Polri Ancam Penyebar Hoaks

Polri Ancam Penyebar Hoaks

JAKARTA - Jelang Pemilihan Presiden 2019, suhu politik bakal memanas di semua kalangan. Di akar rumput justru dinilai lebih rentan gesekan antar pendukung calon presiden dan wakil presiden. Di era teknologi saat ini, gesekan-gesekan kerap muncul dari media sosial (medsos). Untuk itu, pihak kepolisian mengimbau kepada seluruh para pendukung calon presiden agar bijak menggunakan medsos. Jangan sampai terjadi gesekan yang dapat memecah belah bangsa. “Gunakan media sosial secara bijak, saring dulu kemudian baru sharing,” kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto kepada wartawan di sela-sela acara senam bersama di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (23/9). Setyo juga meminta masyarakat dapat menggunakan medsos dengan hal-hal yang positif, tanpa harus memasukkan unsur SARA atau hoaks. “Jelang Pileg dan Pilpres 2019 mendatang, diharapkan agar masyarakat dapat menggunakan medsos dengan yang bermanfaat. Kita kedepankan kesatuan dan persatuan bangsa,” ujarnya. Menurut Setyo penyebaran hoaks di medsos jelang kampanye Pileg dan Pilpres 2019 dipastikan akan meningkat. Polri kata dia sudah siap mengatisipasinya. “Diperkirakan memang akan meningkat, tapi Polri sudah siap mengatisipasinya,” jelasnya. Lebih jauh Setyo mengungkapkan, jika Polri akan memberikan literasi kepada pengguna medsos untuk menyebarkan konten yang benar dan akurat. “Harus bijaksana. Ada pepatah mengatakan, hoaks dibuat oleh orang pintar tapi jahat, lalu disebarkan orang baik tetapi bodoh,” imbuhnya. Setyo juga menegaskan, Polri akan memberikan tindakan hukum bagi para pelaku penyebar hoaks selama Pileg dan Pilpres 2019. “Tolong sebarluaskan bahwa menyebarkan hoaks itu tidak baik dan benar, sudah pasti ada hukumnya,” tegas Setyo. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono menambahkan, agar masyarakat jangan memulai-mulai saling ejek melalui WA, SMS, akun medsos FB dan Instagram. “Bijak menggunakan handphone yang kita miliki. Dari handphone ini kita membuka WA, SMS, akun FB, Instagram. Gunakan dengan bijaksana, jangan saling ejek dan memaki,” katanya. Argo menyampaikan, sejauh ini menjelang Pileg dan Pilpres 2019 akibat ejekan melalui medsos sudah ada ratusan laporan ke Polda Metro Jaya. “Sekali lagi bijaksana dalam menggunakan handphone. Untuk di Polda Metro Jaya saja sudah ada 300 laporan,” pungkasnya. Sebelumnya Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, akan menindak tegas siapa saja yang dengan sengaja menyebarkan hoaks. “Polri tidak akan mentolerir pelaku black campaign dan penyebar hoaks. Kita akan tindak tegas,” ucapnya. Sementara itu Ketua Indonesia Traffic Watch Edison Siahaan, mengapresiasi langkah Polri telah melakukan kegiatan senam bersama di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, sebagai bagian dari sosialisasi bagi masyarakat agar tidak menyebarkan berita hoaks. “Baik sekali jika Polri sudah mensosialisasikannya dengan bermacam-macam cara. Ini bagian juga dari menghilangkan curiga sebagai upaya melindungi kepentingan penguasa atau pemerintah semata,’’ katanya saat dihubungi FIN, Minggu (23/9). Namun, Edison meminta Polri harus serius dan konsisten serta tidak memihak. “Yang paling penting jujur dan tidak memihak. Siapapun dan kelompok manapun yang terbukti menyebar hoak harus diproses secara hukum yang berlaku,” ujarnya. Edison menambahkan, Polri juga harus memastikan pencegahan maupun penindakan terhadap pelaku hoaks, tidak menggangu atau berdampak pada informasi yang merupakan karya jurnalistik.(fin/bha)

Sumber: