TKD Dipangkas, Pemkot Maksimalkan PAD

TKD Dipangkas, Pemkot Maksimalkan PAD

Ratusan tenaga honorer dilantik menjadi PPPK Kota Tangsel beberapa waktu lalu.-(Tri Budi Sulaksono/Tangerang Ekspres)-

TANGERANGEKSPRES.ID, CIPUTAT — Tahun depan, Transfer ke Dearah (IKD) di­pangkas. Ini menjadi tantangan besar bagi Pemkot Tangsel. Untuk menyiasatinya, Pemkot Tangsel akan memaksimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Pada tahun anggaran 2026 Pemerintah Pusat memotong Dana Alokasi Umum (DAU) tahun 2026 untuk Kota Tangsel sebesar Rp340 miliar.

Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan, di wilayah­nya DAU atau dana perimba­ngan dari pusat itu sekitar Rp340 miliar. ”Tentunya ini mendorong kami untuk mela­kukan relokasi beberapa be­lan­ja-belanja untuk 2026,” ujar­nya kepada TANGERANGEKSPRES.ID, Selasa (7/10).

Pria yang biasa disapa Pak Ben tersebut menambahkan, pihaknya juga juga melakukan pemangkasan untuk perjalanan dinas, makan minum, belanja-belanja yang tidak mengikat dan itu dilakukan pemangkasan hingga lebih 50 persen.

”Beberapa kegiatan non fisik seperti seminar, penyuluhan itu sepanjang tidak dirasakan perlu akan dikoreksi dan diku­rangi juga. Rapat dihotel juga ditiadakan kecuali, rapat For­kopimda, rapat OPD dengan daerah lain tapi, yang lainnya semua menggunakan kantor atau ruangan-ruangan milik Pemkot yang tersebar,” tam­bahnya.

Menurutnya, pihaknya saat ini masih menghitung berapa DAU yang diperoleh tapi, pen­dapatan daerah juga harus di­tingkatkan. Jadi selain mengu­rangi belanja pihaknya juga me­­ningkatkan pendapatan da­erah.

Menurutnya, dana transfer pusat tersebut langsung dipo­tong atau dikurangan dari pusat. Na­mun, Pak Ben mengaku akan tetap menjaga terkait gaji pegawai.

”Nah yang saya jaga ini adalah gaji pegawai, penghitungannya belum selesai. Tapi, yang saya jaga itu gaji dan tambahan pe­gawai, kalau bisa jangan diku­rangi dan harusnya jangan di­kurangi. Jadi berpengaruh sih kepada semua belanja da­erah sebetulnya, kan lunayan juga Rp340 miliar kan gede juga,” tuturnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan mengatakan,  untuk menyiasati pemangkasan tersebut dila­kukan peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) dan pemak­simalan PAD. 

”Dimana wajib pajak yang belum bayar diharap bayar de­ngan melakukan relaksasi atau keringanan-keringanan supaya para wajib pajak mereka terangsang untuk bayar pajak. Yang penting mereka taat dulu bayar pajak. Kita kasih relaksasi supaya memudahkan juga,” ujarnya.

Pilar menambahkan, pihak­nya juga berupaya memper­mudah investasi, terus mela­kukan penegakan aturan supaya investor memiliki kepastian terkait aturan dan lainnya. ”Itu juga salah satu upaya kita su­paya investasi tetap terjaga dan nyaman di Tangsel,” tambahnya.

Menurutnya, dampak pe­mang­­kasan tersebut terhadap belanja daerah pasti ada na­mun, pihaknya harus siap de­ngan berbagi macam risiko, dengan berbagai kondisi. Jadi dengan berkurnagnya DAU tersebut tidak jadi alasan Pem­kot Tangsel tidak berinovasi unuk peningkatan PAD.

”Kita harus bergerak terus, terbukti dengan APBD Tangsel kan sampai saat ini terus in­vestasi terus kita genjot, opti­malisi pajak dan relaksasi pajak kita lakukan. Ya alhamdulliah APBD kita terus naik, terutama sektor PAD,” terangnya.

”Artinya kita harus berinovasi disitu. Salah satunya Tangsel kedepan bisa jadi kota tujuan wisata buatan, perhotelan di­maksimlakan lagi, dari sisi hi­buran, wisata edukasi, wisata kesehatan. Kalau itu semua bisa jalan maka PAD kita akan me­ningkat dan bukan hanya ber­harap dari PBB dan BPHTB,” tuturnya.

Sumber: