Banyak Siswa Mengidap Rabun Jauh, Hasil Tim Kesehatan Puskesmas Kelapa Dua: Akibat Terlalu Lama Bermain HP

Banyak Siswa Mengidap Rabun Jauh, Hasil Tim Kesehatan Puskesmas Kelapa Dua: Akibat Terlalu Lama Bermain HP

CEK KESEHATAN: Puskesmas Kelapa Dua melakukan pengecekan kesehatan siswa di SMPK Penabur Gading Serpong, beberapa waktu lalu.(Randy/Tangerang Ekspres)--

TANGERANG — Hasil pemeriksa kesehatan gratis pada siswa yang dilakukan oleh Puskesmas Kelapa Dua, tidak ada penyakit yang berbahaya. Tim Kesehatan hanya menemukan banyak siswa SD hingga SMA di Kelapa Dua men­derita Miopia atau Rabun Jauh.

Tim dokter menduga rabun jauh atau mata minus ini akibat terlalu lama bermain handphone. Miopia adalah kondisi mata di mana seseorang dapat melihat objek yang dekat dengan jelas, tetapi objek yang jauh terlihat kabur atau tidak jelas.

Gejala Miopia disebabkan kesu­litan melihat objek yang jauh, penglihatan kabur atau tidak jelas pada jarak jauh, dan perlu menyi­pitkan mata untuk melihat objek yang jauh. 

Ada beberapa penyebab Miopia seperti faktor genetik, penggunaan mata yang berlebihan (seperti membaca atau menggunakan komputer dalam waktu lama), dan kurangnya aktivitas di luar ruangan.

Hasil temuan ini setelah dilaku­kan Cek Kesehatan Gratis (CKG), di 12 sekolah SD, SMP, dan SMA di wilayah Puskesmas Kelapa Dua. Kepala Puskesmas Kelapa Dua dr. Salmawati mengatakan, dari CKG yang dilakukan di 12 sekolah, termasuk di SMPK Pena­bur Gading Serpong, tidak ditemu­kan penyakit yang berbahaya. Hanya penyakit ringan seperti kelelahan mata akibat bermain handphone terlalu lama. Kendati demikian, banyak juga ditemukan siswa yang menderita rabu jauh atau mata minus (Mopia).

”Kalau penyakit mata seperti mopia memang banyak ditemukan saat CKG di 12 sekolah yang ada di ling­kungan Puskesmas Kelapa Dua. Kami hanya memberikan saran agar tidak terlalu lama ber­main hand­phone. Kami hanya mereko­men­dasikan, tapi tidak bisa melaku­kan intervensi kepada siswa terlalu dalam,”ujarnya ke­pada Tangerang Ekspres, Senin (11/8).

dr.Salmawati menambahkan, yang bisa melakukan intervensi adalah orang tua siswa. Ini karena pihaknya hanya bisa memberikan pengecekan kesehatan saja sesuai dengan aturan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengenai CKG yang dilakukan oleh setiap Puskesmas. ”Kita tidak punya peran banyak mengenai siswa hobi bermain handphone, yang akibatnya mata mereka menjadi kurang melihat akibat bermain handphone terlalu lama. Yang bisa kita lakukan hanya memberi­kan masukan kepada orang tua mereka agar meng­ingatkan anak­nya agar jangan terlalu lama dalam bermain hand­phone,”paparnya.

Ia menjelaskan, dalam CKG para siswa biasa diberikan vitamin. Untuk obat biasanya akan diberi­kan jika siswa tersebut mengalami penyakit terlalu parah. Sesuai dengan formulir dari Kemenkes, pemeriksaan kesehatan hanya dilakukan pada, cek kesehatan mata, cek Kesehatan telinga, cek kesehatan gigi dan juga cek ke­sehatan tubuh. ”Kami sebelum CKG biasanya datang ke sekolah untuk melaku­kan sosialisasi ter­lebih dahulu dan juga menyam­paikan isi form yang diberikan Kemenkes kepada kami. Jika di setujui, maka kami akan bawa tim medis ke sekolah yang akan dila­kukan CKG. Saat ini sudah 12 sekolah yang telah kami lakukan CKG,”tutupnya.(ran)

Sumber: