Ciledug-Tendean 40 Menit
CILEDUG--Dari Ciledug, Kota Tangerang, menuju Jalan Tendean, Jakarta Selatan, kini dapat ditempuh dengan waktu singkat, sekitar 40 menit, menggunakan TransJ di Koridor 13. Beberapa warga Ciledug yang bekerja di wilayah Ibu Kota merasa memiliki waktu yang lebih singkat dengan menumpang TransJ Koridor 13. “Biasanya saya kerja naik motor, itu sekitar 1 jam dari Ciledug ke Tendean,” ujar Agung, warga Ciledug, kemarin. Agung bekerja di wilayah Mampang, Jakarta Selatan. Adanya TransJ Koridor 13 membuatnya memiliki pilihan transportasi untuk berangkat ke kantor. “Ya lihat nantilah kalau menggunakan TransJ Koridor 13 terus. Kalau nggak memungkinkan naik ini mungkin saya berangkat naik motor,” katanya. Yani (27), penumpang lain yang naik dari Ciledug, berkomentar serupa. Dia menilai moda transportasi ini lebih cepat dan murah. “Kalau saya mending naik TransJakarta. Kalau naik Metro macet. Naik ojek online juga nggak semurah ini,” ucap Yani. Penumpang yang menaiki bus ini pada pukul 08.15 WIB dari Halte Puri Beta, Ciledug, tiba sekitar pukul 08.55 WIB di Halte Tendean. Hanya perlu waktu sekitar 40 menit dengan biaya Rp 3.500. Selama ini, macetnya Jalan Raya Ciledug membuat perjalanan dari Ciledug menuju Blok M saja bisa ditempuh dalam waktu 1 jam lebih. Untuk mencapai Tendean, dari Blok M butuh tambahan waktu lagi sekitar 30-45 menit. Waktu tempuh menggunakan sepeda motor bisa saja lebih singkat, namun itu juga harus melalui perjuangan melewati jalan tikus atau memutar lewat Jalan Raya Permata Hijau. Kemarin tepat di Hari Kemerdekaan ke-72 Republik Indonesia, penumpang dipersilakan menjajalnya secara gratis. “Ini hadiah kemerdekaan bagi masyarakat Kota Tangerang. Kini masyarakat bisa menikmati transportasi alternatif yang nyaman,” kata Walikota Tangerang Arief R Wismansyah, Kamis (17/8). Koridor 13 ini diresmikan pengoperasiannya pada Rabu 16 Agustus 2017 oleh Gubernur DKI Jakarta Jakarta Djarot Saiful Hidayat dan Walikota Tangerang Arief R Wismansyah. Transjakarta Koridor 13 melayani tiga rute perjalanan yakni Ciledug - Blok M, Ciledug - Bundaran HI, dan Ciledug - Pancoran Barat. Untuk rute Ciledug-Blok M, bus berangkat dari Halte Puri Beta melewati jalan layang menuju Halte Tendean. Di Tendean, bus berputar menaiki jalan layang lagi tetapi keluar di Jalan Trunojoyo dan memasuki Terminal Blok M. Dari Terminal Blok M, bus akan kembali ke Jalan Trunojoyo untuk naik ke jalan layang dan kembali ke Ciledug. Untuk rute Ciledug-Pancoran Barat, dari Halte Puri Beta bus akan melewati jalan layang turun di Tendean tetapi tidak berhenti di Halte Tendean. Dari jalur keluar dari Tendean, bus akan langsung berbelok ke kanan menaiki jalan layang ke arah Pancoran, melewati Halte Pancoran Barat. Saat pulang ke Ciledug, dari Halte Pancoran Barat bus akan berbelok kiri ke Jalan Kapten Tendean, mengangkut penumpang di Halte Tendean dan melewati jalan layang hingga Ciledug. Sementara untuk rute Ciledug-Bundaran HI, dari Halte Puri Beta bus akan melewati jalan layang lalu keluar di Tendean tetapi tidak berhenti di Halte Tendean. Bus akan belok kiri ke Jalan Jenderal Gatot Subroto melewati Halte Tegal Parang, Kuningan Barat, Gatot Subroto Jamsostek, Gatot Subroto LIPI, dan Semanggi. Dari Semanggi, bus akan berputar di ke Jalan Jenderal Sudirman melewati Halte Bendungan Hilir, Karet, Dukuh Atas 1, Tosari, kemudian berputar balik di Bundaran HI. Saat balik dari Bundaran HI, bus akan melaju ke arah Senayan, dari Halte Karet, bus akan berbelok dari Jalan Jenderal Sudirman ke Jalan Jenderal Gatot Subroto, masuk ke Koridor 9 melalui Halte Gatot Subroto LIPI. Bus akan melewati Halte Pancoran Barat dan berputar balik. Dari Jalan Jenderal Gatot Subroto, bus akan berbelok ke Jalan Kapten Tendean, melewati Halte Tendean dan naik jalan layang sampai Ciledug. Walikota Tangerang Arief R Wismansyah menyampaikan terima kasih atas kerjasama yang telah terjalin antarpemerintah, dalam menyiapkan solusi atas persoalan kemacetan di wilayah Kota Tangerang dan DKI Jakarta. “Berkat kerjasama yang baik antarwilayah, sehingga masyarakat Kota Tangerang bisa dilayani oleh Pemprov DKI dalam hal penyediaan akses transportasi,” kata dia. Sebab, sudah jadi makanan sehari-hari masyarakat Tangerang yang mayoritas bekerja di Jakarta, selalu terjebak macet saat hendak bekerja. Dioperasikannya Koridor 13, kata Arief, menjawab sejumlah tantangan tentang mengurai kemacetan di Ibu Kota dan Tangerang. Tak hanya itu, dengan telah diresmikannya koridor 13 Transjakarta ini, Arief berharap agar ke depan Pemprov DKI bisa segera melanjutkan progres pembangunan jalur Transjakarta hingga ke wilayah CBD Ciledug. Sesuai dengan rute yang tertera di jalur bus Transjakarta koridor 13 dengan rute Blok M – Ciledug. Sebelumnya, penggunaan Koridor 13 telah disosialisasikan secara gratis pada 13 Agustus lalu. Kemudian penggunaannya mulai dikomersilkan pada sehari berikutnya, yakni tanggal 14 Agustus 2017. Saat ini, ada 6 dari 12 halte pada Koridor 13 yang telah beroperasi. Enam halte tersebut meliputi Halte Tendean, Halte Cipulir, Halte Mayestik, Halte Tirtayasa, Halte Adam Malik, dan Halte Puri Beta 2. Sepanjang 2012-2017, Pemprov DKI Jakarta dipimpin oleh tiga gubernur, yakni Joko Widodo (Jokowi), Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat. Koridor ini memang rancangan semasa kepemimpinan Gubernur Jokowi. Lantas pembangunan fisiknya baru terlaksana pada awal 2015. Koridor 13 ini dirancang berbeda dengan koridor lainnya, karena menggunakan jalur layang (elevated). (jpg/det/bha)
Sumber: