Pembangunan Bandara Sukabumi untuk Pariwisata
Jakarta -- Kementerian Perhubungan menargetkan pembangunan Bandara Sukabumidi Jawa Barat (Jabar) bisa dimulai pada awal tahun depan. Bandara yang rencananya akan dibangun di Kecamatan Cikembar, Sukabumi, itu dimaksudkan untuk menunjang sektor pariwisata di wilayah Jabar bagian selatan. "Sekarang, baru mulai pembebasan lahan (bandara Sukabumi)," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Selasa (21/8). Rencananya, lanjut Budi, bandara tersebut akan memiliki satu landasan pacu (runway) sepanjang 1.600 meter hingga 2.000 meter. Nantinya, bandara tersebut akan mengakomodasi pesawat jenis ATR. Total kebutuhan anggaran diperkirakan mencapai Rp300 miliar hingga Rp400 miliar. Sebanyak 70 persen anggaran berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan 30 persen sisanya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sementara, operator bandara Sukabumi akan dipegang langsung oleh Kemenhub. Selain bandara Sukabumi, Kemenhub rencananya juga akan memperbaiki infrastruktur transportasi pendukung lain di Jabar bagian selatan mulai dari moda kereta api hingga pelabuhan. Program ini rencananya rampung paling lambat pada 2022 mendatang. Untuk moda kereta api, Kemenhub akan membangun jalur ganda KA antara Bogor-Sukabumi Lintas Bogor-Yogyakarta yang merupakan proyek multiyears hingga 2022. Adapun, total anggarannya mencapai Rp1 triliun. "Selain itu, Kemenhub juga sedang membangun dua pelabuhan di Pangandaran dan Pelabuhan Ratu. Gunanya, selain untuk kegiatan wisata di geopark Ciletuh (Sukabumi) juga memudahkan transportasi logistik hasil bumi keluar," tandasnya. Rencana pembangunan Bandara sukabumi ini sendiri terkait rencana Pemerintah yang akan membangun dua Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sektor pariwisata di Jawa Bagian selatan. Pertama, KEK Sukabumi yang menawarkan agrowisata dan kedua, KEK Pangandaran yang menawarkan wisata bahari. "Tahun ini, kami harapkan kedua KEK itu sudah disetujui oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Begitu oke, tahun 2019 kami bisa memulai untuk pengembangan di KEK," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Selasa (21/8). Arief mengungkapkan total anggaran yang dialokasikan untuk pengembangan KEK mencapai Rp8 triliun terdiri dari Rp5 triliun untuk pengembangan KEK Pangandaran dan Rp3 triliun di KEK Sukabumi. Di Sukabumi, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) telah berkoordinasi dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), dan Transmigrasi untuk membangun ratusan desa wisata. Secara terpisah, Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo mengungkap bahwa pihaknya tengah menyiapkan Produk Unggulan Kawasan Pedesaan (Prukades) untuk mendukung desa wisata, seperti jagung dan singkong di Jabar bagian selatan. Pemerintah telah bekerja sama dengan pihak swasta sebagai pembeli produk. Misalnya, jagung untuk pakan peternakan ayam dan singkong untuk material gluten perusahaan bubur kayu dan kertas. Pengembangan desa wisata bisa memanfaatkan dana desa yang anggarannya tahun depan meningkat dari Rp60 triliun menjadi Rp73 triliun. Menurut Eko, agrowisata bisa dikembangkan tanpa mengganggu sektor pertanian. Bahkan, keberadaan agrowisata bisa mencipatakan lapangan kerja.(cnn)
Sumber: