40 Persen Amrol Tak Bisa Dipakai

40 Persen Amrol Tak Bisa Dipakai

SETU-Kondisi bak amrol milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangsel memprihatinkan. Dari 67 bak yang ada, 46 persennya rusak. Bak amrol merupakan tempat penampungan sampah sementara. Saat ini, sebanyak 28 bak amrol milik DLH Kota Tangsel, tak bisa digunakan karena rusak. Kerusakan terjadi sejak 2013, mulai dari kerusakan karena karat sampai sistem hidrolik. Kepala Seksi Pengangkutan Sampah pada DLH Kota Tangsel Yudhatama mengatakan, bak amrol yang rusak itu tidak bisa digunakan lagi karena rusaknya cukup parah. "Rusaknya parah, kalau diperbaiki biayanya tak jauh beda dari beli baru," ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Selasa (31/7). Yudha menambahkan, saat ini DLH tinggal memiliki 39 bak amrol beserta truknya. Bak amrol itu, disebar di beberapa titik di Kota Tangsel, mulai dari pasar tradisional, perumahan, perkantoran, lokasi khusus sesuai permintaan warga dan sebagainya. Rusaknya bak amrol itu, membuat pelayanan pengangkutan sampah tersendat lantaran banyak warga yang protes tetang keberadaan sampah liar. Semula bak amrol yang rusak itu ditempatkan di lahan tak jauh dari kantor DLH. Namun, beberapa hari lalu telah dipindah ke kawasan TPA Cipeucang lantaran lokasinya akan dibangun gedung Depo Arsip milik Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Tangsel. "Lokasi lama sekarang sudah mulai dilakukan proses pembangunannya," tambahnya. Masih menurutnya, DLH akan mengajukan surat ke Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Tangsel untuk penghapusan aset atau lelang terhadap bak amrol yang rusak tersebut. Tujuannya agar lokasi yang dipakai untuk menaruh bak amrol bisa dipakai untuk keperluan lain. Selain memiliki 39 truk dan bak amrol, saat ini DLH juga memiliki kendaraan loader yang ditempatkan di Pasar Ciputat dan TPA Cipeucang. Ada juga mini beco di Witana Harja yang digunakan sebagai pilihan pengangkatan sampah jika ada permintaan warga. "Kita juga punya bobcat di Pondok Aren," jelasnya. Mantan pegawai Satpol PP Kota Tangsel tersebut menjelaskan, saat ini total sampah di Tangsel setiap hari sekitar 800 ton. "200 ton sampah ditangani atau diangkat DLH dan sisanya dikelola swasta dan dibuang ke Rawa Kucing, Kota Tangerang," tuturnya. Sementara itu, Kepala BPKAD Kota Tangsel Warman Syanudin mengatakan, jika barang milik pemerintah akan dilelang atau dimusnahkan harus diusulkan ke Sekda dahulu. "Ditembuskan ke BPKAD dan Inspektorat tentang penghapusan," singkatnya. (bud/esa)

Sumber: