Kurang Personel, BNN Kota Hanya Sosialisasi

Kurang Personel, BNN Kota Hanya Sosialisasi

TANGERANG - Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Tangerang tidak memiliki staf penyidik untuk pemberantasan dan pengungkapan kasus peredaran narkoba. Minimnya jumlah petugas menjadi kendala utama yang menyebabkan BNN tak bisa berbuat banyak dalam mengungkap kasus peredaran narkoba di Kota Akhlakul Karimah.

Kepala BNN Kota Tangerang Akhmad F Hidayanto mengatakan, saat ini anggota yang berada di lembaga yang dipimpinnya itu masih sangat kurang, kalau untuk pengungkapan narkoba di wilayah Kota Tangerang.

Padahal idelanya, setiap BNN Kota khususnya membutuhkan dua sampai tiga penyidik agar kinerja optimal. "Kami tidak punya staf penyidik. Bahkan jabatan kepala seksinya saja baru beberapa bulan terakhir ada ada. Paling tidak kamu butuh 3 sampai 5 orang penyidik. Kalau tidak bisa tetap minimal ada anggota Polri yang di BKO (Bantuan Kendali Operasi) di BNN Kota Tangerang," kata Akhmad kepada Tangerang Ekspres, Kamis (30/8).

Praktis kegiatan BNN Kota Tangerang lebih pada sosialisasi dan rehabilitasi saja dibanding pengungkapan dan pemberantasan peredaran narkoba.

Menurut Akhmad, karena minimnya jumlah petugas ini pihaknya sudah mengajukan penambahan personel penyidik sebanyak 3 sampai orang ke Polres Metro Tangerang Kota, Pemerintah Kota Tangerang dan BNN Pusat akhir 2017 lalu. Namun sampai kini hal itu tidak pernah dipenuhi.

"Kami sudah beberapa kali mengajukan untuk minta penambahan anggota. Kami juga sudah kirim surat ke Polres Metro Tangerang, Pemkot Tangerang dan BNN Pusat," ucapnya. Minimnya jumlah staf penyidik ini, kata Akhmad, sepanjang 2017 lalu pihaknya hanya merehab pengguna narkoba sekitar puluhan orang.

Meskipun begitu, sambungnya, pihaknya tetap terus mengajukan permintaan penambahan petugas penyidik untuk mengungkap kasus narkoba ini melalui BNN Provinsi Banten yang tembusannya ke BNN Pusat.

"Kita coba terus untuk meminta tambahan dari beberapa pihak termasuk juga Kepolisian dan BNN Pusat," tuturnya. Kendala lainnya, yakni ketebatasan anggaran dan kendaraan operasional yang mengakibatkan pihaknya tidak bisa mengoptimalkan kinerja anggotanya. "Karena anggaran terbatas, beberapa agenda yang dicanangkan belum dilaksanakan. Kami juga kesusahan melakukan kegiatan razia," jelasnya.(Mg-11)

Sumber: