Bonus Juara Indonesia Open, Owi/Butet & Kevin Dapat Rp 200 Juta
KEMENANGAN dua wakil Indonesia di Blibli Indonesia Open 2018 merupakan catatan sejarah tersendiri. Sepanjang 10 tahun terakhir, baru pada edisi tahun ini, Indonesia menempatkan dua wakilnya sebagai juara. Untuk itu, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang merupakan juara di ganda campuran dan Kevin Sanjaya Sukamuljo, yang berpasangan dengan Marcus Fernaldi Gideon mendapatkan bonus dari klub yang membinanya, PB Djarum. Masing-masing di antara ketiga pebulutangkis tersebut mendapatkan Rp 200 juta dari Bakti Olahraga Djarum Foundation. Selain itu, mereka juga mendapatkan tambahan Rp 10 juta berupa voucher dari Blibli.com. Apresiasi tersebut merupakan kebijakan rutin yang sudah digulirkan sejak 2009 silam. Terlebih lagi, Indonesia Open merupakan satu di antara tiga turnamen dengan level tertinggi kedua setelah World Tour Finals. Secara teknis, bonus tersebut tentu membuat para pebulutangkis di bawah naungan PB Djarum semakin terpacu untuk bisa kembali mendulang prestasi. Terutama di level turnamen yang tinggi. Berikutnya ada Kejuaraan Dunia dan Asian Games yang dalam hal ini, PB Djarum juga menggaransi adanya bonus. “Meskipun waktunya beriringan nanti akan ada dua momen berbagi bonus yang berbeda,” terang Yoppy Rosimin, Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation. Menurutnya, dampak kebijakan tersebut sejauh ini sudah terlihat. Hanya saja, baru sektor ganda, campuran dan putra yang memperlihatkan. Di sisi lain, tim pelatih di pelatnas yang menukangi sang juara pada Indonesia Open 2018 juga mendapatkan bonus. Mereka yakni pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi dan Aryono Miranat, serta Richard Mainaky dan Vita Marissa di ganda campuran. Masing-masing mendapatkan lemari es dua pintu dan voucher Rp 10 juta dari Blibli.com. Pada kesempatan tersebut, juga muncul pembahasan terkait masa depan ganda campuran Indonesia pasca Butet-sapaan Liliyana-mundur dari dunia bulutangkis. Dengan usia yang memasuki 33 tahun, Butet merasa sudah saatnya dia gantung raket. Vita menyebutkan, sejauh ini, memang proyeksi Butet berakhir hingga 2018. “Kalau bicara opsi pengganti Butet, sebenarnya banyak di pemain putri di pelatnas, hanya saja yang selevel dengan Butet belum ada,” urainya. Di tempat yang sama, Butet masih masih pada pendiriannya untuk gantung raket akhir tahun ini. Asian Games 2018 menjadi ajang besar paripurna yang bakal dia persembahkan bagi Indonesia. “Melihat fisik saya sekarang, proses recovery butuh waktu lama,” katanya. (jpg/apw)
Sumber: