Demo PPDB, Mahasiswa Bakar Reflika Keranda

Demo PPDB, Mahasiswa Bakar Reflika Keranda

CIPUTAT-Penerimaan peserta didik baru (PPDB) tingkat SMA dan SMP sudah usai. Meski begitu, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Ciputat menilai, persoalan PPBD belum tuntas. Wal hasil, mereka menggelar aksi unjuk rasa, Kamis (26/7). Dalam unjuk rasa di depan kantor Balai Kota Tangsel ini, selain berorasi, mahasiswa juga membawa reflika keranda mayat sebagai hadiah untuk Pemkot sebagai simbul matinya PPDB. Aksi tersebut mendapat pengamanan dari puluhan anggota Satpol PP dan Polsek Ciputat. Bahkan, aksi sempat diwarnai dorong mendorong antara Satpol PP lantaran pendemo berusaha masuk ke halaman Balai Kota namun, dihalangi petugas. Koordinator aksi dari HMI Ciputat Rofiko Ifandani mengatakan, ia bersama tema-teman datang untuk minta Kadindikbud Tangsel dicopot lantaran menjadi dalam kekacauan saat PPDB. "Ada sembilan tuntutan yang kita sampaikan dalam PPDB Tangsel kemarin," ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Kamis (26/7). Rofiko menambahkan, tuntutan tersebut adalah mendesak Walikota Tangsel untuk membubarkan Dewan Pendidlkan Tangsel karena tak menjalankan fungsi dan hanya menjadi beban anggaran. Mendesak Walikota Tangsel mencopot Kadindikbud Tangsel karena gagal menjalanlan tugas terkait penyelenggaraan PPDB Tangsel 2018 yang carut marut. Ketiga, mendesak Walikota Tangsel mencopot Kepala Sekolah yang terbukti menyalahgunakan wewenang dan melakukan transaksi pada PPDB Tangsel 2018. Mendesak DPRD Tangsel memanggil Kadindikbud Tangsel untuk menjelaskan atas kekacauan PPDB Tangsel tersebut. Mendesak DPRD Tangsel memanggil Walikota Tangsel untuk menjelaskan atas kekacauan PPDB Tangsel. Menghimbau masyarakat agar tidak memilih kembali anggota DPRD yang “Diem diem Bae" atas kekacauan PPDB Tangsel pada tahun ini pada pileg 2019. Mendesak Walikota Tangsel agar mundur dari jabatannya karena telah gagal menjalankm pelayanan pendidikan sesuai dengan aturan yang ada. Juga mendesak Gubernur Banten mencopot Kadindikbud Banten karena gagal menjalankan tugas terkait penyelenggaraan PPDB 2018, terutama untuk SMK/SMA di Tangsel. "Serta mendesak Gubernur Banten mencopot Kepala Sekolah yang terbukti menyalahgunakan wewenang dan melakukan transaksi pada PPDB 2018 di Tangsel," jelasnya. Aksi yang dimulai Pukul 13.00 WIB tersebut awalnya berjalan lancar dan mahasiswa menyampaikan aspirasinya. Namun, sempat terjadi dorong-mendorong saat mahasiswa mencoba masuk ke dalam Pemkot Tangsel yang dijada satpol pp dan polisi. Keadaan kian memanas saat mahasiswa membakar replika keranda mayat yang mereka bawa. Sempat terjadi ketegangan saat api yang membakar replika keranda akan dipadamkan petugas dengan menggunakan alat pemadam api ringan (apar). Anggota Polsek Pamulang langsung berinisiatif memadamkan air dengan apar yang telah disediakan. Kanit Intel Polsek Ciputat Iptu Nurhadi mengatakan, telah beberapa kali memperingatkan mahasiswa agar berujuk rasa dengan tertib dan aman namun, tidak didengar. "Saat mereka membakar replika keranda mayat saya langsung mengambil apar dan memadamkan api," ujarnya. Pantauan Tangerang Ekspres, selama unjuk rasa berlangsung arus lalu lintas dari arah Parakan menuju Bundaran Maruga diatur oleh Polisi dan Dishub lantaran, mahasisnya menggunakan setengah bahu jalan untuk berorasi. Sehingga sempat terjadi kemacetan dan ada pengguna jalan yang merasa terganggu serta marah-marah. Tidak ada pejabat Pemkot Tangsel maupun Dindikbud Tangsel yang menemui pendemo. Pukul 14.00 WIB mereka membubarkan diri dengan tertib. (bud)

Sumber: