Airin Tawarkan Perda Anggrek

Airin Tawarkan Perda Anggrek

CIPUTAT-Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany berencana membuat peraturan tentang anggrek. Yakni, mewajibkan hotel di Kota Tangsel menyediakan anggrek. Namun demikian, Airin  belum bisa memastikan kapan peraturan itu akan terbitkan. Mengingat, kesanggupan petani anggrek di Kota Tangsel dalam menyuplai kebutuhan hotel-hotel dimaksud. “Kalau mampu menyediakan stoknya, saya akan buatkan perda,” tuturnya, saat membuka pelatihan merangkai anggrek bagi ibu-ibu petani anggrek di BPP Jombang, Ciputat, kemarin. Menurut Airin, anggrek sudah menjadi ikon Kota Tangsel sejak tiga tahun lalu. Dimana pasar anggrek bagus dan banyak peminatnya, mulai dari untuk kebutuhan ulang tahun dan hiasan kantor dan rumah. “Tanaman anggrek itu bisa bertahan selama satu bulan di media pot,” ujarnya. Airin menambahkan, untuk meningkatkan nilai anggrek di pasaran,  diperlukan kemasan dengan desian bagus. Contohnya, dengan memakai pot minimalis maka sudah bisa jadi daya jual yang bernilai tinggi. “Sebagai pengusaha harus ulet, mau kerja keras dan mau susuah dulu. Untung sedikit tapi berjalan terus dan perlu lakukan inovasi terus,” tambahnya. Diketahui, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Tangsel, kemarin melatih 50 ibu-ibu dari kelompok tani anggrek se-Kota Tangsel. Mereka diajari cara mengemas bunga anggrek. Ini dilakukan untuk, meningkatkan nilai jual anggrek setelah berhasil dipanen. Pelatihan digelar di Balai Penyuluh Pertanian (BPP) di Jombang, Ciputat, Selasa (26/9). Kepala DKP3 Kota Tangsel Nur Selamet mengatakan, pelatihan merangkai anggrek dilakukan untuk membina warga yang memiliki tanaman anggrek. Satu tangkai bunga anggrek biasanya dijual Rp 2.000 namun, jika sudah dirangkai dengan baik dan indah akan meningkatkan nilai jualnya. “Kalau penampilan anggrek menarik dan indah harganya bisa berkisar dari Rp 500 ribu sampai Rp 600 ribu per pot,” ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Selasa (26/9). Pria yang biasa disapa Cing Nur ini menambahkan, di Kota Tangsel ada empat lokasi sentra tanaman anggrek. Yakni, di Pamulang dengan luas lahan 104.050 meter persegi, Ciputat 5.000 meter persegi, Serpong 41.500 meter persegi dan 12.000 meter persegi di Setu. Sedangkan kelompok tani anggrek ada 23 yang tersebar di empat kecamatan. “Kecamatan Pamulang paling banyak, yakni ada 10 anggota kelompok tani,” tambahnya. Masih menurut Cing Nur, dari kelompok tani tersebut tiap tahun dapat mengahasilkan 10 juta batang. Sebagian besar anggrek dijual ke pasar bunga Rawa Belong Jakarta Barat dan sisanya di pasarkan di Kota Tangsel. Jika kelompok tani bisa merangkai bunga menjadi indah, tak dipungkiri akan meningkatkan nilai jual. Dengan demikian akan menambah pengahasilan yang diperoleh. “Jadi kita bisa menjadikan anggrek sebagai basis ekonomi kreatif dan inovasi di Kota Tangsel,” tuturnya. (bud/esa)

Sumber: