Airin Politisi Perempuan Paling Kuat Versi Indonesian Women Leaders 2018

Airin Politisi Perempuan Paling Kuat Versi Indonesian Women Leaders 2018

  JAKARTA-Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany meraih penghargaan Indonesia Women Leaders 2018. Gelar yang ia raih, untuk kategori Most Powerful in Politics 2018. Dengan ini, Airin dinilai sebagai politisi perempuan paling kuat di Indonesia. Penghargaan diberikan langsung oleh Sekretaris Kementerian PPPA, Pribudiarta Nur Sitepu di Auditorium Gedung Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Jakarta, Jumat (11/5). Dikatakan Pribudiarta, penghargaan tersebut diberikan dalam rangka memperingati hari Kartini dan hari kebangkitan nasional 2018. Menurutnya, peran perempuan Indonesia saat ini semakin maju dengan posisinya sebagai pemimpin di berbagai bidang yang sangat menginspirasi dan pantas untuk diapresiasi. “Dalam penghargaan ini topik sangat menarik yaitu hubungan antara kepemimpinan dan perempuan. Menarik untuk didiskusikan bersama, terlebih saat ini mulai banyak bermunculan pemimpin perempuan di Indoensia," kata Pribudiarta. Dalam kesempatan tersebut, Airin pun menyampaikan pandangannya tentang perempuan dan kepemimpinan. Menurutnya, jiwa kepemimpinan dapat lahir saat perempuan menyadari dan memaksimalkan potensi diri yang dimilikinya. "Jangan melihat sudut pandang kalau wanita itu lemah. Kita juga punya banyak kelebihan. Kita dapat melakukan segalanya, bisa menjadi mitra dan sahabat serta menjadi seorang ibu," kata Ketua Asosiasi Pemerintahan Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) itu. Salah satu keunggulan kepemimpinan perempuan, kata Airin yaitu yaitu lebih cepat mendefinisikan harapan kerja dan mendapatkan umpan balik, lebih mudah memotivasi bawahan dan lebih cepat mengidentifikasi masalah. Tidak hanya itu, lanjutnya seorang perempuan juga lebih fleksibel menerima masukan dan lebih toleran. Sehingga mudah mengantisipasi perbedaan dan lebih cepat tanggap. “Namun masih sering ada perspektif terhadap kepemimpinan perempuan kalau serorang perempuan itu kurang mandiri, mudah menyerah, kurang tegas, lebih mengedepankan emosi daripada rasio atau obyektifitas, dan tidak fokus atau terbagi dengan urusan keluarga. Padahal perempuan juga profesional dalam melakukan tugas dan kewajibannya. Terlebih juga ingin mengimplementasikan kemampuan yang dimiliki,” ujar Airin. Sementara itu, tantangan yang dihadapi oleh pemerintah daerah dalam bidang pemberdayaan perempuan adalah meningkatkan akses perempuan terhadap pendidikan dan kesehatan dan meningkatkan peran dalam usaha dan lapangan pekerjaan. Selain itu juga peningkatkan kesadaran dan kesetaraan kedudukannya dalam keluarga dan masyarakat, meningkatkan kesadaran semua pihak untuk menghindari tindakan yang bersifat diskriminatif dan menjurus kepada kekerasan terhadap kaum perempuan. Saat ini yang dilakukan oleh pemerintah kota dalam bidang pemberdayaan perempuan, kata Airin yaitu pemberian bantuan kepada organisasi dan individu kaum perempuan, peningkatan akses pendidikan, peningkatan akses kesehatan dan peningkatan akses terhadap ekonomi. “Ada juga pembentukan lembaga perlindungan bagi perempuan, pembentukan organisasi sebagai sarana belajar, bekerja dan aktualisasi. Diharapkan semua kaum perempuan bisa memanfaatkan ini dengan baik. Agar bisa terus menyampaikan aspirasinya terhadap kepentingan masyarakat,” bebernya. Selain Airin, juga ada 10 tokoh perempuan lain yang mendapatkan penghargaan Indonesian Women Leaders 2018. Tokoh wanita ini mendapatkan penghargaan dengan kategori berbeda sesuai dengan kiprahnya masing-masing. Anataralain Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana serta Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Barat Netty Prasetiyani Heryawan. (rls/mg-7/esa)

Sumber: