Pengusaha Perhotelan di Lombok Hitung Kerugian

Pengusaha Perhotelan di Lombok Hitung Kerugian

Jakarta -- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Nusa Tenggara Barat menyatakan bahwa gempa bumi berkekuatan tujuh Skala Richter yang mengguncang kawasan Lombok Minggu (5/8) lalu telah mengakibatkan kerusakan bangunan hotel. Sejumlah hotel di Lombok rusak parah akibat bencana tersebut. Ketua PHRI NTB Lalu Abdul Hadi Faishal mengatakan, pihaknya sampai saat ini masih mendata dan menghitung potensi kerugian yang ditimbulkan akibat kerusakan bangunan tersebut. "Karena memang ada yang perlu perbaikan," katanya seperti dikutip CNNIndonesia.com, Senin (6/8). Lalu mengatakan, kerugian kemungkinan besar tidak akan terjadi akibat kerusakan bangunan. Selama proses perbaikan bangunan, kemungkinan besar hotel juga masih akan menanggung kerugian. Pasalnya, selama proses perbaikan tersebut pengusaha harus menutup hotel mereka selama beberapa bulan. "Memang tidak sampai harus tutup sampai satu tahun," katanya. Walaupun demikian, Lalu yakin bahwa kerusakan gempa tersebut tidak akan berdampak besar ke pariwisata Lombok. Ia yakin usai sarana dan prasarana pariwisata di Lombok diperbaiki, kunjungan wisatawan ke Lombok akan kembali ramai. "Seperti hari ini saja, saya di bandara, tetap kok ada yang mendarat. Maksudnya penumpang yang sebelumnya sudah beli tiket tetap ke sini walau gempa," kata Lalu. Sebelumnya, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Anak Agung Ngurah Alit Wiraputra mengatakan musibah gempa di Lombok dalam jangka pendek berimbas positif untuk Bali. Meski gempa Minggu malam itu terasa sampai Bali, tetapi kerusakan sebagian besar terjadi di Lombok. Alhasil, sejumlah wisatawan di Lombok dievakuasi ke Bali. Ia mengatakan bahwa akibat evakuasi tersebut, hotel di Bali kebanjiran penginap. "Dapat limpahan, banyak pesanan hotel, ramai wisatawan," kata Alit. Namun, untuk jangka panjang katanya Bali bisa terkena sentimen negatif. Gempa di Lombok dan sekitarnya bisa memicu kekhawatiran wisatawan asing atas keamanan Bali. Alit menyebut informasi yang simpang siur terkait gempa susulan berpotensi membuat turis membatalkan niatnya berlibur ke Bali. "Makanya kami akan evaluasi ini semua, kalau beritanya negatif terus kan asing juga takut ke Bali," pungkas Alit.(cnn/agt)

Sumber: