HIMAPIKANI Tanam Mangrove Cegah Abrasi

HIMAPIKANI Tanam Mangrove Cegah Abrasi

TANGERANG – Himpunan mahasiswa perikanan Indonesia (Himapikani) wilayah dua, melaksanakan penanaman mangrove pada kegiatan Jambore Bahari. Acara penanaman mangrove yang diikuti oleh mahasiswa perikanan wilayah Banten, Jawa Barat dan juga DKI Jakarta mengangkat tema “Beraksi untuk Bahari, Peduli Agar Tetap Lestari” Ketua Himapikani Wilayah Dua, Agung Fajri menuturkan, tujuan dari penanaman pohon mangrove di tersebut untuk merestorasi rusaknya kawasan pesisir Pantai yang diakibatkan abrasi. Kata Agung, mengingat manfaatnya begitu besar jika menanam mangrove, maka mahasiswa ingin memberikan kontribusi dalam merehabilitasi dan pelestarian hutan mangrove tersebut. “Semoga melalui aksi tanam mangrove atau bakau ini, bisa mengurangi resiko bencana akibat abrasi di pesisir pantai dan berorientasi pada perbaikan fungsi ekosistem dan upaya pelestarian hutan mangrove,” ujar Agung, dalam keterangan rilisnya, Senin (8/10). Lebih lanjut Agung memaparkan, abrasi atau erosi pantai adalah proses pengikisan pantai akibat arus dan gelombang laut yang destruktif. Proses ini bisa berdampak banyak hal, semisal penyusutan area pantai dan hilangnya habitat ikan. Abrasi bisa dicegah, antara lain dengan penanaman dan pemeliharaan pohon mangrove. Menurut Agung, Himapikani sangat mendukung kegiatan peduli lingkungan hidup seperti ini dan siap berperan serta. Tujuannya adalah untuk membantu mencegah abrasi di pantai. Dengan demikian, kelestarian ikan di daerah ini juga terjaga. “Kami berharap acara tanam mangrove ini dapat bermanfaat suatu saat nanti. Semoga apa yang sudah kita jalankan ini akan berpengaruh pula bagi masyarakat sekitar dunia,” tutur Agung. Tidak hanya menanam mangrove, sekitar 60 mahasiswa yang terlibat dalam Jambore Bahari melakukan kelas lingkungan, bersih-bersih pantai, transplantasi terumbu karang, penanaman cemara pantai serta melakukan kunjungan kepada masyarakat pesisir pantai. Ketua Himpunan Mahasiswa Perikanan (Himapi) Untirta Serang, Ahmad Suanda, menuturkan, sebelum mahasiswa menanam pohon, ditunjukkan cara menanam bibit mangrove yang baik. Hal tersebut ditujukan agar bibit mangrove tidak mati dan tergerus air. "Selain untuk mencegah abrasi dan melestarikan lingkungan, program ini sekiranya bisa menjadi lecutan semangat pada pemerintah maupun masyarakat agar memahami pentingnya tanaman mangrove sebagai pencegah abrasi," kata Suanda. Kata Suanda, pada saat kunjungan ke masyarakat telah melakukan sosialisasi penanaman mangrove, dengan tujuan untuk menjaga ekosistem pantai akibat gelombang perairan laut yang makin besar. Dalam sosialisasi itu, perlu peran penduduk terutama yang bermukim di kawasan pesisir, karena menjaga ekosistem pantai merupakan tugas bersama, tidak hanya dibebankan kepada pemerintah daerah tapi juga oleh warga. “Budi daya mangrove sangat penting demi menjaga agar lingkungan pantai tidak rusak oleh hantaman gelombang laut,” terang Suanda. (mas)

Sumber: