Solusi Lahan Sempit Manfaatkan Pekarangan

Solusi Lahan Sempit Manfaatkan Pekarangan

SERPONG-Lahan Pertanian di Kota Tangsel kian terkikis. Solusinya, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Tangsel mengajak warga bertani di pekarangan rumah. Harapannya, upaya ini bisa melanggengkan pertanian dan mendongkrak pendapatan keluarga. Kapala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Tangsel Nur Selamet menjelaskan, tujan acara tersebut untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat khususnya ibu rumah tangga agar mampu mengelola serta memanfaatkan lahan pekarangan untuk ditanam aneka tumbuhan. “Nantinya hasil panen tanaman akan menjadi nilai ekonomis bagi tambahan kebutuhan keluarga,” katanya, Kamis (12/10). Selama proses pembelajaran, ibu-ibu rumah tangga diajarkan menanam tanaman menggunakan berbagai media, antara lain seperti media organik, natural (tanah) dan hydroponik. Selain itu, di kegiatan ini juga diajarkan bagaimana melakukan penjualan pascapanen dan cara memilih bibit yang berkualitas. “Kami menampilkan hasil penanaman yang kami tanam selama dua bulan. Nantinya kami akan kembangkan ke BPP (balai pelatihan pertanian, red),” ujarnya Kamis (12/10). Dia mengatakan, tujuan utama kegiatan tersebut agar program Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany terlaksana. Yakni untuk meningkatkan semangat ibu-ibu rumah tangga agar bercocok tanam yang dimulai dari tingkat keluarga sendiri. “Kalau sudah jadi lima rumah dengan pekarangannya maka, akan jadi kelompok pekarangannya. Kalau sudah jadi lima kelompok bisa jadi kawasan ketahanan pangan,” tambahnya seraya menyebut edukasi itu akan dievaluasi pada 2018 agar sesuai dengan program walikota. Pada bagian lain, Walikota Tangsel Airin Rahmi Diany dalam sambutannya mengatakan, keterbatasan lahan pertanian di Kota Tangsel membuat pemkot harus berinovasi memecahkan masalah ketahanan pangan.  Upaya yang akan dilakukan oleh pemerintan daerah adalah, memasukkan pemanfaatan lahan pekarangan menjadi pengembangan ketahanan pangan ke dalam Rencanan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). “Inovasi yang dilakukan adalah bagaimana lahan yang sedikit kita dapat memanfaatkan sebaik-baiknya. Kami sudah melihat dari berbagai daerah seperti Surabaya yang memiliki karekter sama dengan Tangsel,” ujarnya. Walikota perempuan pertama di Provinsi Banten ini menilai, sejatinya Tangsel tidak sulit menerapkan pengembangan pertanian memanfaatkan tahan pekarangan. Karena di wilayah tersebut sudah memiliki konsumen yang akan membeli hasil pertanian masyarakat. “Hotel tumbuh sangat baik di Tangsel apalagi untuk restoran. Daripada harus membeli di pasar dan membeli dari kerja sama dengan suplier dari luar Tangsel, kenapa tidak bisa kerja sama dengan ibu dan bapak yang sudah bisa memanfaatkan urban farming,” tambahnya. Saat ini, kata Airin, tugas pemerintah memfasilitasi agar hasil pertanian memiliki nilai ekonomis. Di kesempatan itu Airin juga sempat menayakan harga cabai kepada peserta yang hadir, dimana kini harga cabai mencapai Rp 30 ribu per kilogram. “Walaupun ibu tidak bisa menghasilkan uang, tetapi ibu dapat menghemat uang. Nanti uangnya dapat digunakan membeli buku anak atau membeli kerudung,” pungkasnya. (mg-6/esa)

Sumber: