Proyek Dituding Merusak Situ

Proyek Dituding Merusak Situ

  PAMULANG-Untuk ketiga kalinya, aktivis lingkungan OKP Ganespa Tangsel menggelar aksi unjuk rasa. Mereka, menuntut pengembang proyek Tol Serpong-Cinere, menghentikan kegiatannya. Karena, dianggap merusak situ Sasak Tinggi, Pamulang. Pembangunan proyek dianggap memakan lahan garis sempadan situ. Sejumlah aktivis melakukan aksinya dengan menantang adrenalin. Mereka turun langsung ke dalam situ untuk menyampaikan aspirasinya. Sambil mengapung, para aktivis lingkungan ini menggelar orasi dan membentangkan spanduk. Dari beberapa spanduk, di antaranya bertuliskan 'Nafsu Pembangunan Kalahkan UU, Perda, Perwal'. Koordinator Aksi Lapangan OKP Ganespa, Hafiz Fidon menjelaskan, unjuk rasa ini sudah ketiga kalinya dilakukan. Ia menilai, pemerintah daerah dinilai tidak ada keseriusan dalam memberikan sanksi kepada PT Cinere Serpong Jaya selaku kontraktor proyek. Dimana, surat rekomendasi Amdal dan desain dasar sudah kedaluwarsa. “Kalau sudah ada respons mengenai proyek ini, tentu kami tidak akan melakukan demo sampai tiga kali. Kami ingin menyadarkan orang-orang yang belum sadar-sadar," kata Fidon, di Situ Sasak, Jalan Raya Padjajaran, Kecamatan Pamulang, Kota Tangsel, Kamis (1/3). Menurutnya, proyek pembangunan telah melanggar Perda Nomor 15 Tahun 2011, tentang Rencana Tata Ruang. Selain itu, juga melanggar Pasal 22 ayat 3 huruf E yang menjelaskan batas garis sempadan situ sekurang-kurangnya 50 meter dari titik arah tertinggi air ke arah darat. “Sudah jelas terlihat, sebelum tiang-tiang beton ini berdiri sudah sudah terus diingatkan. Tapi, tidak ada titilk temu. Ini nggak sesuai perda, seharusnya lewat pacuan kuda kok melenceng jauh sampai sepadan situ,” ucapnya. Selama ini, lanjut Fidon, kepala daerah dan perangkat kerjanya terindikasi tak berdaya menghadapi pembangunan yang merusak lingkungan hidup. Padahal, dalam UU Nomor 23 Tahun 2014, Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 memberikan kewenangan penuh untuk menjalankan tata kelola wilayahnya. “Pemkot Tangsel tidak mau menyelesaikan, tidak pernah memberikan kepastian mana yang benar dan tidak. Seharusnya, kalau ada itikad baik tidak akan ada aksi kedua bahkan ketiga. Padahal ini jelas salah, kok dibiarkan,” tambahnya. Dalam aksinya tersebut, Fidon pun menegaskan dilakukan bukan atas dasar uang. Oleh sebab itu, ia bersama anggotanya meminta pemkot dan pihak terkait untuk segera menyelesaikan permasalahan yang nantinya bakal merusak lingkungan. “Kita dianggap udahlah gampang, dikira meminta duit. Mindset-nya diubah, bisa membedakan jangan melulu kondusif aman hanya dengan uang saja. Apa ya, undang-undang (perda) yang dibuat Pemkot Tangsel dianggap hanya tulisan karangan indah," ujarnya. Dalam kesempatan itu, OKP Ganespa pun mengembalikan surat undangan pertemuan yang dilayangkan PT Cinere Serpong Jaya. Fidon mengatakan, pihaknya tidak bisa memenuhi undangan pertemuan yang digelar hari ini di RM Ampera. “Pengembang pada pertemuan pertama yang difasilitasi oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Tangsel beberapa waktu lalu mengakui belum kantongi Amdal terbaru. Makanya, kami kembalikan suratnya," pungkasnya. Ia menilai, undangan pertemuan itu hanya akan diisi dengan jamuan makan. Sehingga itu hanya akal bulus PT Cinere Serpong Jaya. Agar, para aktivis lingkungan hidup itu batal menggelar aksi demo sehingga kegiatan proyek pembangunan tetap berjalan normal. “Ini hanya akal bulusnya saja. Agar kami tidak melakukan demo,” tudingnya. Dalam aksi unjuk rasa tersebut situasi sempat memanas antara media dan salah satu pegawai kontraktor. Saat waratwan meminta tanggapan pun, wartawan sempat tidak ditanggapi. Mereka malah menganggap awak media adalah wartawan palsu. Salah seorang petugas proyek ini menertawakan sejumlah media setelah meminta id pers dan KTP. Ia beralasan, identitas pers bisa dibuat dengan mudah. “Mana id persnya? Kalau seperti itu saya juga bisa bikin sendiri,” kata salah satu oknum pegawai proyek pembangunan Tol Serpong-Cinere. Kendati begitu, Pimpinan Proyek Pembangunan ruas Tol Serpong-Cinere, M Irsan Wahyudi akhirnya mau memberikan keterangan terhadap media. Ia juga meminta maaf jika ada anak buahnya yang bertindak kurang sopan. Ia juga mengapresiasi aktivis OKP Ganespa yang melakukan unjuk rasa. “Saya menghormati apa yang dilakukan aktivis lingkungan ini. Karena sudah mengingatkan kami,” katanya. Ia pun menyampaikan, dalam waktu dekat pihaknya akan menggelar pertemuan untuk membahas persoalan ini. Ia berjanji, perwakilan dari aktivis OKP Ganespa dan pejabat berwenang di Pemkot Tangsel akan turut diundang. "Saya kira akan lebih bijaksana kalau semua kumpul. Nanti kita diskusi di tempat yang netral dengan suasana tenang," tutupnya. (mg-7/esa)

Sumber: