Perang di Medsos, Lanjut ke Jalanan

Perang di Medsos, Lanjut ke Jalanan

SERPONG-Aksi tawuran yang dilakukan pelajar dari dua sekolah yang diduga dari SMK Sasmita Jaya dan SMK Bhipuri, Serpong, di Kota Tangsel pada Selasa (31/7) berawal dari saling menantang di media sosial (medsos). Aksi tawuran itu mengakibatkan Ahmad Fauzan (18) siswa SMK Sasmita Jaya, Pamulang, menderita luka tusuk di bagian wajah. “Mereka saling tantang di media sosial. Kami jumpai berbagai macam (media sosial), Facebook salah satunya,” kata Kasatreskrim Polres Tangsel AKP Alexander Yurikho, Kamis (2/8). Murid dari kedua sekolah melakukan aksi tawuran sekitar pukul 15.30 WIB di di Jalan Raya Puspiptek, Kota Tangsel. Korban tertusuk pisau di bagian wajah dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Dari kejadian ini, polisi masih melakukan pemeriksaan saksi-saksi dan telah mendatangi sekolah yang terlibat aksi tawuran. Polisi menduga tawuran sudah direncanakan. “Kita akan telusuri, kelihatannya (direncanakan) sudah lama,” katanya. Menurut Alex, pihaknya masih memburu pelaku tawuran tersebut. Khususnya mencari pelaku yang menusuk Fauzan. “Kami masih cari pelakunya, tim masih bekerja dan mudah-mudahan segera terungkap,” kata dia. Sebanyak 27 saksi telah dimintai keterangannya. Mereka adalah siswa yang diduga terlibat, teman korban yang membawa korban ke rumah sakit, warga yang melihat tawuran, serta pengendara ojek online yang saat kejadian berada di lokasi. “Penyidikan masih terus kita lakukan dan sudah ada yang ditetapkan sebagai tersangka. Kita berharap pelaku cepat tertangkap untuk mempertangungjawabkan perbuatannya,” ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Kamis (2/8). Alex menambahkan, pengumpulan data-data pelaku tawuran sulit diperoleh lantaran pelaku banyak yang tidak masuk sekolah pascatawuran. Ia berharap, pihak sekolah dan siswa dapat bekerjasama untuk mengungkap kasus itu. “Kasus itu harus segera terungkap supaya tidak berlanjut dan tidak tejadi di tempat lain,” ujarnya. Polisi sudah mendatangi SMK Bhipuri, Serpong untuk mencari pelakunya. Namun, saat polisi datang, banyak siswa yang tidak masuk. Guru di sekolah tersebut menjelaskan, siswanya banyak yang tidak masuk lantaran takut ada serangan balasan. Sementara, kondisi kesehatan Ahmad Fauzan mulai membaik setelah menjalani operasi pencabutan pedang dari wajahnya di RSCM, Jakarta. Tim dokter RSCM juga telah berhasil mengangkat sisa senjata tajam yang menempel di pipi sebelah kiri remaja tersebut. Kondisi warga Pedurenan, Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, itu terlihat lebih baik setelah operasi pengambilan senjata tajam di wajahnya berjalan lancar. “Kondisi membaik dengan operasi pengambilan sajam telah berlangsung sukses,” kata Alex. Pihak kepolisian dan orang tua mengucapkan rasa syukur dan terima kasih terhadap bantan diberikan Pemkot Tangsel dan RSCM yang berhasil membuat Ahmad Fauzan melewati kondisi kritis. “Titip pesan orangtuanya, diucapkan terima kasih banyak kepada tim dokter RSCM dan Pemkot Tangsel atas kesediaan menanggung semua biaya tindakan medis,” kata Alex. Kapolsek Pamulang Kompol Endang Sukmawijaya mengatakan, Rabu (1/8) pagi dia dan anggotanya telah mendatangi SMK Sasmita Jaya Pamulang. Tujuannya untuk mengingatkan dan memberitahu kepada agar menjadi anak yang dapat menyenangkan dan membanggakan orangtua. “Tujuan mereka sekolah itu untuk belajar, bukan berantem,” ujarnya. Endang menambahkan, siswa dikumpulkan di halaman dan diberi penjelasan terutama kepada siswa yang terlibat tawuran. Menurutnya, mungkin selama ini para siswa tidak tahu undang-undang yang berlaku di Indonesia, yakni larangan membawa senjata tajam dan dapat dikenakan undang-undang darurat. Begitu juga ketika berbuat penganiayaan akan ada sanksi, yakni dijerat dengan pasal 151 atau 170 KUHP tentang penganiayaan. "Dari SMK Sasmita Jaya ada 7 siswa yang dibawa ke Polres Tangsel untuk diperiksa terkait tawuran," jelasnya. (bud/bha)

Sumber: