BPPT Genjot Kerja Sama dengan Swasta

BPPT Genjot Kerja Sama dengan Swasta

SERPONG–Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menggenjot kerja sama dengan pihak swasta. Hal itu bertujuan agar pengusaha mau menggunakan dan menerapkan teknologi dalam negeri. Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Teknologi Kemenristek Dikti, Mohamad Dimyati. Dia menjelaskan, hingga kini pengembangan teknologi di Indonesia masih terkendala keterbatasan anggaran. Secara nasional anggaran riset mencapar Rp 23,4 triliun per tahun yang bersumber dari APBN. Jumlah ini dinilai masih jauh lebih kecil dibandingkan pengembangan teknologi yang dilakukan oleh swasata. Dia mencontohkan, pengembangan teknologi yang dilakukan Samsung, dalam setahun mengeluarkan anggaran riset sebesar Rp 176 triliun. Hasilnya, tekologi perusahaan raksasa asal Korea Selatan ini, mengalami perkembangan yang pesat dibandingkan dengan negara lainnya. Ini juga yang menjadi sebab, rendahnya perhatian pemerintah terhadap peneliti lokal.  Karena keterbatasan anggaran, peneliti lokal kurang terpasilitasi. “Anggaran riset kita hanya 0,2 persen dari APBN. Sementara swasta seperti Samsung, jauh lebih besar anggarannya. Wajar kalau mereka (Samsung, red) lebih berkembang,” ujarnya, ketika ditemui seusai pembukaan Puspiptek Inovation di Gedung Graha Widya Bhakti, Jumat (29/9). Lebih lanjut dia mengatakan, keputusan menggandeng swasta harus terus didorong. Mengingat, kerjasama penelitian antara perusahaan dengan perguruan tinggi masih di bawah 50 persen. Persentasi ini pun, masih didominasi oleh teknologi tepat guna. “Untuk hasil riset dari pihak kita mencapai 40 persen,” tambahnya. Sebagai basis pengembangan teknologi yaitu Puspiptek, wilayah Serpong, belum ada perusahaan yang memanfaatkan pengembangan teklologi dari Batan atau BPPT. Padahal, di kawasan ini ada sarana seperti radiator gama, dan sejumlah alat uji lain. Hal ini dinilai karena, lemahnya pemasaran produk pengkajian teknologi yang ada di kawasan Puspiptek. Serta, tidak mencoba mengawali kerja sama dengan swasta. Maka dari itu, Kemenristek Dikti meminta Batan untuk memperkenalkan produknya kepada industri.  “Kami sudah mulai skema konsorsium dari tahun kemarin. Jadi, ada beberapa hasil penelitian yang sudah kita ekspose kepada industri. Kalau perusahaan berminat tinggal menyusun proposalnya,” jelas Dimyati. (mg-6)

Sumber: