Kementan Dorong Produksi Pangan Lokal

Kementan Dorong Produksi Pangan Lokal

Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) tengah fokus mendorong produksi dan penggunaan pangan lokal sebagai sumber energi, tepatnya memberikan stamina bagi tubuh. Apalagi Indonesia memiliki kekayaan pangan lokal yang luar biasa sehingga harus segera dioptimalkan. Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi menjelaskan, keuntungan geografis wilayah Indonesia yang berada di wilayah tropis menjadi keunggulan yang patut disyukuri bersama. Secara biogeografi, bentang alam Indonesia memiliki kawasan yang terdiri dari biogeografi flora dan fauna dengan ciri Asia dan Australia. "Keberadaan Indonesia berdasarkan biogeografi tersebut menyebabkan Indonesia mempunyai keanekaragaman hayati yang sangat tinggi," ujar Suwandi dalam keterangan tertulis, Minggu (12/8). Di sisi lain, tidak kalah beragamnya, masyarakat Indonesia tercatat mencapai 300 etnik dan 1300-an bangsa (Sensus BPS tahun 2010). Keanekaragaman ini mampu disatukan oleh semboyan bersama bangsa Indonesia, yakni Bhinneka Tunggal Ika. Filosofi tersebut menurutnya mampu menyatukan hubungan antar sesama, membangun kekeluargaan, persatuan, dan keharmonisan antarelemen masyarakat. "Kami menyadari bahwa pola hidup sehat dipengaruhi salah satunya dengan asupan makanan yang baik. Makanan yang baik mampu meningkatkan stamina tubuh dan potensi diri," ujar Suwandi. Hal tersebut disampaikan Suwandi dalam acara Terapi Latihan HanaRa (happy natural rediant) di Candi Borobudur, Magelang, pada Sabtu (10/8). Menurut Suwandi, kegiatan ini adalah latihan menggunakan pangan lokal bersama teman-teman Dinas Pertanian bagaimana memanfaatkan pangan lokal kedelai, kopi, dan lainnya agar berdampak ke wisatawan. Menurutnya, dengan mengonsumsi pangan lokal (susu kedelai soya, kopi tertentu), proses HanaRa langsung berdampak pada stamina tubuh. "Ini kegiatan belajar dan napak tilas jejak nenek moyang jaman dulu dalam berbagai aktivitas salah satunya memproduksi pangan lokal sebagai sumber energi tubuh," jelasnya. Dirinya melanjutkan, bukti pemanfaatan pangan lokal seperti kopi, kedelai, kentang, dan lainnya terbukti berdampak pada stamina wisatawan. Karenanya, pemanfaatan pangan lokal yang baik perlu didorong cara berpikir positif. "Yakni dimulai dengan keikhlasan, menghargai hidup, bersyukur, saling berbagi, hingga mencapai bahagia bersama," tuturnya. Sementara itu, praktisi kesehatan, dr. Hanson menjelaskan bahwa pangan lokal dapat meningkatkan stamina tubuh. Dokter yang memiliki ketertarikan terhadap pangan lokal ini menjelaskan bahwa pangan lokal dapat mengembalikan stamina tubuh seperti stamina nenek moyang dan menampilkan innerbeauty. "Tidak hanya beragam, tanaman pangan, buah, sayur, serta hasil perkebunan yang tumbuh di Indonesia memiliki kualitas tersendiri yang mampu bersaing di mancanegara. Secara tidak langsung, ternyata ada korelasi antara kualitas tanaman dengan kondisi psikolgis masyarakat sekitar," jelas Hanson. Lebih lanjut, dr. Hanson jelaskan secara ilmiah tubuh memiliki kecerdasan tubuh untuk mengenal makanan yang baik. Mengonsumsi makanan yang baik juga perlu ditunjang dengan olah dan sikap tubuh yang baik, atau dikenal dengan langkah Hanara. "Ilmu ini digunakan praktisi kesehatan di seluruh dunia untuk menemukan hal ideal bagi kesehatan tubuh melalui tes otot. Prinsipnya sederhana. Respon uji kinesiologi pada setiap input positif akan menguat. Bila tidak, terjadi sebaliknya. Secara sederhana disebutkan bahwa tubuh tidak pernah berbohong," jelasnya. Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Yuni Astuti menegaskan pentingnya mengonsumsi pangan asli Indonesia. Menurutnya, pengembangan budidaya pangan lokal harus didukung, karena memiliki banyak keunggulan. "Saya tekankan pangan lokal karena pangan lokal memiliki potensi yang luar biasa. Buah impor dan lokal rasanya saja lebih enak. Pangan lokal jelas cita rasa dan asal usulnya, tanpa treatment. Unsurnya lebih fresh dibanding impor. Ayo kita sukai pangan lokal kita," ucapnya. Untuk diketahui, selain dari sisi kuantitas produksi, Kementan juga selama ini telah berupaya menjaga dan meningkatkan kualitas pangan Indonesia. (mul/ega)

Sumber: