Penanganan Pelecehan Seksual Harus Dilakukan Keroyokan

Penanganan Pelecehan Seksual Harus Dilakukan Keroyokan

Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah saat diwawancarai wartawan di Hotel Le Dian Kota Serang, Rabu 24 April 2024.-Agung Gumelar-

TANGERANGEKSPRES.ID - Belakangan ini, di Kabupaten Serang tengah marak terjadi persoalan pelecehan seksual, seperti di Kecamatan Ciruas dan Kecamatan Cikeusal, yang mayoritas dialami oleh anak di bawah umur.

Penanganan itu, tidak bisa hanya dilakukan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Serang saja, namun harus dilakukan secara keroyokan dengan instansi lainnya seperti tokoh agama, tokoh masyarakat, pendidik, aparat penegak hukum, hingga organisasi yang bergelut di bidang perlindungan anak.

Hal itu disampaikan, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah kepada wartawan saat ditemui di Hotel Le Dian Kota Serang, Rabu 24 April 2024.

Tatu mengatakan, pemerintah daerah tidak bisa berjalan satu kaki untuk bisa meminimalisir kasus pelecehan seksual, maka diperlukan adanya kerjasama dengan beberapa instansi terkait yang membidangi urusan anak serta masyarakat.

Salah satu contohnya, kerjasama dengan kepolisian untuk memberikan pemahaman hukum, agar dapat berfikir dua kali terhadap konsekuensi yang menimpanya apabila melakukan perbuatan pelecehan seksual.

"Jadi, bukan hanya sebatas kita melaksanakan pembinaan kepada masyarakat, namun harus memberikan pemahaman hukum supaya dapat mengetahui konsekuensi apa yang didapat jika berbuat pelecehan seksual. Sehingga, kita perlu menggandeng instansi terkait untuk bisa meminimalisir kasus yang sedang marak ini," katanya.

Tatu mengakui, bahwa kasus pelecehan seksual ini masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemda Serang, untuk bisa mengatasinya agar tidak dapat terulang kembali.

Sehingga, perlu adanya turun ke lapangan untuk melihat kondisi masyarakat secara terus menerus, yang bertujuan agar masyarakat mau terbuka ketika terdapat kejadian pelecehan seksual di wilayahnya.

"Ini merupakan pekerjaan rumah bagi kita semua, saya rasa kejadian ini banyak yang belum terungkap, karena masyarakat ini takut serta bingung mau berbicara ke siapa dan kemana. Sehingga, kita harus turun langsung ke masyarakat supaya mereka mau terbuka, maka semakin banyak terungkap maka semakin mudah kita memberantasnya," ujarnya.

Dikatakan Tatu, kasus pelecehan seksual paling sering terjadi di dunia pendidikan antara guru dengan murid, padahal orangtua murid menitipkan anaknya ke sekolah untuk dibekali ilmu yang bermanfaat namun malah dilecehkan.

Sehingga, dirinya mengajak kepada tokoh agama, para alim ulama, tokoh masyarakat serta pendidik untuk ikut serta dalam mencegah terjadinya pelecehan seksual terhadap anak.

"Saya sangat geram, ketika mendengar adanya kasus pelecehan seksual di sekolah, orangtua menitipkan anaknya supaya belajar dengan rajin tapi malah dilecehkan, ini kan sangat aneh. Sehingga, ini menjadi pekerjaan rumah kita untuk kita atasi supaya tidak terjadi lagi," ucapnya. (*)

Sumber: