminta kepada orangtua untuk dapat berperan sebagai sahabat dan tempat curhat dari permasalahan yang sedang dihadapi anak-anak, sehingga tidak ada celah narkoba dapat menjerat anak-anak. Ia pun menuturkan, tidak dipungkiri untuk membangkitkan kesadaran dan kemauan siswanya yang tersandung untuk pulih dari penyalahgunaan narkoba bukanlah masalah yang mudah. Namun ia optimis dengan adanya kerjasama dengan orangtua murid masalah tersebut dapat terselesaikan dengan baik tanpa harus mengorbankan masa depan anak. "Anak sangat membutuhkan dukungan positif dari lingkungannya, baik dirumah maupun disekolah yang dapat merangsang keinginannya untuk pulih, untuk itu kami akan berupaya dengan maksimal,"jelasnya. Menurut Dedi, kedepan pihak sekolah akan melakukan konseling secara rutin dan workshop bahaya narkotika, demi menciptakan lingkungan sekolah lebih kondusif dan mengedepankan pencegahan dari jeratan narkoba terhadap peserta didiknya. "Kami akan melakukan konseling, edukasi dalam bentuk workshop bahaya narkotika kepada seluruh siswa, agar kedepan tidak ada lagi siswa terjerat narkotika,"paparnya.(raf)

Sumber: