Orangtua siswa Keluhkan Harga LKS, Kepala MIN 1 Harus Diganti
CURUG – Puluhan orangtua siswa menggeruduk Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Tangerang, Jalan Bitung-Cisereh, Desa Kadujaya, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, Rabu (18/7). Para orangtua siswa memprotes besaran harga buku yang ditetapkan pihak sekolah. Berdasarkan pantauan di lapangan, beberapa orangtua siswa diterima langsung oleh Kepala MIN 1 Tangerang Lukman. Kedua belah pihak sempat bersitegang saat Lukman diminta menjelaskan dasar penetapan harga buku tersebut. Salah satu orangtua siswa, Ridwan Iskandar mengatakan, harga buku kerja siswa di MIN 1 Tangerang sangat mahal. Bagi siswa kelas V misalnya, diminta membayar Rp549 ribu untuk 13 item buku kerja. Siswa kelas II dibebankan Rp368 ribu untuk 9 item buku kerja. Termasuk di dalam buku-buku itu buku agama. Menurut Ridwan, harga yang ditetapkan MIN 1 Tangerang jauh berbeda dengan MIN lain. “Saya sangat kaget ketika melihat daftar harga yang ditetapkan pihak sekolah mencapai Rp549 ribu, tidak ada koordinasi sebelumnya. Buat apa ada komite sekolah? Kalau di MIN lain, buku paket siswa itu paling Rp120 ribu, tidak ada yang lebih dari Rp200 ribu,” tutur dia saat dikonfirmasi wartawan. Lukman pun diminta untuk segera mengubah harga buku kerja siswa tersebut, agar disesuaikan dengan MIN lainnya. Jika tidak diindahkan, para orangtua siswa mengancam untuk melengserkan Lukman sebaga Kepala MIN 1 Tangerang. Orangtua siswa tak ragu-ragu untuk menggalang tanda tangan atau petisi pemecatan Lukman. “Kami akan melihat bagaimana respons pihak sekolah dalam minggu ini. Sampai saat ini belum ada yang membayar tebusan buku itu. Kalau tidak ada perubahan maka kami meminta pergantian kepala sekolahnya, nanti dikumpulkan tanda tangan orangtua siswa,” ucap Ridwan. Hal senada juga disampaikan Rita Sepriana. Kebijakan sepihak bukan kali pertama dilakukan pihak MIN 1 Tangerang. Dia bahkan mempertanyakan fasilitas buku agama dari Kementerian Agama Kabupaten Tangerang. “Saat tour saja biayanya sangat mahal, yang tidak ikut diharuskan bayar. Soal harga buku, ini sangat mahal. Percuma madrasah negeri kalau ujung-ujungnya pungutan banyak. Biasanya juga ada buku agama yang dipinjamkan dari kementerian agama, tetapi sampai sekarang belum jelas,” kata Rita. Keluhan para orangtua siswa itu pun tidak dibantah oleh Lukman. Dia mengakui, jika pihak sekolah belum melibatkan komite dan orangtua siswa saat penetapan harga buku kerja siswa. Harga itu pula menyesuaikan dengan penerbit buku. Lukman berjanji untuk menyesuaikan harga buku tersebut dalam waktu cepat. “Memang itu kesalahan kami karena tidak melibatkan mereka dalam pembahasan. Tetapi harga ini sebenarnya sesuai dari penerbit buku, malah tergolong murah dibandingkan penerbit lain. Kami meminta agar orangtua siswa bersabar dan memberi kami waktu,” kata dia. Dikonfirmasi terpisah, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Kabupaten Tangerang Mohammad Iqro mengakui, belum mengetahui pasti persoalan tersebut. Dia pun segera menindaklanjuti informasi itu dengan mengklarifikasi ke pihak sekolah. Iqro tidak dapat menentukan sikap sebelum ada klarifikasi. “Insya Allah besok (hari ini-red) saya ke sana (MIN 1 Tangerang), perlu diklarifikasi. Pasti ditindaklanjuti. Apabila salah ya nanti ada konsekuensinya,” ujar dia. (mg-3/mas)
Sumber: