Batan Ajak Warga Melek Nulir

Batan Ajak Warga Melek Nulir

SETU-Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) mengumpulkan warga di sekitar Puspiptek. Mereka diajak mengenal lebih jauh soal nuklir. Sehingga, anggapan umum tentang bahaya nuklir tak menjadi momok menakutkan bagi warga. Warga yang yang dikumpulkan Batan berasal dari tiga daerah. Yaitu, Kota Tangsel, Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Bogor yang jaraknya dekat dengan Puspiptek. Ada sekitar 200 warga yang ikut berdiskusi tentang teknologi nuklir dan pemanfaatannya. Pertemuan itu dikemas dalam bentuk sarasehan dengan mengangkat tema "Mendekatkan teknologi Nuklir kepada masyarakat". Deputi Bidang Teknologi Energi Nuklir pada Batan Suryantoro mengatakan, sebagai lembaga pemerintah yang memiliki tugas melakukan penelitian, pengembangan dan pemanfaatan teknologi nuklir, Batan terus berupaya mendekatkan diri kepada masyarakat. "Tujuannya agar masyarakat memiliki pemahaman tentang teknologi nuklir yang tidak hanya dipandang sebagai hal negatif. Namun, juga bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan warga," ujarnya saat sarasehan, Selasa (25/9). Suryantoro menambahkan, di Indonesia nuklir tidak dimanfaatkan untuk senjata. Teknologi nuklir mampu dimanfaatkan untuk berbagai bidang, seperti pertanian, kesehatan, industri, dan lingkungan. "Kita tidak mengembangkan nuklir untuk senjata," tambahnya. Sampai saat ini menurutnya, banyak masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan Puspiptek belum memahami bahwa teknologi nuklir dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan. Salah satunya yang saat ini banyak dibicarakan adalah sebagai pembangkit energi listrik. Dengan berbekal pengalaman selama 60 tahun dalam mengelola tiga fasilitas nuklir berupa reaktor riset dan fasilitas lainnya, Batan kini telah menyusun rencana pembangunan reaktor daya eksperimental (RDE). "Saat ini rencana pembangunannya telah memasuki babak pembuatan detailed engineering design (DED)," tambahnya. Kendati demikian, ia tak menampik jika kemungkinan bahaya dari pembangkit listrik tenaga nuklir itu ada. Namun, hal ini bukan ancaman karena telah disiapkan langkah untuk mengatasinya. Kalau seandainya terjadi kebocoran dari reaktor nuklir, sudah disiapkan jalur evakuasi. Sekretaris Bappeda Kota Tangsel Lisherni mengatakan, Batan telah memiliki 17 jalur evakuasi dan sudah memenuhi syarat, seperti luas jalan, panjang jalan yang dalam radius lima kilometer. "Ada 17 jalur dan sekarang sudah ada dengan radius lima kilometer," ujarnya. Di tempat yang sama, Kepala Pusat Pemberdayaan Informatika dan Kawasan Strategi Nuklir pada Batan Yusi Eko Yulianto mengatakan, jalur evakuasi tersebut dipergunakan berdasarkan arah angin saat evakuasi. "Jika terjadi kebocoran nuklir, Batan akan mendeteksi arah dan kecepatan angin," ujarnya. Menurutnya, kemana arah angin di sanalah jalur evakuasi dipertimbangkan. Ia mencontohkan, ketiga angin menuju Barat Daya, maka yang berada di lokasi Barat Daya itu yang harus dievakuasi. "Demikian dengan arah lainnya," tambahnya. Salah satu warga yang hadir dalam sarasehan tersebut adalah warga Muncul Muhyar (61). Ia mengaku baru pertama kali diajak berkunjung ke Puspiptek guna mendengar penjelasan terkait teknologi nuklir. "Ternyata teknologi nuklir tidak seseram yang saya bayangkan yang biasa dipakai untuk perang," ujarnya. (bud/esa)

Sumber: