Manajer Pabrik Petasan Dicemooh Warga, Saat Kebakaran Malah Kabur

Manajer Pabrik Petasan Dicemooh Warga, Saat Kebakaran Malah Kabur

Kemarin (8/11), Polda Metro Jaya dan Polres Metro Tangerang Kota menggelar rekonstruksi kasus kebakaran pabrik kembang api PT Panca Buana Cahaya Sukses (PBCS) di Desa Belimbing, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang. Polisi menghadirkan Andre Hartanto (manager operasional PT Panca Buana Cahaya Sukses) yang jadi salah satu tersangka. Andre dihadirkan untuk melakukan 17 adegan bersama 10 orang saksi pekerja yang mengetahui kebakaran pabrik mercon tersebut. Pantauan wartawan, reka ulang itu dijaga ketat puluhan polisi bersenjata lengkap. Reka ulang adegan kebakaran maut itu dimulai pukul 14.00 sampai pukul 17.00 WIB. Berkaus merah dan bercelana pendek warna krem serta mengenakan masker, orang nomor dua di pabrik mercon itu tampak kebingungan melihat kondisi pabrik yang hancur lebur. Sejumlah warga berkerumun menyaksikan rekonstruksi itu sambil mencemooh dan menyoraki sang manager perusahaan ini. Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Harry Kurniawan mengatakan 17 adegan itu guna kepentingan melengkapi penyidikan dan BAP peran Andre Hartanto terkait kasus kebakaran tersebut. Apalagi, katanya juga, instruksi sang manager itu yang membuat peristiwa nahas yang menelan banyak korban jiwa karyawan pabrik tersebut. Saat kebakaran terjadi Andre yang berada di sekitar lokasi tidak melakukan tindakan apapun. “Adegan di mulai dari sebelum adanya kegiatan packing terus dipengerjaan atap yang ada di tempat pengelasan sampai terjadinya ledakan. Tersangka ada di dalam kantor dekat gerbang dan berhasil menyelamatkan diri melalui pintu gerbang. Jadi, dia tahu semua rangkaian peristiwa ini,” terangnya. Dari hasil rekonstruksi tersebut, sambung Harry, pihaknya tidak menemukan adanya fakta baru atas insiden yang mengerikan tersebut. Namun, kata dia juga, dalam peragaan kesembilan pihaknya mendapati jika kebakaran ini terjadi akibat api pengelasan atap yang dikerjakan Subarna Ega menyambar bahan baku petasan. Ditambah, pengelasan itu atas instruksi dari Andre namun tak diikuti pengawasan. “Hanya itu yang kami dapati dalam rekonstruksi ini. Dalam rekon itu juga kami hanya mensinkronkan keterangan pelaku sesuai BAP atau belum. Tersangka juga kooperatif saat menjalani rekon. Ini untuk mencari unsur kelalaian menejer pabrik ini saja karena sudah menyebabkan korban tewas dan luka bakar yang cukup banyak,” ungkapnya. Mantan Kapolresta Depok ini pun mengaku, jika saat dihadirkan ke lokasi kejadian Andre sempat terkejut melihat kondisi pabrik yang dipimpinnya itu luluh lantak. Sebab, saat petugas memadamkan api saat kebakaran terjadi, Andre beranjak pergi dari lokasi. Kata dia juga, Andre tak sempat melihat kondisi terakhir pabrik kembang api itu hancur lebur usai terbakar. “Tersangka sempat diam dan memandangi pabrik ini dulu. Kami pun memberikan kesempatan itu dan baru melakukan rekonstruksi. Mungkin Andre mengira saat ada petugas pemadam kebakaran pabrik dapat terselamatkan, tetapi kenyataannya berbeda,” ucapnya. Disinggung soal tersangka utama pemilik pabrik Indra yang tak dihadirkan dalam rekonstruksi, Harry menegaskan hal itu lantaran posisi sang bos pabrik tidak berada di lokasi saat kejadian. Dan untuk urusan operasional pabrik petasan itu diserahkan Indra untuk mengawasi kegiatan para pekerja. “Kalau Indra (pemilik pabrik, Red) hanya tersangkaut soal penyalahgunaan izin. Semua tanggungjawab pabrik ini kewenangan Andre. Makanya kami bawa ke sini agar kasusnya cepat terungkap,” cetusnya. Usai menjalani 17 adegan rekonstruksi, Andre hanya mengucapkan permintaan maaf atas keteledorannya terkait kasus kebakaran tersebut. Sebab, saat itu dirinya sudah memercayakan Subarna Ega melakukan penyambungan atap pabrik yang roboh di bagian belakang. “Saya minta maaf sama semua keluarga korban. Ya tidak tau kalau ini semua menjadi pemicu kebakaran. Saya sudah ceritakan semua ke polisi, dan sekali lagi saya minta maaf atas nama pribadi dan keluarga atas kesalahan ini,” tuturnya.(jpg/bha)

Sumber: