Tatu Minta Kekalahan Vera-Nurhasan Dievaluasi
SERANG – Ketua DPD Partai Golkar Banten Ratu Tatu Chasanah meminta kekalahan pasangan yang diusung Partai Golkar dievaluasi. Hal itu dilakukan untuk menyikapi kekalahan pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Serang, Vera Nurlaela Jaman-Nurhasan versi hitung cepat pada Pilkada Kota Serang, Rabu(27/6). “Ya itu mungkin jadi kajian buat khususnya internal Partai Golkar, terus juga koalisi partai karena partai koalisinya juga cukup banyak. Apa kurang efektif dalam pengelolaannya. Terutama untuk internal Golkar harus ada evaluasi karena untuk persiapan sebentar lagi pemilu 2019,” kata Tatu saat ditemui wartawan di Gedung DPRD Kabupaten Serang, Kamis (28/6). Meski begitu Tatu mempertanyakan apakah kekalahan itu sudah berdasarkan hasil penghitungan riil (real count) Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Serang. Jika itu berdasarkan hasil real count maka semua calon harus tunduk. “Yang pasti menerima (kalau sudah ada hasil dari real count), tapi misalnya kalau ada pelanggaran ini itu, itu urusan lain lagi,” ujarnya. Disinggung apakah sedih dengan kekalahan itu, Tatu mengatakan sebagi partai pengusung, kesedihan itu pasti. Namun dalam demokrasi kalah-menang merupakan hal yang biasa. “Dan bukan harus disesali tapi kembali kita telaah, evaluasi, partai itu kan kerjaannya tarung aja, kalau enggak di pilkada, pileg,” paparnya. Apakah akan melakukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) terkait hasil pilkada itu, Tatu mengaku belum tahu. “Karena di timnya sendiri, saya tidak masuk tim pemenangan, di tim pemenangan di sana ada tima dvokasi segala, pastinya mereka akan rapat, diputuskan, belum ada laporan ke DPD I (DPD Golkar Banten),” ungkapnya. Sekretaris DPD Partai Golkar Provinsi Banten Bahrul Ulum menyatakan kecewa pasangan Vera Nurlaela-Nurhasan yang diusung oleh delapan partai besar, diantaranya, Golkar, Nasdem, Demokrat, PDIP, Gerindra, PBB, PKPI dan PKB kalah oleh 'Koalisi Peradaban' diantaranya, PPP, Hanura, PAN dan PKS. “Yang namanya kecewa pasti ada, tapi kita tidak boleh larut dari itu karena Golkar sedang mempersiapkan hajat lima tahun Pemilu 2019,” kata Ulum saat dikonfirmasi melalui telepon seluler. Ia menuding kekalahan pasangan calon Walikota Serang yang memiliki jargon Kota Serang Cantik ini karena mesin partai pengusung tidak bergerak dengan maksimal. Kemudian, lanjutnya, kekalahan telak jagoannya ini pasti akan menjadi catatan dan evaluasi untuk partai Golkar di Kota Serang. “Untuk menggugat saya serahkan kepada pengurus DPD Golkar Kota Serang yang sudah menunjuk lawyer,” katanya. Di bagian lain, tingkat partisipasi pemilih di Pilkada Kota Serang 2018 mencapai 69,63 persen. Tingkat partisipasi masyarakat dalam menyalurkan hak pilihnya ini meningkat 8 persen dibandingkan dibandingkan Pilgub Banten 2017 yang hanya 62 persen. Ketua KPU Kota Serang Heri Wahidin mengatakan, berdasarkan hasil unggah data Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) dengan 100 TPS yang sudah masuk, dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) 422.072, tingkat partisipasi laki-laki dan perempuan sebesar 69,63 persen, dengan rincian 72 persen perempuan dan 65 persen laki-laki. “Hanya kurang 0,37 persen dari target, dan kami juga tidak menyangka bisa mencapai segitu melebihi pilgub. Karena kan informasinya masih banyak yang mudik,” ungkap Heri yang ditemui di ruang kerjanya, Kamis (28/6). Adapun kata Heri, untuk raihan suara masing-masing paslon hasil data Situng yakni untuk nomor urut 1 Vera Nurlaila Jaman-Nurhasan 32,15 persen atau 90.468 suara, paslon nomor urut 2 Samsul Hidayat Rohman 29,16 persen atau 82.030 suara, dan paslon nomor urut 3 Syafrudin-Subadri Usuludin 38,69 persen atau 108.856 suara. Untuk tahap selanjutnya, hari ini dilakukan pleno rekapitulasi tingkat PPK sampai tanggal 4 Juli, dan dilanjutkan rekapitulasi tingkap KPU yang akan dilakukan pada 5 Juli. “Kalau ada gugatan bisa dilakukan setelah penetapan, dan kami siap menghadapi kalau ada gugatan,” katanya. (and/ang/tnt/bha)
Sumber: