Dinilai Banyak Sarpas Tak Layak, Dewan Tuding RSUD Benda Dibuat Asal-asalan

Sejumlah anggota DPRD Kota Tangerang saat melakukan Sidak ke RSUD Benda, belum lama ini.- (Abdul Aziz Muslim/Tangerang Ekspres)-
TANGERANGEKSPRES.ID, BENDA — Kalangan DPRD Kota Tangerang menuding infrastruktur RSUD Benda dibuat asal-asalan. Ini berdasarkan temuan Dewan saat melakukan inspeksi mendadak ke fasilitas kesehatan itu.
Juru bicara Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fredyanto, bahkan menyampaikan temuan itu dalam rapat Paripurna Penyampaian Pandangan Umum Fraksi terkait penjelasan Wali kota Tangerang mengenai Raperda tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2025, Selasa (29/7).
Menurut Fredyanto, saat Sidak ke RSUD Benda, yang berlokasi di Kelurahan Jurumudi, Kecamatan Benda, pihaknya menemukan infrastruktur RSUD seperti dibuat asal-asalan. Baik tata ruang, sarana utilitas, drainase. Hal ini menyebabkan alat medis yang baru dibeli tidak bisa digunakan lantaran ruangannya tidak mendukung.
Bahkan, kata dia, beberapa ruangan terlihat seperti bangunan belum tuntas dikerjakan, seperti bagian atap plafon.
Untuk itu, kata Fredyanto, Fraksi PKS mendesak agar Pemkot Tangerang melalui dinas terkait segera membenahi dan mengoptimalkan kondisi infrastruktur RSUD Benda tersebut.
Sebab, RSUD merupakan sarana layanan publik bidang kesehatan yang harus memberikan kenyamanan dan keamanan.
”Pembenahan infrastruktur RSUD ini harus menjadi prioritas, karena sebuah kewajiban pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara optimal dan harus memberikan keamanan dan kenyamanannya,” tegas Fredyanto.
Sementara itu, Wakil Ketua II, Arief Wibowo mengatakan, RSUD Benda telah diresmikan pada Februari 2025. Namun, masih menyimpan sejumlah persoalan mendasar yang menghambat operasional pelayanan kesehatan.
Saat sidak, pihaknya banyak menemukan infrastruktur bangunan RSUD yang sangat memperihatinkan.
“Kami menemukan bahwa banyak fasilitas dasar yang belum siap. Ini tentu mengecewakan mengingat rumah sakit ini sudah diresmikan dan diharapkan segera bisa melayani masyarakat,” ujar Arief.
Arief Menandaskan, salah satu temuan paling krusial adalah belum dilakukannya uji fungsi sistem pemadam kebakaran atau hidran. Padahal, aspek ini sangat vital dalam memastikan kesiapan menghadapi kondisi darurat.
Beberapa temuan yang membuatnya miris, kata Arief, penempatan panel listrik utama yang dinilai sangat membahayakan lantaran terlalu dekat dengan saluran air yang bocor. Hal ini dapat menimbulkan potensi korsleting dan menjadi penyebab kebakaran.
”Ini sangat berisiko jika hal ini tidak segera ditangan. Panel listrik itu harus dipindahkan,” ungkap Arief.
Kemudian, beberapa ruang tidak dapat digunakan secara maksimal lataran pipa AC atau alat penyejuk udara ruangan pasien yang bocor. Bocornya pipa pendingin udara. Hal ini tidak memberikan kenyamanan bagi pasien.
Sumber: