Akses Sempit, TPS Liar Dikeluhkan

Akses Sempit, TPS Liar Dikeluhkan

CIPUTAT-Warga Perumahan Griya Rajawali, Sawah Baru, Ciputat mengeluhkan keberadaan tempat pembuangan sampah (TPS) liar yang lokasinya di belakang perumahan tersebut. Lokasi TPS liar tersebut ada di RT 7/4 dan RT 8/4 yang berada di pinggir rel kereta api. Warga Perumahan Perumahan Griya Rajawali Ninis mengatakan, sampah tersebut sudah lama ada dan dibuang oleh warga yang melintas, baik jalan kaki maupun mengendarai motor. "Warga yang buang sampah orang yang jalan kaki sama yang pake motor. Biasanya pengendara motor menuju stasiun Jombang," ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Kamis (30/8). Ninis menambahkan, lokasi pembuangan sampah liar tersebut kerap menimbulkan bau tak sedap, termasuk ada warga perampungan yang kerap membakar sampah untuk mengurangi jumlahnya. Sehingga, asap dari pembakaran sampah itu kerap mengarah ke kompleks dan membuat udara tak baik. "Jarak tempat sampah dengan rumah warga terdekat hanya lima meter, jadi bau dan asapnya sangat mengganggu," tambahnya. Sementara itu, Lurah Sawah Baru Muslim mengatakan, lokasi tempat pembuangan sampah itu adalah tanah kosong dan milik PT KAI. Masalah sampah tersebut memang dikeluhkan warga yang tinggal di kompleks. Namun, untuk mengatasinya sulit dilakukan lantaran akses menuju lolasi yang sempit. "Akses untuk menuju lokasi pembuangan sampah tidak bisa dilakukan dengan mobil karena tidak ada jalan. Mobil bisa masuk namun, jaraknya sekitar 400 meter," ujarnya. Muslim menambahkan, sudah berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangsel terkait permasalahan sampah tersebut. Setelah dicek yang menjadi kendala adalah akses tidak ada, bahkan dengan kendaraan roda tiga saja tidak bisa masuk. Untuk mengatasi persoalan itu, ia sudah pernah berkoordinasi dengan pihak pengurus perumahan tersebut agar membuat pintu di bagian belakang perumahan. "Kita sarankan jebol pagar bagian belakang untuk dijadikan pintu untuk keluar masuk armada pengangkut sampah," tambahnya. Masih menurutnya, usul tersebut telah disampaikan namun, pengurus dan warga perumahan tersebut menolak dengan alasan keamanan."Katanya kalau dibuat pintu di belakang warga khawatir soal keamanan," jelasnya. Sedangkan untuk sampah yang dihasilkan warga yang tinggal di perumahan tersebut dikelola dan diangkut pihak swasta. "DLH siap mengangkut sampah tersebut namun, sampai sekarang terkendala akses masuknya," tuturnya. Di tempat terpisah, Kepala Seksi Pengangkutan Sampah pada DLH Kota Tangsel Yudhatama mengatakan, lokasi tempat pembuangan sampah liar itu berada di pinggir rel kereta api Jombang. "Yang jadi permasalahan adalah akses menuju lokasi hanya jalan setapak," ujarnya. Yudha menambahkan, ada solusi agar sampah bisa diangkut yakni melalui perumahan Griya. Dengan cara menjebol tembok perumahan. Namun, warga menolak jika truk sampah melewati kawasan perumahan mereka. "Kemarin pengawas dari DLH sudah komunikasi dengan pak lurah dan karang taruna, pak lurah sedang menjajaki dengan pihak warga perumahan untuk membuka akses jalan tersebut," tambahnya. Mantan pegawai Satpol PP tersebut menjelaskan, sudah menurunkan tim pesapon tapi, lantaran sampah terlalu banyak dan sifatnya estafet sehingga tidak maksimal hasilnya. "Untuk membersihkan sampah tersebut perlu pakai alat berat, dan harus jebol warga perumahan untuk dijadikan akses ke lokasi," tuturnya. (bud/esa)

Sumber: