Tata Ulang Sekretais OPD, Airin Mutasi 48 Pejabat

Tata Ulang Sekretais OPD, Airin Mutasi 48 Pejabat

  CIPUTAT-Tahun 2018 menginginkan jajarannya fokus menuntaskan program kerja. Untuk mewujudkannya, Walikota Airin Rachmi Diany, melakukan rotasi besar-besaran di jajaran eselon 3A. Khususnya yang duduk sebagai sekretaris Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Pelantikan para pejabat digelar Kamis (22/2) di Balai Kota. Dalam pelantikan kemarin, ada 48 Aparatur Sipil Negara (ASN) Kota Tangsel dilakukan mutasi. Dari jumlah itu, sebagian besar adalah pejabat eselon III A yang duduk sebagai sekretaris Organisasi perangkat daerah (OPD) yang dimutasi. Para pejabat yang dimutasi itu di antaranya, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup, Mukoddas Syuhada. Ia digeser menjadi Sekretaris Dinas Perkim. Sementara, posisi Mukoddas dihuni mantan sejawatnya, Yeppi Suherman. Ia awalnya duduk sebagai Sekretaris Dinas Sosil. Sementara, jabatan yang ditinggalkan Yeppi, kini dihuni Sarifudin Prawirya. Ia adalah salah satu pejabat yang mendapatkan promosi kemarin. Maklum saja, sebelumnya Sarifudin sebagai Sekretaris Camat Ciputat Timur. Kemudian, Sekretaris KPU Wahyunoto Lukman dipindahtugaskan menjadi Sekretaris Badan Pendapatan Daerah (Bapenda). Ia menggantikan HM Sahlan, yang kini menjadi Kabag Keuangan di Setda Kota Tangsel. Sementara itu, jabatan Sekretaris KPU masih dibiarkan kosong. Lalu, Sekretaris DBPR Lisherni. Ia digeser ke Bappeda menggantikan Musni Ahyani yang menjadi Kepala Bagian Pembangunan Setda Kota Tangsel. Adapun jabatan yang ditinggalkan Lisherni, kini diisi Ade Suprijal yang mendapatkan promosi jabatan dari sebelumnya Kabid Bina Marga Dinas PU. Tak sampai di situ, kursi Sekretaris Dinas Kesehatan yang dulu kosong kini dihuni Deden Deni, yang sebelumnya Kepala Bagian Layanan Pengadaan. Dan, jabatan Deden dulu sekarang diisi Wahyudi Leksono. Sementara, Camat yang saat ini adalah Heru Agus Santoso “Saya mencari, mempercayai dan menghargai orang-orang yang benar-benar mau dan berniat bekerja. Saya lebih memilih orang yang mau bekerja daripada orang yang hanya berteori dan berwacana. Kemudian, tidak mengahasilkan output dan target yang jelas,” ungkap Airin usai melantik para pejabat, kemarin. Airin menegaskan, tugas tidak akan tuntas jika sibuk mencari alasan. Sebab, waktu untuk bekerja akan habis jika sibuk membahas hal yang tidak urgen dan mengomentari hal-hal yang tidak perlu. “Berdiskusi bukan artinya tidak boleh, tapi harus melihat di mana waktu yang tepat untuk melakukannya. Kita harus bisa memilah kapan waktunya untuk berdiskusi dan kapan waktunya bekerja. Kalau sudah waktunya bekerja, lakukan pekerjaan itu. Setelah itu, rapat atau pembahasan selesai dan sudah ada kesimpulan untuk langkah tindak lanjut, maka segera lakukan bukan malah kita membahas dan mendiskusikan lagi hasil rapat,” terang Airin. Dalam bekerja, Airin mengatakan pasti ada hambatan dan tantangan. Untuk menghadapi itu ada tiga hal yang harus dipegang yaitu ketekunan, kreativitas dan kepatuhan pada peraturan. Menurutnya, pekerjaan tidak akan selesai hanya dengan dipikirkan. “Kita harus mau memulai jangan dibiasakan menunda pekerjaan. Semakin kita menunda pekerjaan, maka pikiran kita akan semakin terbebani. Saya meminta hal ini benar-benar diperhatikan. Saya bersama pak wakil walikota sangat tidak menyukai pegawai yang mau bekerja jika diawasi dan dikontrol atau justru menunggu ditagih,” ungkapnya. Airin berharap, para pegawai yang telah dilantik bisa lebih matang, tangguh, mandiri dan dapat diandalkan. Sehingga dapat membantu mencapai target visi dan misi daerah. Bukan justru menghambat pencapaian target organisasi. “Sangat disayangkan, jika waktu dan energi yang seharusnya dipakai untuk menyelesaikan pekerjaan justru dipakai untuk menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan perilaku, etika dan kebiasaan pegawai yang menjadi beban organisasi,” tambahnya. Lanjut Airin, jabatan, tupoksi, program dan kegiatan atau pekerjaan pada hakikatnya adalah sebuah kepercayaan. Kepercayaan bisa dengan mudah hilang hanya karena hal kecil. “Jabatan bukan sesuatu yang bisa ditagih. Tapi, jabatan adalah kepercayaan dan amanah,” bebernya. Ia pun berharap, dengan jabatan baru yang dimiliki para pejabat bisa mempertanggung jawabkan. “Profesi yang sekarang ini, konsekuensinya adalah kita harus mau dan mampu menjalankan kewajiban yang melekat pada profesi kita,” tutupnya. (mg-7/esa)

Sumber: