Harga Pakan Naik, Peternak Ayam Menjerit

Harga Pakan Naik, Peternak Ayam Menjerit

RAJEG – Nilai jual ayam turun. Sebaliknya, harga pakan ayam terus meroket. Hal tersebut berdampak kepada penghasilan para peternak ayam jenis boiler. Salah satunya, Asti, warga Kampung Pangarengan, RT 04/01, Desa Pangarengan, Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang. Ibu lima anak ini mengatakan, ia sudah menggeluti bisnis ayam sejak 2016 lalu. Sekali masa panen, dia memelihara 700 bibit ayam jenis boiler. Saat itu, ongkos operasional seperti beli bibit dan pakan ayam tidak terlalu tinggi. Sebaliknya, nilai jual masih lumayan saat panen ayam. “Terakhir pada empat bulan lalu, saya masih jual ayam seharga Rp25 ribu per kilogram. Dari 700 ekor bibit ayam boiler yang dipelihara selama 28 hari, hasil panen ayam mencapai 450 kilogram sampai 500 kilogram,” tuturnya, kepada Tangerang Ekspres, Senin (1/10). Sekarang, nilai jual ayam miliknya kepada pengepul menjadi Rp22 ribu per kilogram. Sedangkan, harga pakan ayam, popan dari harga Rp760 ribu per kwintal (1 kwintal sama dengan 100 kilogram-red), menjadi Rp800 ribu per kwintal, naik Rp40 ribu per kwintal. Kebutuhan pakan untuk 700 bibit ayam boiler sekali panen sebanyak 10 kwintal. Jadi, jelasnya, dia biasa beli pakan ayam 10 kwintal seharga Rp7,6 juta menjadi Rp8 juta. Selisihnya, mencapai Rp 400 ribu. Padahal, uang sebesar itu lumayan bagi dirinya. Belum lagi, dia akan menanggung resiko, bila banyak ayam yang mati karena terkena penyakit atau tidak cocok dengan pakan ayam yang diberikan. “Aneh, harga pakan naik, malahan harga jual ayam menjadi turun. Peternak cuma bisa pasrah,” keluhnya. Dia menyebutkan, kondisi ini membuat para peternak ayam kelimpungan. Tetapi, usaha tersebut tetap digeluti untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. “Semoga, tidak banyak ayam yang mati sampai panen nanti, supaya tidak merugi,” harapnya. Menurutnya, peternak kecil seperti dirinya perlu mendapatkan harga jual pakan ayam yang stabil dan tidak terus meningkat. Kemudian, nilai jual ayam yang naik turun menjadi momok peternak seperti dirinya. “Ini harus menjadi perhatian instansi terkait,” pintanya. (mg-2/mas)

Sumber: