SMK Nusantara 1, Terapkan Pendidikan Vokasi

SMK Nusantara 1, Terapkan Pendidikan Vokasi

KARAWACI – Pendidikan kejuruan atau yang dikenal dengan vokasi semakin lama semakin populer. Banyak perusahaan yang lebih memilih lulusan pendidikan kejuruan yang lebih menguasai praktikal, karena dianggap lebih siap kerja. Pendidikan kejuruan yang lebih menekankan kepada keahlian yang dibutuhkan untuk langsung bekerja di perusahaan. “Program pembelajaran dengan penerapan vokasi bertujuan untuk mempersiapkan siswa yang dapat menetapkan keahliannya dan keterampilan di bidangnya, siap kerja dan mampu bersaing secara global,” terang Wahyu Hidayat, Kepala SMK Nusantara 1, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang. Kata Wahyu, dalam waktu dekat ini, sekolah yang memiliki Jurusan Multi Media, Jurusan Akutansi dan Jurusan Administrasi Perkantoran ini sudah melakukan kerjasama dengan PT PT Jemblo Cabel Company tbk. Penandatangan kerjasama tersebut atas kerjasama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani didampingi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhajir Effendi, Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto meluncurkan program vokasi industri. Wahyu menekankan, melalui kegiatan pembelajaran ini agar lebih memahami dan mengikuti perkembangan dunia industri. Karena pola pendidikan SMK Nusantara 1 harus memenuhi kebutuhan dunia industri. “Di samping itu juga dapat menghasilkan lulusan yang menguasai kemampuan dalam bidang kerja, sehingga lulusan SMK Nusantara 1 dapat langsung diserap sebagai tenaga kerja di industri dan swasta, lembaga pemerintahan atau wirasausaha secara mandiri,” ucap Wahyu, alumnus S2, Jurusan Teknologi Pembelajaran, Untirta Serang. Lebih lanjut Wahyu menuturkan, kekuatan daya saing bangsa terletak pada manusianya. Tenaga kerja yang berdaya saing dan terampil, salah satu diantaranya dilahirkan dari pendidikan vokasi yang bermutu dan relevan dengan tuntutan dunia kerja yang terus berkembang. Sejalan dengan program pemerintah tersebut, SMK Nusantara 1 yang sudah menerapkan Kurikulum 2013 dimana 30 persen teori dan 70 persen praktik. Hal ini harus link and match dengan dunia industri dan dunia usaha, sehingga bisa menyiapkan para lulusan untuk siap bersaing di dunia kerja.  (mas)

Sumber: