Jasad Dandi Mengapung 4 KM

Jasad Dandi Mengapung 4 KM

TANGERANG–-Korban terakhir terjangan arus Sungai Cisadane ditemukan tim search and rescue di wilayah Desa Kalibaru, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang. Petugas menemukan jasad pelajar SMP bernama Dandi Putra itu mengapung sejauh 4 kilometer dari lokasi korban berenang. Jasad korban ditemukan pukul 08.33 WIB Selasa (24/10) atau dua hari setelah dinyatakan hilang. Penemuan jasad korban tersebut mengakhiri pencarian tiga pelajar SMP yang tenggelam ketika sedang bermain di Sungai Cisadane. Jasad dua korban tewas sebelumnya, yakni Aldo Valentino dan Ridho, sudah lebih dulu ditemukan pada Senin (23/10). Jasad Dandi Putra, warga Perum Bumi Indah, Desa Sukamantri, Pasarkemis, Kabupaten Tangerang ini ditemukan tewas mengapung dengan posisi wajah menghadap ke bawah. Sekujur tubuhnya sudah mulai membengkak, membiru dan bahkan beberapa bagian kulit terkelupas. Kapolsek Neglasari Kompol Ubaidillah mengatakan, korban ditemukan oleh tim pencari setelah dua hari menyisir sepanjang Sungai Cisadane mulai dari Pintu Air 10. “Kami menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban. Jenazah sudah langsung diserahkan kepada keluarga,” kata Ubaidillah. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Irman Puja Hendra mengatakan, jasad korban ditemukan tim SAR bersama BPBD Kota Tangerang dan PMI Kota Tangerang dengan melakukan penyusuran sungai. “Sebanyak 15 anggota tim BPBD dikerahkan untuk melakukan evakuasi dengan bantuan 10 rang anggota Basarnas dan tiga orang anggota PMI ,” ujarnya. Ketiga remaja korban arus Sungai Cisadane ini merupakan teman sepermainan yang tinggal di komplek Perum Bumi Indah, Desa Sukamantri, Kecamatan Pasarkemis, Kabupaten Tangerang. Peristiwa terseretnya tiga pelajar SMP itu terjadi pada Minggu (22/10) siang. Awalnya, ketiganya bersama dua teman mereka lainnya sedang berupaya menyeberangi sungai yang tidak jauh dari Bendung Pintu Air 10, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang. Salah seorang penjaga dan pengawas Bendungan Pintu Air 10 Rano (31) menuturkan, pada saat kejadian tiga pintu air dibuka untuk membuang air. Dia mengaku tidak mengetahui ada korban tenggelam. “Pintu air kita buka tiga pintu. Waktu dengar ada yang tenggelam, kita tutup satu pintu sehingga hanya dua pintu saja yang beroperasi,” ujarnya. Pantauan Tangerang Ekspres di lokasi, tidak ada larangan tanda peringatan untuk warga yang hendak mandi di Sungai Cisadane. Bahkan tidak ada pagar pembatas yang bisa menghalangi warga yang hendak menyeberangi sungai tersebut. (mg-01/bha) TANGERANG–Sungai Cisadane kembali memakan korban. Tiga remaja berusia 15 tahun terseret arus sungai. Dua di antaranya ditemukan sudah dalam keadaan tidak bernyawa. Sementara seorang lagi, hingga tadi malam masih dalam pencarian. Dua korban tewas masing-masing bernama Aldo Valentino dan Ridho. Sedangkan korban hilang bernama Dandy. Ketiganya merupakan teman sepermainan dan diketahui beralamat di Perum Bumi Indah, Desa Sukamantri, Kecamatan Pasarkemis, Kabupaten Tangerang. Peristiwa terseretnya tiga remaja itu terjadi pada Minggu (22/10) siang. Awalnya, ketiganya bersama dua teman mereka lainnya sedang berupaya menyeberangi sungai yang tidak jauh dari Bendung Pintu Air 10, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang. Salah seorang saksi mata, Sartono (55), yang tinggal tidak jauh dari tempat kejadian mengatakan, sempat melihat kelima anak tersebut sedang mandi di pinggir bibir sungai. “Saya lagi mancing, terus lihat itu lima bocah lagi pada mandi di bebatuan di sana agak ke tengah sungai,” jelasnya. Sekira pukul 15.00 WIB, kelima anak tersebut berusaha menyeberangi sungai melewati bebatuan. Tiga dari lima anak awalnya berhasil menyeberang. Sementara dua temannya gagal menyeberang karena terseret arus. “Pas mau menyeberang, tiga anak berhasil nyeberang. Dua lainnya gagal. Tiba-tiba salah satu temannya yang selamat tadi berusaha menolong namun tidak berhasil dan malah ikut terseret,” katanya. Menurutnya, kelima anak tersebut merupakan warga Pasarkemis dan memang kerap mandi di bibir sungai tersebut. “Dua yang selamat mengaku kalau mereka warga Pasarkemis dan sering mandi di sungai,” ujarnya. Kedua anak yang selamat kemudian mendapat penanganan dari orang tua mereka. Keduanya syok atas peristiwa yang hampir merenggut nyawa mereka. Sementara keluarga korban hilang bersama polisi kemudian melakukan pencarian di sepanjang sungai menuju muara. Sementara itu, Rano (31) penjaga dan pengawas Bendungan Pintu Air 10 menuturkan, pada saat kejadian tiga pintu air dibuka untuk membuang air. Dia mengakui tidak mengetahui ada korban tenggelam. “Pintu air kita buka tiga pintu. Waktu dengar ada yang tenggelam, kita tutup satu pintu sehingga hanya dua pintu saja yang beroperasi,” ujarnya. Paman salah satu korban mengatakan, tidak mengetahui kalau keponakannya tersebut hendak pergi bermain hingga ke Sungai Cisadane. Namun ia merasa aneh saat keponakannya tersebut berpamitan ketika hendak pergi bermain. “Biasanya nggak pernah pamitan, tapi ini tumben pamitan. Saya kaget karena dapat kabar kalau keponakan saya hilang di sungai. Nggak tahu juga naik apa ke Cisadane,” tuturnya sedih. Kemarin (23/10) dua dari tiga korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Kasi Humas Polsek Neglasari Bripka Ahmad Rifa'i mengatakan, sekitar pukul 12.00 WIB pencarian membuahkan hasil dan mendapati satu jenazah atas nama Aldo Valentino. Jenazah ditemukan di Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Neglasari. Kemudian pada pukul 13.30 kembali menemukan satu jenazah atas nama Rido tidak jauh dari penemuan jenazah pertama. “Keduanya ditemukan sekitar 2 kilometer dari Posko Basarnas dan lokasi hilangnya korban. Sementara itu, pencarian terhadap satu jenazah masih terus dilakukan,” tutupnya. (mg-01)

Sumber: