Cilegon United vs Persita, Ulang Memori Manis 2016

Cilegon United vs Persita, Ulang Memori Manis 2016

MUSIM 2016 menyajikan memori manis buat Persita Tangerang saat bertemu Cilegon United Football Club (CUFC). Di kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC) B, Pendekar Cisadane tampil dominan dengan menahan imbang CUFC di Stadion Krakatau Steel dan menang 6-2 di Stadion Singaperbangsa. Hasil itulah yang coba diulang skuat asuhan Wiganda Saputra pada pertemuan pekan ke-13 Liga 2 Grup Barat di Stadion Krakatau Steel, Jumat (10/8) sore. Persita mematok target mencuri poin saat bertemu Cilegon United. Maksimal 3 poin dan minimal tak sampai kehilangan alias bermain imbang. "Persita butuh kemenangan untuk bisa terus bertahan di papan atas. Peluang kami terbuka di Cilegon. Pemain sepakat untuk berusaha keras meraih poin penuh, dengan harapan jika pun meleset kami tetap bisa membawa pulang poin," ucap I Nyoman Suryanthara Manajer Persita. Optimisme meraih kemenangan dikemukakan Nyoman karena melihat hasil positif yang diraih tim Ungu dalam empat pertandingan terakhir, khususnya saat menang 1-0 atas Persis Solo, Senin (6/8) sore. Kemenangan dihasilkan Persita lewat permainan yang kompak antar pemain lama dan pemain baru. Kekompakan pemain lama dan baru ini juga yang diyakini Wiganda Saputra Pelatih Persita akan menjadi pembeda tim Ungu saat menghadapi Cilegon United. Meski baru bergabung saat menghadapi Persis, pemain baru sudah memahami karakter permainan Pendekar Cisadane. Sehingga apapun strategi yang dimainkan Persita, pemain baru seperti Chandra Waskito, Ryan Kurnia, Andre Sitepu dan Sirvi Arfani akan mampu memainkannya sama baik dengan pemain Persita lainnya. Ketiga pemain ini juga diyakini Gandul akan menutupi absennya tiga pilar utama Persita Ledi Utomo, Tamsil Sijaya dan Aditia Gigis akibat akumulasi kartu kuning. Untuk meraih poin, Gandul, sapaan Wiganda Saputra, menyiapkan pemain anyar sebagai senjata rahasia. Khususnya untuk menembus pertahanan Cilegon United besutan Imam Riyadi yang dikenal cukup solid. “Kami tahu Cilegon United diisi pemain berpengalaman yang tampil cukup kolektif, kita berusaha untuk bisa membuat celah diantara mereka dengan mengandalkan kecepatan pemain,” ucap Gandul. Soal kekuatan Cilegon United, Gandul menyatakan ada di lini tengah yang dihuni Rinto Ali dan Hari Habrian. Nama terakhir, diwanti-wanti mantan bek timnas Primavera tersebut untuk diwaspadai pasukannya. Penampilan Brian, sapaan Hari Habrian, menjadi faktor yang membuat Persita gagal meraih poin penuh pada pertemuan pertama, akhir April lalu. Oleh karenanya Wiganda meminta pemain tak membiarkan Brian leluasa mengolah bola di lini tengah. “Tapi, saya instruksikan pemain bukan hanya kepada Brian, tapi juga pemain lini tengah Cilegon United. Pemain harus mampu memotong alur serangan dengan mematikan pergerakan pemain lapangan tengah Cilegon United,” ungkap Gandul. Sementara itu di kubu tuan rumah, Pelatih Cilegon United Imam Riyadi menyatakan, menang adalah harga mati. Tidak ada istilah seri atau apalagi kalah. Buat Imam pertandingan di hadapan pendukung sendiri harus menghasilkan poin penuh. Cukup Persibat Batang yang menodai keangkeran Stadion Krakatau Steel pada awal kompetisi. Lima laga kandang Cilegon United menghasilkan 13 poin dari total 16 poin yang semestinya dihasilkan Rinto Ali dkk. “Kami harus memaksimalkan pertandingan kandang, tidak boleh ada hasil lain selain kemenangan. Poin penuh kami butuhkan untuk terus memperbaiki posisi ke papan atas klasemen, kehilangan poin di putaran kedua ancamannya turun peringkat,” tegas Imam. Soal kesiapan timnya, mantan pemain Persib Bandung itu menyatakan semua sudah siap untuk menghadapi Persita. Bahkan saking siapnya, Imam enggan memikirkan kekuatan tim tamu dan lebih memilih menyiapkan timnya agar bisa meraih poin penuh. “Biar lawan yang memikirkan kekuatan kami. Kami memilih bermain dengan kekuatan kami bukan memikirkan kekuatan lawan,” tuturnya. Pemain Cilegon United Septian Andriansyah menyatakan hal senada dengan sang pelatih. Ia menyatakan ketatnya persaingan di grup barat membuat mereka harus bisa memastikan poin penuh. Bahkan Septian menganggap semua laga di putaran kedua adalah final yang harus dimenangkan untuk bisa memenuhi target masuk 4 besar klasemen akhir grup barat. “Ibarat final kalau menang kita punya kans naik, kalau kalah ancaman degradasi mengadang. Di grup barat persaingannya ketat, antara naik ke papan atas atau terdegradasi tipis selisihnya,” tutup Septian. (apw)

Sumber: