PPDB Online Bikin Repot, Warga Minta Kembali ke Manual
SERANG-Kendala teknis pada pendaftaran peserta didik baru (PPDB) SMA/SMK negeri secara online semakin membuat panik orang tua siswa. Bahkan kepanikan itu membuat masyarakat menggeruduk kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Banten di KP3B, Kota Serang, Senin (25/6). Berdasarkan pantauan, sejak pagi hari hingga menjelang sore, ratusan wali murid dan calon siswa silih berganti mendatangi kantor Dindkibud Banten. Kedatangan mereka untuk mengadukan sistem PPDB yang kerap eror. Salah seorang warga Kota Serang yang tidak mau disebutkan namanya mengeluhkan sistem PPDB online yang justru membuat orang tua direpotkan karena sering mengalami gangguan teknis. Bahkan dirinya menyarankan agar penerimaan siswa baru dikembalikan saja ke sistem semula. “Kalau nggak siap kembali saja lagi ke awal (manual). Daftar ke sekolah yang dituju kan punya link masing-masing. Jangan jadinya ngumpul di sini,” katanya saat ditemui di kantor Dindikbud Banten. Ia menuturkan, berdasarkan informasi yang didapat, jika calon siswa tidak lolos bisa mencabut berkas dan bisa mendaftar ke sekolah lain. “Ini saya sudah dua hari datang ke sini, tapi mau nanya ke siapa? Kalau mengadu juga ke siapa? Kata orang dinas kalau mau lihat passing grade bisa datang ke dinas kominfo, lalu saya tanya ke sana, ke siapa, jawabnya nggak tahu. Masuk diakal nggak? Terus apa solusinya?” katanya. Ia meminta, proses PPDB pada tahun depan dikembalikan saja ke sistem manual. “Nggak usah online, tinggal pakai tes. Jadi ketahuan yang benar mana, yang pake uang mana, biar ketahuan. Ngapain seperti ini, anak saya bukan satu, suami saya kerja tapi tiap malam saya nongkrongin ini (PPDB),” ujarnya. Di Kota Tangsel, orang tua calon siswa beramai-ramai mendatangi SMAN 6 Tangsel di Kompleks Pamulang Permai I Pamulang. Di sana banyak warga yang datang melakukan verifikasi data setelah berhasil daftar online. Salah satu warga yang melakukan verifikasi data untuk anaknya adalah Sairah (42). Ia datang untuk melakukan verifikasi dengan membawa data berupa kartu keluarga (KK), surat keterangan lulus dari sekolah asal, dan hasil daftar secara internet yang telah diprint. Sairah mengaku, hari pertama pendaftaran PPDB online 21 Juni lalu tidak bisa dilakukan lantaran server eror dan baru bisa daftar 22 Juni. Semua berkas yang diperlukan dalam verifikasi sudah lengkap dan ia tinggal menunggu pengumuman saja. “Info yang saya dengar kalau tidak lulus daftar online baru bisa daftar di sekolah lain tapi berdasarkan zonasi yang dekat dengan rumah,” ujarnya. Sementara itu, panitia PPDB SMAN 6 Tangsel Yanto mengatakan, dari tanggal 21 sampai 23 Juni kemarin server eror berjam-jam. “Saat ini server sudah bagus dan untuk mengejar input data petugas membawa pulang berkas untuk dilakukan di rumah,” ujarnya. Yanto menambahkan, sampai saat ini sudah banyak yang mendaftar dan pihaknya tidak bisa melarang karena itu hak pendaftar meskipun sudah ada sekitar 350 yang melakukan verifikasi data. “Sampai saat ini PPDB online Banten belum dibuka, dan jika sudah bisa warga akan dapat SMS verifikasi dan akan disuruh cek di website,” tambahnya. Salah seorang orang tua murid, Retno Wardhani mengatakan selama pendaftaran orang tua siswa tidak diperbolehkan masuk ke dalam menemani siswa. Tujuannya adalah untuk melatih siswa menjadi lebih mandiri. “Semua berkas sudah masuk semua, baik yang daftar online atau yang menyerahkan berkas langsung. Saya datang kes ini hanya ingin tahu anak saya diterima apa tidak karena berasal dari Kabupaten Tangerang,” ucapnya. Salah seorang peserta PPDB, Melinda Mawarni mengaku kesulitan dalam melakukan pendaftaran, sebab lamanya proses loading saat menginput di web. “Saya daftar di sini karena ada jurusan yang saya minati, yaitu tata boga. Di Kabupatan Tangerang tidak ada SMK yang memiliki jurusan tersebut,” ujarnya. Sementara itu, Ketua Panitia PPDB SMK Negeri 5 Kabupaten Tangerang Deni Darmawan mengatakan, hari pertama PPDB mengalami permasalah di luar kemampuan sekolah. “Kenapa banyak yang daftar di sini, kemungkinan mereka ingin dibantu karena kalau sendiri tidak mengerti,” kata Deni, Selasa (25/6). Walaupun begitu, menurut Deni, panitia tidak memulangkan para wali murid. Tapi tetap dilayani dengan cara sistem manual. Ketika user berfungsi, para panitia memasukkan data persyaratan sebanyak enam ratusan pendafar secara online sekitar pukul 22.00 WIB. “Alhamdulillah itu tertangani sebelum kami membuka pendaftaran pada hari berikutnya. Jadi, sekarang sudah berjalan lancar sampai saat ini. Ada siswa atau wali murid yang online sendiri dan ada yang kami bimbing,” kata Deni. Deni menjelaskan, PPDB SMKN 5 Kabupaten Tangerang dibuka mulai 21 Juni sampai 27 Juni 2018. Kemudian berdasarkan instruksi kepala sekolah, pihaknya tetap menerima pendaftaran pada hari libur, Minggu (24/6) lalu, sampai pukul 12.00 WIB. (mg-2/mg-6/bud/bha)
Sumber: