Gerakan Sekolah Menyenangkan, Dorong Perubahan Pola Pikir

Gerakan Sekolah Menyenangkan, Dorong Perubahan Pola Pikir

SETU - SMP Muhamadiyah Serpong, Kota Tangsel merupakan salah satu sekolah model Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM). Tidak heran, sekolah ini kerap menerima kunjungan studi banding karena proses pembelajaran yang ada begitu nyaman, seru dan menyenangkan. Menjadi jejaring Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) membuat proses pembelajaran SMP Muhammadiyah Serpong memang lain dari sekolah-sekolah pada umumnya. Salah satu yang dapat terlihat dari luar, yaitu bagaimana dinding-dinding sekolah begitu hidup dengan berbagai pesan, harapan bahkan mimpi-mimpi karya siswa. "Tak sampai disitu saja, kami juga mengaplikasikannya di dinding-dinding kelas, penuh dengna karya siswa. Mulai dari goals anak-anak yang ditempel di pohon harapan. Nasihat baik sampai pesan-pesan orangtua juga tertempel didinding kelas," ungkap Ali Buto, Kepala SMP Muhammadiyah Serpong. Ia menceritakan, satu perbedaan yang paling menonjol ada di masing-masing kelas, karena memiliki pola barisan bangku yang berbeda-beda. Mulai dari lingkaran, kotak-kotak, sampai lesehan di tikar jadi pemandangan lumrah proses belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa setiap harinya. Kata Ali, program ini memang baru bagi sekolah yang dipimpinnya. Tahap kedepannya, ia juga akan menerapkan kantin kejujuran yang nantinya akan mengajarkan kejujuran kepada siswa yang kini sedang dalam fase labil. "Kondisi kelas itu berubah sesuai tema setiap harinya, pokoknya kita cari sampai anak-anak nyaman ketika belajar, sambil melakukan pendampingan yang ramah," ujar Sarjimin. Sekolah merupakan proses yang panjang, sehingga membutuhkan kreativitas dan inovasi agar pembelajaran yang ada dapat diterima dengan baik. Karenanya, walau baru setahun terakhir jadi jejaring Gerakan Sekolah Menyenangkan, SMP Muhammadiyah Serpong sudah mampu menerapkan itu semua. Dijelaskan Ali, program Gerakan Sekolah Menyenangkan pendidik dilatih merencanakan target belajar, metode yang dipakai berdasarkan kesepakatan atau partisipasi siswa, sehingga proses pembelajaran lebih menyenangkan, merangsang tanggungjawab dan keingintahuan siswa. Metode ini membantu guru mendapat umpan balik secara langsung, dalam evaluasi atau penilaian pembelajaran.(bun)

Sumber: