Imbas Bom Surabaya, Mobil & Motor Dilarang Masuk Polres

Imbas Bom Surabaya, Mobil & Motor Dilarang Masuk Polres

SERPONG-Pascaledakan yang terjadi di Markas Polrestabes Surabaya, pengamanan di Mapolres Tangsel diperketat. Tamu yang akan masuk ke polres diperiksa barang bawaannya oleh polisi yang bersenjata laras panjang dan berompi antipeluru. Tak hanya itu, polisi juga melarang mobil dan sepeda motor pengunjung masuk ke parkiran polres. Kendaraan tamu harus parkir di pinggir jalan depan pagar mapolres. Kapolres Tangsel AKBP Ferdy Iriawan mengatakan, jajaran tetap mejaga kewaspadaan dan mengingatkan kepada anggotanya untuk mematuhi standar operasi prosedur. “Standar operasi prosedur untuk penjagaan sudah ada, tinggal dijalankan saja dan sudah diatur semuanya. Yang penting jaga kewaspadaan,” ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Senin (14/5). Ferdy menambahkan, warga yang datang dan masuk ke Polres Tangsel kendaraannya juga diperiksa, baik bagasi mobil maupun jok motor. Penjagaan dan pengamanan juga dilakukan di polsek-polsek. Selain di polres dan polsek, pengamanan juga diperketat di 179 gereja yang ada di wilayah hukum Polres Tangsel. “Personel kita tambah dalam pengamanan gereja untuk mengantisipasi hal yang terjadi di Surabaya tidak terjadi di sini,” ungkapnya. Di Polsek Pamulang, personel bersenjata lengkap siaga di depan kantor dan memeriksa tiap kendaran dan pengunjung yang masuk. Wakapolsek Pamulang AKP Purwanto mengatakan, pengamanan ditingkatkan sejak kerusuhan yang terjadi di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. “Anggota yang berjaga lengkap dengan senjata laras panjang dan rompi antipeluru,” katanya. Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany meminta masyarakat Tangsel untuk lebih waspada terhadap lingkungan sekitarnya. “Kota Tangsel memang menjadi zona merah. Karena letaknya berada di perbatasan kota-kota besar seperti Jakarta, Depok dan Bogor. Makanya, masyarakat harus lebih awas,” kata Airin saat ditemui di wilayah Pondok Aren, Senin (14/5). Airin juga meminta kepada pemilik kos-kosan atau kontrakan di Tangsel untuk lebih selektif dalam menerima penghuni baru. Bagi pemilik kontrakan atau tempat tinggal sewa agar memiliki data yang benar dan akurat. Selain itu, kerjasama warga pun sangat diperlukan. “Dilihat gerak-geriknya mencurigkan atau tidak. Jika mencurigakan dilaporkan ke Babinkamtibmas atau RT setempat,” ujar Airin. Pengamanan di Mapolres Metro Tangerang, Jalan Raya Daan Mogot, Kota Tangerang juga superketat. Lima personel di pos penjagaan atau pintu masuk Mapolres Metro Tangerang mengenakan pakaian lengkap dengan rompi antipeluru, helm, dan senjata laras panjang. Wakapolres Metro Tangerang, AKBP Harley Silalahi mengatakan setiap orang yang masuk lewat pintu tersebut wajib membuka jaket, menunjukkan isi tas, dan menjelaskan secara rinci tujuan kedatangannya serta menunjukkan KTP. "Pengamanan kita perketat untuk mengantisipasi. Sebetulnya seperti biasa, kita melengkapi anggota dengan pengamanan yang ada, tetapi lebih diperketat pasca kejadian di Jawa Timur," ujar Harley. Pemeriksaan ini, lanjut Harley, dilakukan terhadap semua pihak untuk mengantisipasi peristiwa teror. Kendati demikian, pelayanan di Mapolres Metro Tangerang tetap berjalan seperti biasa. "Pelayanan berjalan normal, masyarakat bisa membuat SKCK, laporan kehilangan, pembuatan SIM dan pelayanan lainnya. Tetapi kita adakan pemeriksaan-pemeriksaan lebih teliti," ucapnya. Wakapolres mengimbau warga Kota Tangerang untuk senantiasa waspada dan tidak mengunggah atau menyebarluaskan peristiwa teror melalui media sosial. "Banyaknya aneka ragam media sosial dengan konten teror agar jangan di share. Karena yang diharapkan oleh para teroris ini untuk membuat cemas dan resah. Mohon bantuan kepada masyarakat untuk tidak menyebarluaskan," tegasnya. Selain itu, warga juga diimbau agar memaksimalkan sistem pengamanan di lingkungan tempat tinggal mereka. Orang-orang baru yang datang dan mengontrak di suatu wilayah permukiman harus melapor dan didata. "Hal tersebut bermanfaat guna mengantisipasi. Tetapi yang jelas kita tetap waspada dan tak perlu takut," terangnya. Menurut Harley, keamanan di Kota Tangerang sejauh ini masih tetap kondusif dan hal inilah yang harus dijaga. "Seluruh jajaran Polri siaga satu, tentu kita siap siaga dari kemungkinan yang ada. Salah satu sasaran teror itu kan kantor polisi, maka dari itu dari internal juga kita harus siap siaga," tandasnya. Sementara Kapolres Kota Tangerang Kombes Sabilul Alif memerintahkan anak buahnya untuk melakukan penyisiran di kontrakan-kontrakan dan kos-kosan. Polri bahkan meminta pendampingan dari unsur TNI dan Satpol PP. Identitas dan keseharian setiap penghuni kontrakan atau kos harus diketahui. Jika ada yang mencurigakan, polisi wajib melakukan pengintaian. “Digalakkan terus door to door system, ditanya siapa namanya, tinggal berapa orang di tempat tersebut, bekerja dimana, hari ini ada kunjungan berapa dan sebagainya. Didata sambil diajak ngobrol,” ujar Sabilul saat pernyataan sikap Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Tangerang, tokoh agama dan komponen masyarakat Kabupaten Tangerang terkait serangan teror bom di beberapa gereja di Surabaya, di Mapolres Kota Tangerang, Tigaraksa, Senin (14/5). Tak hanya itu. Objek-objek vital juga diawasi, termasuk tempat ibadah. Sabilul mengatakan sebelumnya telah diterapkan program satu anggota satu lingkungan, kini ditingkatkan lagi menjadi satu anggota satu masjid. Pengawasan di masjid perlu dilakukan guna menghalau adanya ceramah-ceramah yang mengandung paham radikalisme. Maklumat penolakan paham radikalisme akan disebarkan di masjid-masjid. “Apabila ada yang menyampaikan ceramah yang bersifat provokatif dan paham radikalisme, maka umat akan bertindak tegas, harus kita hentikan. Semua masjid harus diawasi, satu anggota satu masjid. Jangan sampai terulang kejadian seperti di Surabaya. Tangerang aman karena kita bekerja, Tangerang aman karena kita berupaya,” tegasnya. Antisipasi keamanan, lanjutnya, sudah dilakukan sejak beberapa hari lalu. Di internal Polres Kota Tangerang sendiri, sekitar 100 personel Polri ditugaskan untuk berjaga. Sementara pengamanan perbatasan, kata Sabilul, pihaknya rutin berkoordinasi dengan polres-polres antar lintas. “Hari ini ditetapkan siaga satu, dalam arti bukan cemas, bukan takut, tetapi waspada. Kami juga melakukan patroli bersama rekan-rekan TNI. Setiap anggota sudah saya bekali dengan senjata,” tandasnya. Gubernur Banten Wahidin Halim mengimbau warga Banten meningkatkan kewaspadaan terhadap aksi terorisisme di lingkungan tempat tinggalnya. Hal itu disampaikan untuk menyikapi aksi pengeboman sejumlah gereja di Surabaya, Provinsi Jawa Timur dan Markas Polrestabes Surabaya. "Kepada warga Banten untuk tetap tenang dan meningkatkan kewaspadaan," kata WH (sapaan akrab Wahidin Halim) saat ditemui wartawan usai Rapat Koordinasi Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah oleh Gubernur di Kabupaten Serang di Aula Tb Suwandi Pemkab Serang, Senin (14/5). WH mengatakan jika warga melihat orang-orang yang diduga pelaku teror, diharapkan untuk segera melaporkannya ke kepolisian setempat. Ditanya bagaimana situasi di Banten, ia mengatakan masih aman. "Alhamdulillah di Banten masih aman tapi kita kan siaga satu," ujar mantan Walikota Tangerang ini. Pada kesempatan yang sama, Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah meminta kepada warga Kabupaten Serang untuk mengenal persis terhadap tetangganya. Menurut Tatu, pelaku teror biasanya adalah pendatang. Oleh karena itu, terutama ketua RT atau ketua RW harus memberlakukan sistem 24 jam harus lapor. Pendatang yang berada di wilayah tersebut lebih selama 24 jam atau lebih harus melaporkan dulu ke ketua RT setempat. "Untuk rumah-rumah khususnya rumah kontrakan itu RT, RW, kepala desa wajib datang ke lokasi harus tahu siapa di sana, apa pekerjaannya," katanya. Tatu pun akan menyebarkan imbauan itu ke pemilik-pemilik rumah kontrakan di Kabupaten Serang untuk mengantisipasi aksi teror di Kabupaten Serang. "Kalau masyarakat kita, perangkat desa, ketua RT, ketua RW juga tidak peduli, mereka akan leluasa," ujarnya. Dandim 0602/Serang Letkol Czi Harry Prapromo mengatakan secara umum kondisi di Kabupaten dan Kota Serang aman. Ia mengimbau kepada Gubernur Banten Wahidin Halim, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah, dan Walikota Serang Tb Haerul Jaman memerintahkan aparat pemerintahannya terutama lurah atau kepala desa untuk mengecek rumah-rumah kontrakan di kabupaten/kota di Provinsi Banten. "Biasanya pelaku-pelaku teror itu tinggalnya di rumah-rumah kontrakan, mereka merakit bom di sana," katanya. (bud/mg-7/mg-03/mg-05/tnt/bha)

Sumber: