Ecobrick, Bata Ringan dari Sampah

Ecobrick, Bata Ringan dari Sampah

PONDOK AREN-Warga Perumahan Pondok Pucung Indah 1, Kelurahan Poncok Pucung, Kecamatan Pondok Aren yang tergabung dalam Bank Sampah Teratai memanfaatkan sampah plastik menjadi bata ramah lingkungan atau ecobrick. Ketua Bank Sampah Teratai Ahmad mengatakan, ecobrick merupakan salah satu cara untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang diakibatkan dari sampah plastik. Cara membuatnya, sampah plastik yang telah dipotong kecil lalu dimasukkan ke dalam botol plastik kemasan air mineral dan dipadatkan menggunakan kayu. "Penanganan sampah plastik perlu kreasi, salah satunya dengan dibuat ecobrick," ujarnya kepada Tangerang Ekspres saat pameran ecobrick di Pondok Pucung, Minggu (26/8). Ahmad menambahkan, warga perlu diedukasi bagamaina cara menangani sampah dengan baik dan bijak. Terutama sampah plastik. Menurutnya, jika dipadatkan dengan baik ecobrick akan menjadi kuat dan mampu menopang beban berat. "Ecobrick itu bata ramah lingkungan dan menjadi satu dari sekian cara mendaur ulang sampah plastik," tambahnya. Sementara iu, Anggota Bank Sampah Teratai Tita mengatakan, ecobrick artinya memenjarakan sampah menggunakan botol air mineral yang bersih dan kering. "Kemasan airi mineral disisi potongan plastik yang dicampur dengan potongan pastik kresek supaya mudah dimasukkan, lalu dipadatkan pakai kayu," ujarnya. Tita menambahkan, untuk mengisi botol air mineral ukuran 600 ml diperlukan atau berisi 250 gram potongan plastik. Sedangkan ukuran botol kemasan air mineral ukuran 1,5 liter diperlukan 650 gram potongan plastik. Jika sudah menjadi ecobrick bisa dimanfaatkan untuk tempat duduk dan harus dirangkai dahulu penggunakan lem. "Bisa juga dirangkai menjadi meja namun, di atasnya harus diberi kaca. Juga bisa dipakai untuk hiasan rumah dengan diberi lampu warna-warni," tambahnya. Di tempat yang sama, Anggota Bank Sampah Teratai lainnya, Mimis mengatakan, selain bisa dijadikan ecobrick sampah plastik juga bisa dijadikan tas, keranjang. "Contohnya bungkus plastik kemasan kopi, bisa dijadikan tas, keranjang dan lainnya," ujarnya. Sementara itu, Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany berharap, warga dapat memanfaatkan sampah pastik menjadi barang berguna. "Dengan adanya pamerah produk sampah diharapkan dapat membuat warga semakin sadar dan mengerti jika barang bekas bukan sampah yang harus dibuang tapi, dikumpulkan dan ditabung melalui bank sampah," ujarnya. Airin menambahkan, sampah juga bisa dibuat menjadi produk kerajinan yang memiliki nilai ekonomi dan seni tinggi. "Jika kesadaran telah tumbuh maka lingkungan akan bersih dan bebas dari sampah," tuturnya. (bud/esa)

Sumber: