Perpustakaan Desa Mekarsari dan Mahasiswa UIN Jakarta Ajarkan Teknik Ecoprint ke Warga

ECOPRINT: Perpustakaan Sumber Ilmu Desa Mekarsari berkolaborasi dengan mahasiswa UIN Jakarta menggelar pelatihan teknik ecoprint bagi ibu dan anak di perpustakaan setempat, Selasa (19/8/2025).-Zakky Adnan-Tangerang Ekspres
TANGERANGEKSPRES.ID, TANGERANG — Perpustakaan Sumber Ilmu Desa Mekarsari berkolaborasi dengan mahasiswa UIN Jakarta menggelar pelatihan teknik ecoprint kepada ibu dan anak di Perpustakaan setempat, Selasa (19/8). Kegiatan tersebut bertujuan untuk menumbuhkembangkan inovasi dan kreativitas ibu dan anak.
“Sekaligus menanamkan pentingnya tindakan yang berwawasan lingkungan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan,” kata Kepala Perpustakaan Sumber Ilmu Desa Mekarsari, Muhammad Taufik H.
Muhammad Taufik H. menyampaikan, ecoprint merupakan teknik mencetak motif pada kain, di antaranya totebag, menggunakan bahan alami seperti daun dan bunga. Cara tersebut menghasilkan motif unik sekaligus ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan pewarna kimia berbahaya.
“Tekniknya, letakkan dedaunan di atas totebag yang ingin diberi motif. Lalu, alasi bagian dalam totebag dengan plastik bening, dan bentangkan plastik bening di atas dedaunan. Kemudian, pukul dedaunan menggunakan palu kayu,” jelasnya.
“Pukul-pukul daunnya jangan sampai sobek agar motifnya tetap terbentuk,” tambahnya.
Di luar hal itu, Muhammad Taufik H. menambahkan bahwa pihaknya akan terus membuka diri untuk berkolaborasi dengan siapa pun dalam kegiatan di Perpustakaan Sumber Ilmu Desa Mekarsari yang berbasis inklusi sosial.
“Sebab, kami ingin masyarakat Desa Mekarsari bisa memanfaatkan perpustakaan seluas-luasnya dengan semangat bahwa dari membaca bisa tercipta karya nyata,” imbuhnya.
Humas KKN 206 Bhanu Braja UIN Jakarta, Dzika Nada Salsabila, menyampaikan bahwa kegiatan edukasi ecoprinting di Perpustakaan Sumber Ilmu Desa Mekarsari, Kecamatan Rajeg, adalah pengalaman yang mengukir kesan mendalam baginya.
“Kami sangat terkesan melihat antusiasme dan kreativitas anak-anak serta para ibu, yang berhasil menyulap daun dan bunga menjadi karya seni unik, mengubah perpustakaan menjadi ruang kreasi yang hidup,” tuturnya.
Menurutnya, kegiatan tersebut membuktikan bahwa keindahan dan ilmu pengetahuan dapat bersinergi, membuka wawasan baru tentang pemanfaatan bahan alam di sekitar.
“Kami berharap semangat yang telah terbangun ini akan terus menyala, menjadikan perpustakaan tidak hanya sebagai gudang buku, melainkan juga pusat inovasi dan kreativitas, sehingga ilmu yang kami bagikan dapat menjadi bekal berharga untuk terus berkarya dan mencintai lingkungan,” imbuhnya. (zky)
Sumber: