8 Mata Pelajaran USBN SD Dibatalkan

8 Mata Pelajaran USBN SD Dibatalkan

  TANGSEL - Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) membatalkan rencana mengujikan delapan mata pelajaran pada Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) untuk jenjang SD. Kendati demikian, sama dengan tahun ajaran 2016-2017, pemerintah tetap menyelenggarakan Ujian Sekolah (US) dengan mengujikan tiga mata pelajaran, yakni Bahasa Indonesia, IPA dan Matematika pada tahun ajaran 2017-2018. Kabar ini ternyata disambut baik para guru khususnya orangtua siswa. Pasalnya, saat Kemendikbud mengesahkan peraturan baru dengan 8 mata pelajaran pada USBN SD. Hal itu, dirasa orangtua cukup memberatkan anak-anaknya untuk lulus. Seperti yang dikatakan Nur Ajeng, salah satu orangtua siswa di SDN Cilenggang 3, Kecamatan Serpong, Kota Tangsel. Ia senang karena anaknya tak perlu diberatkan dengan delapan mata pelajaran saat UN nanti. “Mungkin niatnya baik, untuk meningkatkan standar kelulusan. Tapi kasihan anak-anak, rata-rata SD itu kan ribuan siswanya, gurunya gak sebanding. Jadi untuk meningkatkan standar lebih baik perbanyak guru yang sangat kompeten. Dengan begitu asupan ilmu anak juga lebih baik,” tegas Nur saat ditemui Tangerang Ekspres di sekolah, kemarin. Senada dengan Nur, orangtua siswa lainnya Yatno Gunawan menuturkan dirinya sangat senang dengan keputusan terbaru dari pemerintah tersebut. Karena diakuinya, anaknya cukup kewalahan dengan kabar delapan mata ujian saat UN nanti. “Ya,.. bagus lah kalau begitu kabar terkininya, setidaknya anak-anak tidak terlalu berat, bisa fokus dengan mata ujian tersebut,” tambahnya. Sementara itu, Sodrih guru SDN Muncul 1, Kecamatan Setu mengatakan untuk  20 persen-25 persen soal USBN disusun Kemendikbud dan soal pendidikan agama disiapkan Kementerian Agama. Sementara itu, 75 persen-80 persen soal lain disusun guru-guru dengan melibatkan musyawarah guru mata pelajaran dan kelompok kerja guru. “Untuk lima mata pelajaran lain IPS, pendidikan kewarganegaraan, seni budaya dan prakarya, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, serta pendidikan agama membutuhkan persiapan yang matang. Mungkin ini yang masih menjadi pertimbangan banyak pihak,” jelasnya. Namun, apa pun keputusannya menghantarkan peserta didik untuk naik ketingkat SMP dengan nilai terbaik akan tetap dilakukan seluruh guru di Kota Tangsel. Dengan melakukan berbagai kegiatan tambahan seperti pengayaan atau kelas tambahan menjelang UN. (bun/mas)

Sumber: