Pemda Prioritaskan IPAL Komunal, Bupati Tangerang Lantik Forum CSR

Pemda Prioritaskan IPAL Komunal, Bupati Tangerang Lantik Forum CSR

KELAPA DUA - Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar melantik Forum Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) Periode 2018-2020, di Hotel Lemo, Kecamatan Kelapa Dua, Selasa (23/10). Pelantikan dirangkaikan pada workshop dengan tema 'Sinergitas Pemerintah Daerah dengan Pihak Swasta atau Dunia Usaha'. Zaki mengatakan, Pemerintah Kabupaten Tangerang melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Tangerang, telah menyiapkan beberapa program pembangunan yang bersentuhan langsung pada kebutuhan masyarakat. Program pembangunan yang dimaksud dapat dilaksanakan dengan menggunakan dana CSR. "Saya berharap kepada para pimpinan perusahaan untuk dapat bekerjasama dengan pemerintah daerah dalam melaksanakan program CSR perusahaan dengan program pembangunan yang sudah kita rancang. Sehingga dengan demikian pelaksanaan CSR ini nantinya tidak tumpang tindih dan lebih merata penerapannya di seluruh wilayah di Kabupaten Tangerang," imbuh Zaki. Kepala Bidang Perencanaan Prasarana Wilayah Bappeda Kabupaten Tangerang Erwin Mawandy mengatakan, pengukuhan forum CSR guna sinkronisasi program dan berbagi program antara pemerintah daerah dengan perusahaan-perusahaan di Kabupaten Tangerang. Sejak dua tahun terakhir, CSR dikelola khusus oleh Bagian Kerjasama Sekretariat Daerah Kabupaten Tangerang. “Diharapkan ada sinkronisasi program dan kegiatan antara perusahaan swasta dengan pemerintah daerah. Program CSR harus mendukung visi dan misi kepala daerah. Karena apa yang sudah diprogramkan, berkaca dari persoalan dan kebutuhan yang dirasakan masyarakat,” ujar Erwin. Dia menyebutkan, program pembangunan paling prioritas tahun ini yaitu sanitasi dan air minum. Jika selama ini sanitasi sekolah dan sanitasi pondok pesantren, kini Pemerintah Kabupaten Tangerang menggaungkan penanganan sanitasi perdesaan. “Masih banyak saudara-saudara kita (warga Kabupaten Tangerang-red) yang buang air besar sembarangan,” ucap Erwin. Adapun program yang akan dilaksanakan, yakni Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal. Ini sebagai pengganti program sarana mandi, cuci, dan kakus (MCK). “Kalau kita bangun MCK, kadang-kadang tidak dipelihara,” ungkap dia. Melalui sistem IPAL Komunal, warga buang air besar di rumah masing-masing. Setiap rumah dibangun kloset. Limbah tinja dari beberapa rumah ditampung di satu penampungan (septic tank). Program IPAL Komunal difokuskan kepada masyarakat berpenghasilan rendah, terutama di pesisir pantai utara (Pantura). Satu IPAL Komunal, dapat menampung limbah tinja dari 50 sampai 100 rumah tangga. Pemerintah daerah setempat menargetkan penyelesaian sebanyak 35 IPAL Komunal dalam tahun ini. Program ini diklaim lebih ramah lingkungan. Sementara pada program air minum, Pemerintah Kabupaten Tangerang membangun Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (Pamsimas). Erwin mengakui jika kondisi air baku, baik dari sungai maupun bawah tanah, di Kabupaten Tangerang banyak tercemar. Sehingga sangat perlu solusi terbaik dalam penanganan persoalan tersebut. “Ditargetkan pembangunan Pamsimas di 10 lokasi sampai akhir tahun nanti. Masyarakat harus membentuk kelompok, untuk memelihara sarana yang terbangun. Nantinya air diambil, ditampung di toren, dan didistribusikan ke rumah-rumah penduduk melalui pipa,” tutur dia. Erwin mengatakan, Pamsimas juga dilengkapi meter air. Satu sistem Pamsimas bisa memenuhi kebutuhan air bersih untuk 100 rumah tangga. Melalui program ini, kebutuhan air bersih terjamin dan sehat. Dalam melibatkan perusahaan swasta, Bappeda menyodorkan data-data yang rawan sanitasi dan air minum. Sehingga CSR berupaya mencari pendanaan, mengingat kemampuan keuangan daerah. “Misalnya wilayah utara ditangani pemerintah daerah, wilayah barat dan selatan kita harapkan ditangani melalui CSR,” pungkas Erwin. (srh/mas)

Sumber: