DP3AP2KB Gencarkan Program Bapak Dan Bunda Asuh Stunting, Apa Tujuannya?

DP3AP2KB Gencarkan Program Bapak Dan Bunda Asuh Stunting, Apa Tujuannya?

Kepala DP3AP2KP Kota Tangsel Cahyadi. Tri Budi--

TANGERANGEKSPRES.ID - Pemkot Tangsel terus menggencarkan penurunan angka stunting diwilayahnya. Salah satu cara yang telah dilakukan adalah melalui program bapak dan bunda asuh.

Dimana melalui program bapak dan bunda asuh tersebut, tugasnya adalah membina dan mengingatkan keluarganya untuk asupan kecukupan gizinya yang seimbang.

Deketahui, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (Hpk). Stunting disebabkan kurangnya asupan gizi dalam waktu lama serta terjadinya infeksi berulang.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Tangsel Cahyadi mengatakan, program bapak dan bunda asuh stunting belum berjalan maksimal selama ini.

"Makanya kita akan menggalakan kembali program bapak dan bunda asuh stunting ini," ujarnya kepada TANGERANGEKSPRES.ID, Kamis (14/3/2024).

Cahyadi menambahkan, dengan program tersebut diharapkan percepatan penurunan angka stunting di Kota Tangsel dapat berjalan secara terintegrasi. 

"Tuga bapak dan bunda stunting ini untuk membina, mengingatkan secara berjenjang kepada camat, lurah, RT, RW, yang paling terdekat mengingatkan keluarganya untuk asupan kecukupan gizinya agar seimbang," tambahnya. 

"Senarnya bapak dan bunda asuh stunting ini boleh siapa saja asalkan mereka mau," tuturnya.

Sementara itu, selama 2023 terjadi 836 kasus stunting balita di Kota Tangsel. Data tersebut berdasarkan dari EPPGBM Dinas Kesehatan Kota Tangsel. 2023.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel Allin Hendalin Mahdaniar mengatakan, ada beberapa penyebab terjadinya stunting di wilayahnya. Mulai dari kehamilan dengan status gizi kurang, mengalami kasus penyakit menular, tempat tinggal dan keluarga buang air besar sembarang.

"Ada juga tidak menggunakan KB pasca salin, paparan asap rokok, pemahaman yang rendah terhadap buku KIA dan stunting," ujarnya.

Allin menambahkan, pihaknya melakukan berbagai usaha untuk menurunkan stunting, mulai dari merakukan kunjungan rumah oleh tim ngider sehat, pelaksanaan pos gizi di seluruh kelurahan. Juga dilakukan pemberian makanan tambahan bagi balita dan ibu hamil.

"Kita juga melakukan edukasi kepada masyarakat terkait 1.000 hari pertama kehidupan untuk pencegahan terjadinya stunting," jelasnya.

Mantan Direktur RSU Kota Tangsel ini mengaku, pihaknya juga mengadakan pelatihan skiring deteksi intervensi dini tumbuh kembang dan pemberian makan balita dan anak pra sekolah bagi tenaga kesehatan.

Sumber: