Makanan Berformalin Beredar di Pasar

Makanan Berformalin Beredar di Pasar

CURUG – Sejumlah makanan mengandung formalin dan zat kimia berbahaya ditemukan di Pasar Curug, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, Kamis (17/5). Hal itu terkuak saat Penjabat Bupati Tangerang Komarudin melakukan inspeksi mendadak (sidak) keamanan pangan. Dalam sidak itu, Komarudin menggandeng Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Banten. Setidaknya, sebanyak 24 jenis sampel makanan diuji di laboratorium, termasuk sayur-sayuran. Alhasil, makanan yang positif formalin yaitu tahu kuning dan tahu putih. Sementara yang mengandung pewarna tidak dibolehkan pada makanan pacar cina dan sagu mutiara. “Sidak ini untuk memastikan supaya makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat itu betul-betul bebas dari bahan-bahan berbahaya. Hasil uji laboratorium dari 24 jenis makanan, ada lima yang mengandung zat berbahaya. Dua jenis tahu positif formalin, kemudian pacar cina dan dua jenis sagu mutiara positif Rhodamin B. Ini berbahaya untuk kesehatan,” kata Komarudin. Menurutnya, zat-zat berbahaya tersebut bukan ulah pedagang eceran di pasaran, namun berasal dari produsen makanan. Upaya yang dilakukan adalah melakukan penarikan seluruh jenis makanan yang mengandung formalin dan Rhodamin B dari pasaran. Komarudin mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati saat berbelanja. “Makanya hari ini kita ekspos makanan apa saja yang mengandung bahan berbahaya, agar masyarakat lebih selektif, jangan tertipu dengan warna makanan. Kalau dilihat secara kasat mata memang tidak bisa, hanya melalui uji laboratorium,” imbuhnya. Komarudin menyebutkan, salah satu cara untuk mengetahui makanan berformalin dengan mencium makanan tersebut. Jika bercampur formalin maka baunya sangat menyengat. Sementara yang mengandung pewarna berbahaya makanan dengan warna lebih mencolok. Kesulitan dalam mengontrol hingga ke produsen makanan-makanan tersebut adalah lantaran tidak bermerek. Setelah dari Pasar Curug, Komarudin bersama rombongan melanjutkan sidak ke Giant Citra Raya, Kecamatan Cikupa. Terdapat 8 sampel diuji di laboratorium milik BPOM, diantaranya pacar cina, cendol, cincau, tahu kuning, dan otak-otak. Namun tidak ditemukan yang positif bahan berbahaya. “Sasaran disini tidak hanya bahan berbahaya, tetapi juga kedaluwarsa makanan dan minuman yang dijual. Tadi sudah dilakukan pengecekan, hasilnya negatif,” ucapnya. Di sisi lain, Komarudin memastikan ketersediaan bahan pokok hingga lebaran nanti masih aman. Meskipun ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga, namun pelaksanaan operasi pasar di Kabupaten Tangerang dinilai tidak mendesak. Sebab kenaikan yang terjadi masih tergolong wajar. Komoditas pangan yang mengalami kenaikan dan sulit dikontrol adalah cabai keriting, daging ayam dan telur. Sementara yang lainnya seperti beras, minyak goreng, daging beku dan sebagainya dapat ditanggulangi. Pemerintah Kabupaten Tangerang menggandeng Perum Bulog Subdivre Tangerang. “Dari beberapa minggu yang lalu sudah kita cek dan ketersediaan tidak ada masalah. Stok dan ketersediaan sembako (sembilan bahan pokok, Red) yang dikelola oleh Bulog dipastikan cukup. Jadi, sejauh ini belum perlu untuk operasi pasar, terutama yang berkaitan dengan sembako,” ujar Komarudin. Kepala Perum Bulog Subdivre Tangerang Junaidi Arrau mengatakan, ketersediaan beras di gudang yang ada di Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, masih puluhan ribu ton. Bahan pokok yang ada di gudang tersebut untuk kebutuhan masyarakat Tangerang Raya. Dia merinci stok yang dimiliki Bulog saat ini beras sebanyak 65 ribu ton, gula pasir 6 ribu ton, terigu 35 ribu kilogram, serta minyak goreng 1,8 ribu liter. Selain itu Bulog juga menjamin ketersediaan daging 500 kilogram. Stok daging tersedia di Gudang Coldstorage DKI Jakarta sebanyak 10 ribu ton dan siap dikirim saat dibutuhkan. “Daging beku yang kami sediakan adalah sapi dan kerbau. Kami menyediakan sesuai kebutuhan harian,” ucap Junaidi. Sementara Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang Desiriana Dinardianti mengatakan formalin dan Rhodamin B bukan bahan tambahan pangan, artinya bukan bahan yang dipergunakan dalam pangan. Formalin biasanya dipergunakan untuk mengawetkan mayat, sintesis kimia dan sebagainya. Sedangkan Rhodamin biasanya digunakan untuk tekstil. “Ini sangat berbahaya pada kesehatan. Efeknya memang tidak langsung dirasakan, tetapi jika sering dikonsumsi mengakibatkan kerusakan fungsi tubuh. Salah satu yang paling berbahaya adalah mengakibatkan kanker. Untuk itu pastikan keamanan dan higienitas makanan sebelum dibeli, terutama pada anak-anak,” jelas Desi. (mg-3/mas)

Sumber: