Persib Bakal Jadi Musyafir, Bobotoh Merasa Disudutkan
JAKARTA-Persib Bandung mendapat hukuman berat akibat ulah suporternya, Bobotoh. Klub berjuluk Maung Bandung tersebut bakal jadi musyafir. Komdis PSSI melarang Persib menggelar laga di kandangnya sendiri hingga akhir musim. Laga kandang hanya boleh digelar di Kalimantan. Petinggi Persib langsung bereaksi. Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat, Kuswara S. Taryono menyebutkan ada keganjilan dari sanksi yang diberikan Komdis PSSI terhadap pihaknya. Menurutnya, ada beberapa poin keputusan Komdis PSSI yang penuh keganjilan. Salah satu diantaranya adalah tidak pernah mengundang pihak-pihak yang relevan di tubuh menajamen klub. Tidak diundanganya pihak manajemen klub membuat duduk permasalahan hanya berada di satu pihak. Sanksi ini dijatuhkan PSSI buntut dari tewasnya Haringga Sirla, suporter Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung 23 September lalu. “Seharusnya, manajemen Persib juga diberikan kesempatan untuk menjelaskan secara rinci terkait permasalahan yang ada,” ungkap Kuswara melalui sambungan telepon kepada wartawan, Selasa (2/10). “Selama ini, pihak-pihak relevan seperti, panpel, dan pemain tidak pernah diundang Komdis untuk menjelaskan duduk persoalan seperti apa,” sambung Kuswara. Pada intinya, pihaknya keberatan dengan semua sanksi yang diberikan Komdis PSSI. “Adanya putusan Komdis pihak Persib Bandung keberatan, dalam arti putusan itu tidak mencerminkan rasa keadilan. Seharusnya Komdis dalam memutus harus melihat permasalahan secara komprehensif,” jelasnya. Lebih lanjut, Kuswara juga mengaku pihaknya akan mempertimbangkan untuk mengajukan banding terhadap sanksi-sanksi yang diberikan oleh tim berjuluk Maung Bandung tersebut. “Saat ini kami sedang pelajari kemungkinan besar untuk mengajukan banding terhadap persoalan itu,” ujarnya. Ketua Bobotoh Maung Bandung Bersatu (Bomber) Asep Abdul menyayangkan sanksi yang diberikan kepada Persib. Menurutnya, sanksi tersebut tidak adil. “Ini terlalu berat dan tidak adil. Ini bukan efek jera buat kita,” ujarnya kemarin. Menurutnya, di dalam gelaran Liga Indonesia tidak melulu laga Persib yang menelan korban. Sebelumnya, pada pertandingan lain pun pernah terjadi hal serupa. “Harusnya bukan sanksi sesaat yang diberlakukan agar tidak ada kejadian lagi seperti ini,” tuturnya. Sementara itu, ketua Viking Persib Club, Heru Djoko mengaku tidak pernah membayangkan sanksi yang bakal diterima Bobotoh (sebutan suporter Persib). Sanksi tersebut yakni dilarang mendampingi timnya saat tandang dan kandang selama sisa musim. Dan setengan musim di 2019. “Bobotoh sulit menerima keputusan Komdis PSSI. Nggak nyangka hukuman yang dijatuhkan Komdis PSSI begitu berat. Sama sekali tidak ada ruang untuk Bobotoh mendampingi timnya,” katanya. Dalam hal ini, Heru mengatakan Bobotoh yang paling disudutkan. Ia pun menilai hukuman tersebut tidak mendidik. Jauh dari harapan Bobotoh yang sudah berjuang untuk membuat perdamaian antarsuporter tercipta. “Kalau hanya Bobotoh yang dihukum, jelas tidak mendidik. Komdis tidak melihat kasus tersebut secara jernih. Pasalnya prestasi Persib tengah berkibar dan berpeluang jadi juara. Hukuman ini membuat harapan Bobotoh menguap,” ungkapnya. Seperti diketahui, Persib menerima badai hukuman pascainsiden yang terjadi di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung saat tim berjuluk Maung Bandung itu menghadapi Persija Jakarta, 23 September 2018, lalu. Setidaknya ada sembilan hukuman untuk Persib Bandung yang diberikan Komdis PSSI itu. Pelanggaran yang dilakukan Persib itu diantaranya, melakukan intimidasi kepada ofisial Persija seperti melakukan sweeping, pengeroyokan dan pemukulan terhadap suporter Persija hingga tewas. Sanksi hukuman untuk Persib itu telah dirilis di website resmi PSSI. Dalam putusannya Komdis menjatuhkan sanksi, tim kebanggaan masyarakat Jawa Barat (Jabar) itu dengan sanksi pertandingan kandang di luar Pulau Jawa (Kalimantan) tanpa penonton sampai akhir musim kompetisi 2018 dan pertandingan kandang tanpa penonton di Bandung sampai setengah musim kompetisi tahun 2019. Sedangkan untuk panitia penyelenggara (panpel) pertandingan yang dianggap Komdis PSSI telah gagal memberikan rasa aman dan nyaman terhadap suporter yang menyaksikan pertandingan secara langsung, diberikan hukuman berupa larangan ikut serta dalam kepanitiaan pertandingan Persib Bandung selama 2 (dua). Sanksi itu diberikan untuk ketua panitia pelaksana pertandingan Persib Bandung vs Persija Jakarta. Panpel Persib juga didenda sebesar Rp100 juta, sekaligus diminta secara wajib untuk memerangi serta melarang rasisme dan tulisan provokasi serta slogan yang menghina pada spanduk, poster, baju dan atribut lainnya dengan cara apapun. Selain itu, Komdis PSSI juga memberikan hukuman terhadap tersangka pengeroyokan suporter Persija, Haringga Sirla. Semua tersangka pengeroyokan Haringga Sirla dihukum larangan menonton sepakbola di wilayan Republik Indonesia seumur hidup. Komdis juga memberikan hukuman kepada beberapa pemain dan official Persib yang saat jalannya pertandingan melakukan pelanggaran. Para pemain itu adalah Ezechiel Ndouasel (larangan bermain 5 laga), Ardi Idrus (teguran keras), Bojan Malisic (larangan bermain 4 laga) dan Official Persib, Fernando Soler (larangan memasuki stadiun hingga akhir musim 2018). (fin/bha)
Sumber: