Runway 3 untuk Pembangunan Nasional, Warga Diminta Kerjasama

Runway 3 untuk Pembangunan Nasional, Warga Diminta Kerjasama

TANGERANG – PT Angkasa Pura II (Persero) meminta masyarakat yang lahannya terkena imbas pembangunan runway 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, legowo lahannya tergusur. Pasalnya, lahan tersebut akan dibangun proyek nasional untuk pengembangan bandara.

Mengingat bandara ini gerbangnya Indonesia dari berbagai belahan dunia. Sehingga memerlukan sarana dan prasana yang memadai dari sisi udara dan sisi darat. Ditambah kondisi Bandara Soekarno-Hatta saat ini yang terus mengalami peningkatan jumlah penumpang dan pergerakan pesawat. “Karena ini untuk pembangunan nasional, maka mohon masyarakat lebih legowo. Karena ini untuk kepentingan nasional atau orang banyak, bukan untuk kepentingan bandara semata,” kata Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin, beberapa hari lalu.

Diakui Awaluddin, ada beberapa pemilik lahan yang masih beratahan dan itu menjadi kendala tersendiri dalam proses percepatan pembebasan lahan. Namun, berdasarkan peraturan, jika tidak setuju dapat diselesaikan melalui Pengadilan Negeri.

“Proses ini bisa berjalan lancar berkat semua pihak. Dimana antara AP II dan warga pemilik tanah bersama-sama mengikuti prosedur sehingga semuanya dapat berjalan sesuai koridor. Memang ada beberapa lahan yang sudah memasuki proses di Pengandilan Negeri, sehingga pembangunan runway ketiga ini dapat dilakukan tepat waktu,” ucapnya.

Proses pembebasan lahan untuk pembangungan runway ketiga Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), kata dia, secara keseluruhan berjalan lancar. Hal itu terlihat, hingga Agustus ini tim pembebasan lahan telah membebaskan lahan seluas 171 hektar dari 216 hektar tanah yang dibutuhkan.

Menurutnya, proses pengadaan atau pembebasan tanah tersebut telah mengikuti prosedur sesuai ketentuan yakni antara lain penilaian oleh Kantor Jasa Penilaian Publik (KJPP), musyawarah dengan para pemilik lahan, validasi data kepemilikan, pembayaran uang ganti kerugian, sertifikasi dan penyelesaian segala dokumen.

“Kami sudah mengikuti prosedur yang berlaku, sehingga proses bisa berjalan dengan lancar dan tidak ada hambatan,” kata imbuh Awaluddin.

Adapun lancarnya proses pembebasan tanah itu, sambung dia, tidak lain juga berkat dukungan dari masyarakat khususnya para pemilik lahan, pemerintah daerah yakni Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang serta para pemangku kepentingan lainnya.

Ia mengungkapkan, pembangunan runway ketiga ini memang membutuhkan luas lahan sebesar 216 hektar. Sebelumnya pihak AP II memiliki lahan seluas 49 hektar, sehingga mereka harus melakukan pembebasan ratusan hektar lahan milik warga sekitar.

“Total kebutuhan tanah untuk runway ketiga sebanyak 216 hektar, dan AP II sudah memiliki 48 hektar. Semoga sisa lahan yang masih proses pembayaran itu bisa segera diselasaikan oleh tim yang sedang bekerja,” ungkapnya.

Ia menegaskan, terhadap pemilik dari 571 bidang dimana sebagian besar telah menyatakan setuju atas nilai ganti kerugian yang ditawarkan. Selanjutnya akan dilakukan musyawarah pembayaran lahan milik warga tersebut.

Runway ketiga dengan dimensi 3.000 x 60 meter persegi ini, ditargetkan dapat mulai dioperasikan pada akhir 2019. Untuk mengakomodir sebanyak 115 sampai 120 pergerakan pesawat per jam di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang.

Pembangunan runway ketiga ini, termasuk pembangunan sesuai dengan grand design Bandara Soetta dalam peningkatan kapasitas sisi udara dan melengkapi pengembangan sisi darat. Selain runway ketiga, yang telah dilakukan yakni pembangunan Terminal 3, operasional Skytrain yang menghubungkan seluruh terminal, pembangunan stasiun kereta bandara, dan kedepannya revitalisasi Terminal 1 dan 2, lalu pengembangan Cargo Village dan sebagainya.

“Adapun pembangunan di sisi udara, selain pembangunan runway ketiga. AP II juga sudah melakukan pembangunan infrastruktur pendukung improve runway capacity 86 atau IRC-86, pembanguan east cross taxiway dan perluasan apron guna mengakomodir 115 pergerakan pesawat per jamnya,” tutup Awal.(mg-11)

Sumber: