Perlintasan Rel Kereta Minim Penjagaan

Perlintasan Rel Kereta Minim Penjagaan

TANGERANG-Sejumlah perlintasan Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line Tangerang-Jakarta tampak memprihatinkan. Banyak perlintasan yang masih belum dilengkapi palang pintu, rambu-rambu hingga sirene pertanda kereta akan lewat. Diantaranya perlintasan di sepanjang Jalan Benteng Betawi, Stasiun Poris hingga Stasiun Tanah Tinggi. Meski ada petugas yang sukarela untuk menjaga perlintasan tersebut, tetapi tak jarang terjadi kecelakaan. Perlintasan hanya dipasang palang bambu kecil dan tak ada rambu keselamatan, sehingga pengemudi kendaraan bebas melintas dan nekat menerobos apabila ada kereta yang hendak melintas. Terakhir, terjadi kecelakaan maut di perlintasan Stasiun Batuceper, Minggu (17/6 ) lalu. Tepatnya di perlintasan menuju gang Al-Barokah, Kelurahan Poris Plawad, Kecamatan Cipondoh. Peristiwa nahas tersebut menelan tiga korban jiwa dan tiga orang lainnya luka berat. Diketahui, keenam korban merupakan sekeluarga yang tinggal di Gang Sawo I RT 03/05, Kelurahan Poris Plawad, Kecamatan Cipondoh. Ketua Komisi IV DPRD Kota Tangerang, Turidi Susanto mengatakan, perlintasan itu merupakan akses jalan yang seringkali dilewati masyarakat khususnya warga Kelurahan Poris Plawad, mengingat tidak ada jalur lain menuju permukiman warga dari Jalan Benteng Betawi. Ia juga prihatin lantaran tidak ada petugas penjaga di perlintasan tersebut. "Sebenarnya akses jalan tersebut bisa dan boleh saja ditutup, tetapi perlintasan itu akses masyarakat untuk keluar masuk permukiman," ujarnya kepada Tangerang Ekspres di rumah duka korban kecelakaan maut Stasiun Batuceper, Senin (18/6). Selama ini, kata Turidi, perlintasan liar sangat membahayakan pengguna jalan karena tidak dilengkapi faktor keselamatan seperti palang pintu dan rambu-rambu. "Petugas penjaga palang juga tidak ada, yang ada hanya petugas musiman yang sukarela karena peduli dengan para penyeberang. Saya sudah berbicara dan meminta kepada Kepala Stasiun Batuceper supaya ditempatkan petugas resmi untuk menjaga perlintasan tersebut," ucapnya. Menurutnya, akses perlintasan liar yang dilengkapi maupun tidak dilengkapi dengan palang pintu lebih baik ditutup karena sangat membahayakan masyarakat. "Saya pikir pintu liar sebaiknya ditutup, tetapi dengan catatan yang di dekat stasiun-stasiun itu dibuka dan jalannya harus dirapikan, harus diberi rambu. Intinya diberikan  semua faktor pendukung untuk memberi rasa aman," imbuhnya. Ia berharap kejadian kecelakaan maut di Stasiun Batuceper yang menimpa satu keluarga ini adalah yang terakhir dan tak ada lagi kejadian serupa. Oleh karenanya, ia meminta Pemerintah Kota Tangerang untuk membantu membenahi pembangunan infrastruktur perlintasan kereta. "Kami meminta dan berharap Pemkot segera membantu membenahi perlintasan ini. Yang terpenting adalah bagaimana memberikan rasa aman kepada masyarakat, sehingga peran pemerintah dalam hal ini bisa memberikan efek aman pada masyarakat. Kita sama-sama koreksi diri dan semoga kejadian ini yang terakhir, kita tidak boleh menyalahkan satu sama lain," tandasnya. Kepala Perwakilan Jasa Raharja Cabang Tangerang, Sulaiman mengatakan, Almarhum Nanang, Almarhumah Maryanah, dan Almarhumah Atun yang merupakan korban meninggal dunia dalam insiden kecelakaan itu masing-masing diberikan santunan senilai Rp 50 juta. Sedangkan korban selamat yakni Dumyati, Dahwan dan Naura diberikan santunan biaya perawatan rumah sakit sebesar Rp 20 juta yang ditanggung Jasa Raharja. Saat ini korban selamat masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit. "Seorang korban, Dahwan sudah bisa pulang dan biayanya di rumah sakit diganti oleh Jasa Raharja. Tetapi Naura dan Dumyati yang masih dirawat intensif di rumah sakit ini kita jamin sampai batas maksimal Rp 20 juta," jelas Sulaiman. Masyarakat yang menjadi korban kecelakaan, kata Sulaiman, baik luka-luka maupun meninggal dunia akan diberikan santunan oleh Jasa Raharja sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat. "Jadi setiap orang yang mengalami kecelakaan kendaraan bermotor maupun kereta api itu mendapatkan santunan oleh Jasa Raharja, baik luka-luka maupun meninggal dunia," terangnya. (mg-05)

Sumber: