Macetnya Sampai Jalan Dalam Kota

Macetnya Sampai Jalan Dalam Kota

TANGERANG – Hari pertama penutupan GJA/Teuku Umar, Sabtu (16/9), sangat menyiksa pengendara. Arus lalu lintas dari berbagai arah di pusat kota macet parah dari pagi hingga malam hari. Kepadatan kendaraan yang mengular hingga belasan kilometer tak terhindarkan. Titik terparah imbas penutupan berada di Jalan Sudirman sampai Jalan MH Thamrin, Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan Imam Bonjol sampai Palem Semi, Jalan Shinta sampai Perumnas Karawaci dan Cimone. Rekaya lalu lintas yang dibuat Dinas Perhubungan Kota Tangerang ternyata tidak mampu mengurai kepadatan kendaraan. Hal tersebut karena putaran balik (U-turn) Argo Pantes ditutup dengan menggunakan separator jalan berwarna kuning dan oranye.  Kepala Sub Bagian Humas Polres Metro Tangerang Kota Kompol Triyani mengatakan, penutupan putaran balik tersebut dilakukan selama satu bulan sesuai proses pengerjaan Jembatan Teuku Umar. “Rencana satu bulan putaran Argo Pantes di tutup,” ujarnya menegaskan. Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang Saeful Rohman menjelaskan penutupan putaran balik itu bersifat insidentil atau saat tertentu saja. “Iya memang ditutup, tapi sifatnya hanya sementara saja. Tidak setiap jam. Karena kita melihat jumlah kepadatan yang ada. Kalau lengang dan memungkinkan dari kedua arah ya tidak kita tutup,” katanya, Minggu (17/9). Menurut dia, penutupan tersebut berdasarkan hasil evaluasi dan rapat tim akibat kemacetan panjang pada hari pertama penutupan jalan berlangsung. “Kalau kita biarkan, malah makin macet jalannya, makanya kita coba tutup saja putaran balik tersebut,”paparnya.  Rencananya Senin (18/9) Dishub sudah berkoordinasi dengan TNI dan Polri untuk memantau situasi jalan pada pagi hari. Itu dilakukan untuk meminimalisir kemacetan dan kepadatan lalu lintas. “Besok (senin,red) kita lihat. Kalau memang memungkinkan ya kita buka. Soalnya kalau sampai macet, imbasnya luar biasa. Kepala kemacetan bisa sampai depan pabrik Tifico dan buntutnya ada di dalam kota,” lanjutnya. Pantauan Tangerang Ekspres di lapangan, imbas pengalihan arus tidak hanya membuat kemacetan. Tidak sedikit pengendara motor dan mobil yang akhirnya memilih melawan arus ketika mengetahui Jalan Teuku Umar yang akan dilalui ditutup aksesnya.  "Loh ini kenapa ditutup, ada apa ya kok sampai ditutup?" ucap Rofi kesal seraya memutar kendaraannya melawan arus.  Tidak hanya Rofi, beberapa pengendara lain juga terlihat kesal dan jengkel. Pengendara merasa kesal karena tidak diberitahukan terkait penutupan jalan yang hendak diakses. Faktor kemacetan dan kepadatan lainnya diakibatkan adanya pedagang kaki lima dan kendaraan yang berhenti sembarangan sehingga membuat lalu lintas makin padat. Akibatnya, banyak pengendara motor yang dengan sengaja membuka separator jalan di U-turn Argo Pantes dan memutar balik meski sudah dilarang. Pemberitahuan pengalihan arus sebenarnya sudah disosialisasikan oleh dinas terkait dengan meletakkan spanduk imbauan berwarna kuning di beberapa titik yang dianggap strategis. Sayang, kehadiran spanduk tersebut tidak diperhatikan oleh pengendara jalan karena masih banyak yang belum tahu. (mg-01/bha)

Sumber: