Gelombang Laut 4 hingga 6 Meter, Nelayan Lebak Selatan Tak Bisa Melaut

Gelombang Laut 4 hingga 6 Meter, Nelayan Lebak Selatan Tak Bisa Melaut

Perahu nelayan Binuangeun ditambatkan di dermaga TPI setempat, Selasa (11/6/2024).-Ahmad Fadilah-

TANGERANGEKSPRES.ID - Gelombang tinggi yang mencapai 4 - 6 meter disertai angin kencang yang melanda perairan laut Lebak selatan membuat hasil tangkapan nelayan setempat menurun drastis. Akibatnya, para nelayan tidak melaut, karena membahayakan jiwa.

 

"Sudah 2 pekan ini cuaca ekstrem, membuat kami para nelayan tidak bisa melaut, dan menyebabkan ekonomi menurun," kata Wading, Ketua Koperasi Nelayan Bina Muara Sejahtera Binuangeun, Kabupaten Lebak, saat ditemui di Rangkasbitung, Selasa (11/6/2024).

 

Menurut dia, nelayan yang berada di perairan selatan Banten dan Samudera Hindia ini dalam aktivitas melautnya, mayoritas menggunakan perahu mesin beleketek atau motor tempel, panjang 2 meter serta lebar 1,2 sentimeter. Seharian melaut biasanya mendapatkan rata-rata 100 kilogram, namun kini hanya 10 kilogram akibat cuaca buruk tersebut.

 

"Penghasilan para nelayan tidak seberapa, karena perahu yang digunakan kecil dan terbilang masih belum modern," ujar dia 

 

Lanjutnya, berdasarkan laporan BMKG, tinggi gelombang perairan selatan Banten dan Samudera Hindia berkisar 4 sampai 6 meter. Jika memaksakan melaut, akan membahayakan nelayan.

 

"Iya, kita tidak mau ambil risiko, karena dengan gelombang cukup tinggi, jelas itu membahayakan jiwa," ungkapnya.

 

Dikatakan dia, untuk populasi ikan pelagis di pesisir selatan Lebak menjadi andalan nelayan, seperti jenis ikan besar antara lain ikan tuna, cakalang, layur, tenggiri, marlin, wahoo, sarden, barakuda, dan tongkol.

Bahkan, ikan pelagis itu hingga kini tetap menjadi buruan para nelayan karena harganya relatif tinggi berkisar Rp40 ribu sampai Rp250 ribu per kilogram

Sumber: